Empat negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, Vietnam, Singapura, dan Malaysia, sedang bersaing untuk menjadi pemimpin regional dalam industri semikonduktor. Pertumbuhan pesat sektor chip global didorong oleh meningkatnya permintaan untuk kecerdasan buatan (AI) dan kendaraan listrik, menyoroti pentingnya sektor ini di pasar internasional.
Thailand
Thailand berencana untuk mempercepat investasi di sektor hulu dengan fokus pada semikonduktor dan baterai. Dewan Investasi (BOI) akan mengusulkan langkah-langkah baru kepada pemerintah di bawah pimpinan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra.
Sekretaris Jenderal BOI Narit Therdsteerasukdi mengungkapkan rencana untuk membentuk "Dewan Semikonduktor" guna mengawasi investasi di sektor ini dan menarik minat dari perusahaan-perusahaan di AS dan Eropa untuk berinvestasi di Thailand dalam beberapa tahun mendatang.
Vietnam
Dengan populasi yang besar dan relatif muda, Vietnam sedang muncul sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan semikonduktor di Asia Tenggara. Pemerintah Vietnam telah memprioritaskan sektor semikonduktor dalam perencanaan ekonominya dan memanfaatkan minat asing dalam lokasi outsourcing alternatif.
Sebagai langkah strategis, Vietnam sedang mengembangkan Undang-Undang Teknologi Digital (DTI) yang menawarkan berbagai insentif untuk menarik perusahaan chip global. Legislatif ini mencakup potongan pajak hingga 150% untuk biaya penelitian dan pengembangan, penggunaan tanah gratis hingga 10 tahun, dan visa dipercepat untuk ahli asing. Selain itu, perusahaan yang berinvestasi lebih dari $160 juta akan mendapatkan pendaftaran dipercepat serta pengecualian pada beberapa bahan mentah dan peralatan.
Kunjungan Presiden AS Joseph R. Biden pada 2023 menandai titik balik signifikan, diikuti dengan pengumuman proyek lokal oleh perusahaan-perusahaan AS di Vietnam. Tak lama setelah itu, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengunjungi Vietnam, disertai dengan pengumuman investasi besar dari perusahaan-perusahaan Belanda.
Nikkei Asia melaporkan bahwa Nvidia yang berbasis di AS saat ini sedang bernegosiasi dengan FPT Corporation Vietnam untuk mendirikan fasilitas penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan (AI). Selain itu, perusahaan semikonduktor Belanda Besi telah mengumumkan investasi sebesar USD 164 juta di Vietnam.
Singapura
Sejak tahun 1960-an dan 1970-an, Singapura dan Malaysia telah memperkuat posisi mereka dalam rantai pasokan semikonduktor global. Baru-baru ini, Singapura semakin memperkuat posisinya setelah kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Modi menandatangani empat nota kesepahaman untuk memperdalam kerja sama dalam semikonduktor, teknologi digital, pengembangan keterampilan, dan kesehatan. Berdasarkan kesepakatan ini, Singapura akan mendukung pertumbuhan industri semikonduktor di India, sementara India akan memfasilitasi masuknya perusahaan-perusahaan Singapura dan pengembangan rantai pasokan di pasar besar tersebut.
Meskipun ukurannya kecil dan biaya operasionalnya tinggi, Singapura memainkan peran penting dalam industri semikonduktor global, menyumbang 11% dari produksi chip global dan sekitar 20% dari produksi peralatan semikonduktor.
Negara ini bertujuan untuk meningkatkan sektor manufakturnya sebesar 50% antara tahun 2021 dan 2030 dan menjadi pusat kecerdasan buatan (AI). Saat ini, semikonduktor menyumbang hampir setengah dari output manufaktur Singapura dan 7% dari PDB-nya.
Sebagai pelopor industri semikonduktor ASEAN, Singapura memiliki infrastruktur R&D yang sangat kompetitif dan tetap menjadi pemain global utama dalam manufaktur canggih.
Malaysia
Malaysia juga memiliki fokus yang kuat pada peningkatan posisinya dalam rantai pasokan semikonduktor global. Perdana Menteri Anwar Ibrahim telah menekankan pentingnya transisi ke manufaktur chip bernilai tinggi, menyebutnya sebagai "tujuan kritis" dan babak baru dalam sejarah negara tersebut.
Melalui Rencana Induk Industri Baru 2030, pemerintah Malaysia bertujuan untuk unggul dalam desain chip untuk kendaraan listrik (EV) dan kecerdasan buatan (AI), serta menarik investasi dalam manufaktur wafer canggih. Menteri Perdagangan Internasional dan Industri akan memimpin upaya strategis untuk menarik "investasi strategis" di sektor semikonduktor, yang kini menyumbang hampir setengah dari pendapatan ekspor manufaktur negara tersebut.
Sebagai bagian dari strategi ini, Malaysia fokus pada perannya yang signifikan dalam rantai pasokan chip global, di mana negara ini sudah menyumbang 13% dari sektor perakitan, pengujian, dan pengemasan. Negara ini juga memperkuat posisinya di sektor pengguna akhir, terutama dalam aplikasi otomotif. Tahun lalu, Tesla mendirikan kantor pusat regionalnya di Malaysia, dan produsen EV China juga telah berinvestasi di negara tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News