Keragaman suku dan budaya di Indonesia menyimpan banyak sekali tradisi unik yang wajib dieksplor. Tradisi unik tersebut salah satunya datang dari masyarakat Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Adat-istiadat unik tersebut telah diturunkan sejak zaman Kesultanan Banjar pada abad ke-16 dan masih dilestarikan hingga sekarang. Masyarakat Banjar memiliki tradisi untuk menyajikan 41 macam wadai di momen-momen khusus mereka, seperti ritual budaya, upacara adat, pernikahan, dan syukuran lainnya. Penyajian 41 macam wadai ini merupakan bentuk syukur atas rejeki yang melimpah.
Wadai sendiri adalah cemilan atau kue tradisional khas daerah Banjarmasin. Nama wadai bukan hanya merujuk pada satu jenis kue saja, melainkan semua jenis kue tradisional yang disajikan merupakan wadai.
Ke-41 macam wadai ini disajikan lengkap ketika momen spesial karena masyarakat Banjar meyakini 41 merupakan angka yang sakral, sama seperti hari ke-41. Tradisi ini turun-temurun dilakukan hingga sekarang, khususnya ketika ada sebuah perayaan tertentu.
Namun, 41 macam wadai bahkan lebih banyak jenis lainnya juga dapat Kawan jumpai di warung wadai yang buka di pinggir jalan. Kalau biasanya sarapan dengan roti, masyarakat Kalimantan justru menyantap wadai dengan segelas kopi. Hal ini menjadikan maraknya penjual wadai yang bisa Kawan temui di sepanjang jalan.
Yuk, kita kenalan sama 41 macam wadai Banjar! Yang pertama ada ilat sapi, garigit, sasagun, lupis, pais pisang, hintalu karuang, wadai satu, gincil, ketupat balamak, bubur sagu, serabi, putri selat, patah, pais sagu, pais waluh, dadar gulung, agar-agar habang, wadai gayam, amparan tatak, pundut, dan ipau.
Lanjut lagi ada bingka, bingka berandam, kararaban, kikicak, bulungan hayam, kelalapon, cingkarok batu, wajik, apam, undi-undi, untuk-untuk, sarimuka, wadai balapis, cincin, cucur, lamang, gagatas, gaguduh, dan ronde.
Ke-41 macam wadai tersebut memiliki keunikan yang beragam mulai dari rasa manis, asin, bertekstur empuk, berongga, disajikan dengan kuah, hingga penggunaan buah-buahan serta warna yang bervariasi. Wah, jangan bingung Kawan mau coba yang mana, berikut 5 rekomendasi wadai Banjar yang wajib Kawan coba!
Baca juga: Intip Uniknya Nasi Kuning Bumbu Habang Khas Kalimantan
Amparan Tatak
Amparan tatak merupakan jenis wadai yang sangat populer dan digemari berbagai kalangan. Wadai yang satu ini memiliki cita rasa komplit berupa manis dan gurih dalam satu gigitan.
Bahan dasar amparan tatak yaitu tepung beras yang dilarutkan dengan santan, sehingga memunculkan rasa gurih dari santan dan tekstur lembut dari tepung beras. Sementara cita rasa manis diperoleh dari buah pisang yang hadir di tengah lapisan.
Wadai ini sangat laris ketika memasuki bulan Ramadan karena sangat cocok disajikan sebagai takjil untuk berbuka puasa. Satu porsi amparan tatak dapat Kawan beli dengan harga mulai dari 25 ribu rupiah.
Bingka Kentang
Seperti namanya, wadai ini berbahan dasar kentang yang dihaluskan. Kentang kemudian dicampur dengan bahan-bahan lain seperti santan, telur, kelapa parut, gula, dan garam. Setelah itu, adonan dikukus atau dipanggang hingga matang.
Biasanya adonan dipanggang di dalam loyang berbentuk bulat kecil atau berbentuk bunga hingga bagian bawah wadai berwarna kecokelatan dan sedikit gosong sehingga garing ketika dimakan.
Bingka kentang juga menjadi salah satu wadai yang paling laris dan diincar warga karena memiliki tekstur lembut serta cita rasa manis. Kawan bisa mengeluarkan 2 ribu rupiah untuk satu bingka kentang berbentuk bulat dan 30 ribu rupiah untuk bingka kentang berbentuk bunga.
Untuk-untuk
Wadai yang satu ini namanya unik tetapi sebenarnya memiliki rasa yang sama seperti roti. Untuk-untuk kerap dijadikan sebagai pengganjal perut sebelum makan siang. Namun, wadai ini juga laku keras saat pagi hari, di mana banyak menjadikannya sebagai sarapan dan bekal untuk dibawa ke kantor maupun sekolah.
Yang unik dari untuk-untuk adalah penggunaan pisang, unti atau inti kelapa gula merah, hingga kacang hijau sebagai isiannya. Sementara itu, adonan luar sama persis dengan roti yang berbahan tepung terigu, ragi, dan gula. Adonan kemudian diisi isian dan digoreng hingga berwarna cokelat.
Untuk-untuk menjadi wadai yang sangat terjangkau karena hanya dengan 5 ribu rupiah Kawan bisa mendapatkan tiga hingga empat biji untuk-untuk!
Baca juga: Tiang Bendera Tertinggi di Indonesia Mencapai 79 Meter ada di IKN
Ilat Sapi
Bukan, wadai yang satu ini bukan berasal dari suatu bagian tubuh sapi. Dinamakan ilat sapi karena bentuk dan warnanya yang mirip dengan lidah sapi.
Ilat sapi terbuat dari tepung terigu, telur, soda kue, gula, dan minyak goreng. Jenis gula akan mempengaruhi warna dari ilat sapi itu sendiri. Jika menggunakan gula merah maka adonan akan berwarna cokelat setelah dipanggang. Namun, kalau menggunakan gula pasir putih maka adonan yang dihasilkan berwarna krem seperti adonan roti.
Pembuatan ilat sapi sangat sederhana. Bahan-bahan tadi diaduk, dicetak, lalu dipanggang di dalam oven hingga siap disajikan. Biasanya penjual akan membungkus ilat sapi per 5 biji dan dijual dengan harga mulai dari 10 ribu rupiah.
Pais Waluh
Waluh dalam bahasa Banjar berarti labu. Wadai pais waluh berbahan dasar labu yang dikukus dan dihancurkan. Wadai ini memiliki cita rasa manis dan tekstur crunchy karena ada campuran parutan kelapa di dalamnya.
Labu yang telah dikukus kemudian dihancurkan hingga lembut dan dicampur dengan tepung sagu serta parutan kelapa. Setelah itu, adonan dibungkus daun pisang dan ditengah adonan diberi gula merah. Pais waluh siap disajikan setelah dikukus selama kurang lebih 15 menit.
Wadai ini cocok disantap ketika hangat karena gula di dalam adonan akan lumer di mulut. Kawan bisa menyantap pais waluh dengan harga 2 ribu per bijinya.
Itu dia Kawan 5 rekomendasi wadai Banjar yang wajib Kawan coba ketika berkunjung ke Kalimantan. Bagaimana, siap untuk ketagihan?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News