mengungkap rahasia garis wallace sebagai penghalang persebaran spesies - News | Good News From Indonesia 2024

Mengungkap Rahasia Garis Wallace sebagai Penghalang Persebaran Spesies

Mengungkap Rahasia Garis Wallace sebagai Penghalang Persebaran Spesies
images info

Sebuah studi baru mengungkap alasan di balik perbedaan signifikan antara spesies hewan yang hidup di sisi-sisi berbeda dari batas-batas alam tertentu. Pulau-pulau, terutama yang terisolasi, telah lama menjadi fokus dalam biologi evolusi. Isolasi geografis memungkinkan spesies berkembang secara independen, menghasilkan keanekaragaman hayati yang luar biasa.

Batas-batas ini, meskipun tidak terlihat, memiliki dampak mendalam pada distribusi dan adaptasi hewan. Misalnya, di perairan di luar Tanjung Harapan, pertemuan antara Samudra Atlantik dan Samudra Hindia menciptakan zona transisi bawah laut yang berfungsi sebagai penghalang bagi beberapa spesies.

Temuan serupa ditemukan oleh Alfred Russel Wallace di Kepulauan Melayu, sebuah wilayah yang terdiri dari ribuan pulau dengan keanekaragaman hayati yang mengagumkan.

Dampak Tectonics Pelat pada Keanekaragaman Spesies

Wallace, meskipun sering dibandingkan dengan Darwin, diakui sebagai pelopor dalam memahami distribusi spesies. Garis Wallace bertindak sebagai penghalang bagi spesies yang bergerak ke arah timur dari Asia, menghasilkan perbedaan mencolok antara spesies di kedua sisi garis tersebut. Misalnya, komodo kini ditemukan di pulau-pulau di Indonesia timur, meskipun fosilnya pertama kali muncul di Australia lebih dari 3 juta tahun yang lalu.

Keberadaan garis ini mencerminkan dampak signifikan dari dinamika permukaan Bumi yang terus berubah, di mana pelat-pelat tektonik utama telah bergerak dan bertabrakan selama jutaan tahun. Kepulauan Melayu, yang merupakan area tektonik yang kompleks, terletak di persimpangan beberapa pelat.

Secara historis, dua daratan - Paleo-Sunda di barat dan Sahul di timur - ada selama Zaman Es ketika tingkat laut lebih rendah. Benua Sahul, yang mencakup Australia, Tasmania, Papua Nugini, dan Kepulauan Aru, mendekati rak benua Sunda sekitar 20 hingga 25 juta tahun yang lalu, pada akhir Oligosen atau awal Miocene. Pergerakan ke utara dari Pelat Australia membawa serta komunitas unik burung, reptil, dan marsupial, yang semakin mempersulit distribusi spesies di wilayah tersebut.

Peta Kepulauan Indonesia yang Menunjukkan Perjalanan Wallace | Sumber: Wikimedia Commons
info gambar

Kontribusi Garis Wallace untuk Memahami Distribusi Spesies

Signifikansi Garis Wallace terletak pada perbedaan mencolok antara spesies di kedua sisi garis tersebut. Di sisi barat, yang lebih dekat dengan Asia, hanya ditemukan hewan-hewan Asia, sedangkan di sisi timur, yang lebih dekat dengan Australasia, terdapat campuran spesies Australasia dan Asia. Wallace juga mengamati bahwa sementara hewan Asia dapat melintasi garis ini, hewan Australasia tidak bisa.

Sebuah studi terbaru, yang diterbitkan pada 6 Juli di jurnal Science, menggunakan model komputer untuk mensimulasikan dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh pergeseran benua terhadap spesies. Model tersebut menganalisis lebih dari 20.000 spesies dari kedua sisi Garis Wallace, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti penyebaran, preferensi ekologi, dan hubungan evolusi.

Hasilnya menunjukkan bahwa spesies Asia lebih cocok dengan Kepulauan Melayu pada masa itu, sementara spesies dari benua Australia yang lebih kering kesulitan untuk bertahan hidup di pulau-pulau tropis yang lembab. Sebaliknya, spesies yang lebih toleran terhadap curah hujan lebih berhasil bermigrasi ke Australia.

Mengapa spesies Asia lebih beradaptasi dibandingkan spesies Australia?

Perubahan iklim besar di masa lalu dipengaruhi oleh pergerakan benua dan efeknya pada lautan Bumi, bukan hanya oleh pergerakan itu sendiri. Alex Skeels, penulis utama studi tersebut, menjelaskan bahwa saat Australia menjauh dari Antartika, terbuka area laut dalam yang sekarang ditempati oleh Arus Lingkar Antartika (ACC), yang menyebabkan iklim global menjadi lebih dingin.

Perubahan iklim ekstrem ini mempengaruhi spesies di kedua sisi Garis Wallace dengan cara yang berbeda. Asia Tenggara dan Kepulauan Melayu tetap hangat dan lembab, memungkinkan spesies Asia beradaptasi lebih berhasil dan menggunakan pulau-pulau sebagai "jembatan" untuk mencapai Australia. Sebaliknya, spesies Australia yang berevolusi di iklim yang lebih dingin dan kering kesulitan beradaptasi dengan pulau-pulau tropis.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

DP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.