Nasi merupakan olahan dari beras yang menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia. Telah banyak ragam olahan dari nasi yang memiliki cita rasa unik sehingga tidak menimbulkan rasa bosan ketika mengkonsumsinya. Salah satu olahan nasi khas Nusantara yang unik karena memiliki warna cerah dan aroma rempah yang kuat adalah nasi kuning.
Nasi kuning bukan berasal dari beras berwarna kuning melainkan dari campuran kunyit dan bahan lain seperti serai, daun pandan, lengkuas, dan jahe. Bahan-bahan ini yang membuat semerbak aroma nasi menyebar hingga ke sudut ruangan.
Indonesia dengan ribuan pulaunya memiliki beragam cara penyajian nasi kuning yang khas dari masing-masing daerah. Salah satu yang istimewa datang dari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Yuk, telusuri keistimewaan nasi kuning dari berbagai daerah hingga yang tersaji di Kalimantan!
Baca juga: Mengenal Indonesia Lewat Kuliner Khas Jawa Tengah
Sejarah dan Makna Filosofis Nasi Kuning Nusantara
Nasi kuning diyakini sudah ada sejak ribuan tahun silam, tepatnya muncul saat kerajaan Majapahit berdiri. Semenjak kemunculannya di tanah Jawa, nasi kuning menjadi sebuah sajian yang hanya dihidangkan ketika ada acara sakral, antara lain upacara adat, perayaan kelahiran, dan syukuran panen raya.
Hadirnya nasi kuning di momen-momen khusus tidak lepas dari makna filosofis nasi kuning sendiri. Masyarakat Hindu di era Majapahit menghidangkan nasi kuning kepada dewa-dewi sebagai bentuk terima kasih sekaligus sebagai bentuk permohonan akan keselamatan dan terhindar dari malapetaka.
Selain itu, masyarakat Jawa percaya bahwa warna kuning pada nasi kuning melambangkan emas yang bermakna penuh dengan kekayaan serta kemakmuran. Nasi kuning yang dibentuk segitiga dan biasa dijumpai pada acara khusus atau lebih dikenal dengan sebutan tumpeng juga melambangkan gunung emas.
Lambang tersebut memiliki arti kemakmuran dalam hidup dan rasa terima kasih atas berkat kepada Yang Maha Kuasa. Nasi kuning di setiap acara menjadi simbol harapan sebagai pembawa berkah, kekayaan, dan kemakmuran dalam hidup.
Nasi kuning tetap bertahan dan dilestarikan dari masa ke masa sebagai olahan khas Nusantara hingga saat ini. Meskipun berasal dari Pulau Jawa, nasi kuning di tiap daerah disajikan dengan beragam pelengkap dan nilai filosofis tersendiri, loh!
Baca juga: Mencari Destinasi Wisata Kuliner Terbaik di Asia Tenggara? Kota-kota Ini Bisa Menjadi Pilihan Terbaik
Ragam Nasi Kuning Nusantara
Masyarakat Indonesia memang ahli dalam modifikasi terutama dalam menyesuaikan suatu hal dengan selera mereka, tak terkecuali nasi kuning. Menu yang satu ini memiliki berbagai cara sajian yang berbeda-beda di tiap daerah Indonesia.
Di daerah Jawa, nasi kuning bisa dijumpai di warung makan pinggir jalan hingga restoran bintang lima. Sajian nasi kuning dilengkapi dengan tumis sayuran seperti wortel dan kacang panjang, tak lupa mie goreng dan orek tempe. Selain itu juga dilengkapi dengan lauk, umumnya berupa ayam goreng atau telur rebus.
Sebagai pelengkap, nasi kuning Jawa juga menghadirkan lalapan timun dan selada. Di atas nasi kuning juga ditaburi dengan bawang goreng yang akan menambah cita rasa. Selain nasi kuning biasanya penjual juga menawarkan aneka sate seperti sate usus dan telur puyuh.
Berbeda dengan nasi kuning Jawa, di Sulawesi biasanya nasi kuning disajikan dengan lauk abon ikan. Di daerah Gorontalo dan Manado misalnya, abon ikan cakalang menjadi hal yang wajib disajikan bersama nasi kuning. Hangat dan harumnya nasi kuning ditambah pedas dan gurih dari abon ikan melebur sempurna di dalam mulut.
Sajian nasi kuning ini dilengkapi dengan berbagai pelengkap seperti acar timun dan wortel, kentang balado, hingga lauk lainnya seperti ayam atau telur. Namun, cukup dengan nasi kuning ditambah abon ikan saja sudah sangat lezat!
Baca juga: Dawet Ringin Pak Bardi, Warisan Kuliner Purwomartani yang Bikin Nagih
Nasi Kuning Banjar khas Kalimantan
Keistimewaan nasi kuning Banjar terletak pada bumbu habang, yaitu bumbu khas dari daerah Banjarmasin. Habang sendiri memiliki arti merah dalam bahasa Banjarmasin karena sejatinya bumbu ini berbahan utama cabai merah yang dikeringkan. Lalu, apa yang spesial dari bumbu habang ini?
Tidak seperti bumbu merah yang biasanya pedas, bumbu habang memiliki rasa agak manis dan cenderung tidak pedas. Bumbu habang juga memiliki aroma yang unik dan bikin ketagihan, Kawan!
Rasa manis pada bumbu habang diperoleh dari gula merah, sementara tidak adanya rasa pedas karena pada prosesnya tidak menggunakan biji cabai. Selain itu, rasa yang khas datang dari penggunaan terasi bakar dan kayu manis yang membuat lidah semakin bergoyang menikmatinya.
Nah, bumbu habang ini biasanya dilumuri di atas lauk yang jenisnya juga beragam. Lauk yang menjadi khas nasi kuning Banjar adalah ikan haruan atau dikenal dengan ikan gabus. Selain itu, juga ada ayam bumbu habang dan hintalu atau telur rebus bumbu habang.
Kalau nasi kuning Jawa menggunakan mie, nasi kuning Banjar dilengkapi dengan bihun, orek tempe, serta serundeng sebagai pelengkap. Nasi kuning Banjar juga tidak dimakan bersama lalapan termasuk timun.
Di Kalimantan sendiri, nasi kuning sangat mudah ditemui di sepanjang jalan mulai dari perumahan hingga jalan raya. Nasi kuning juga menjadi menu andalan untuk bekal dan sarapan, bagi anak-anak hingga orang tua.
Tips untuk Kawan yang ingin berkunjung ke Kalimantan khususnya daerah Banjarmasin dan berniat membeli nasi kuning, ada sesuatu yang harus Kawan tau! Kalau penjualnya menanyakan pertanyaan, “iwak nya handak apa?" itu berarti “apa lauknya?" Kawan bisa langsung menyebutkan apa lauk yang Kawan inginkan, ya!
Jangan lupa untuk mencicipi nasi kuning habang khas Kalimantan, Kawan!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News