Halo, Kawan GNFI! Mungkin kalian tidak asing dengan jajanan tradisional yang satu ini. Jajanan tersebut masih sering kita temui dengan gerobak dan bunyi nyaring khasnya, “tuuuut… tuuuut.”
Yap, kue putu. Kue putu merupakan jajanan tradisional yang masih cukup diminati hingga saat ini. Kue ini terbuat dari tepung beras yang diisi dengan gula merah dan ditaburi kelapa parut serta dicetak pada batang bambu. Cara memasaknya adalah dengan cara dikukus.
Meskipun kue putu merupakan jajanan tradisional yang terkenal di Indonesia, beberapa sumber mengatakan bahwa kue ini berasal dari Tiongkok dan mulanya disebut dengan ‘XianRoe Xiao Long’.
Kue ini telah ada sejak 1200 tahun yang lalu pada masa Dinasti Ming. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa kue putu berasal dari India dan disebarkan di Indonesia melalui pendatang dan jalur perdagangan.
Mengenal Tradisi Keakraban dalam Kuliner Kue Tamo Khas Sangir
Kini kue putu telah mengalami perkembangan dan perubahan. Seperti isian kue putu di Indonesia bukan dari kacang hijau seperti di Tiongkok, melainkan menggunakan gula aren atau gula jawa.
Di Indonesia sendiri, kue putu terkenal di beberapa daerah, yakni Jawa, Bali, hingga daerah Sulawesi. Tentunya, keberadaan kue putu di setiap daerah ini memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing.
Dibalik manisnya jajanan tradisional ini, ternyata kue putu memiliki makna dan nilai filosofis yang tidak banyak orang tahu.
Makna dan Nilai Filosofis Kue Putu
Kue putu merupakan singkatan dari ‘Pencari Uang Tenaga Uap’, yang kemudian disingkat dan membentuk kata PUTU. Namun, dalam bahasa Jawa dan Bali sebutan putu berakar pada istilah kuno dalam bahasa Jawa, ‘puthon’ yang berarti bundar atau lingkaran. Hal ini merujuk pada bentuk rongga bambu yang digunakan dalam pembuatan kue putu. Sedangkan dalam bahasa Tamil, ‘puttu’ berarti tepung beras.
Merujuk pada istilah ‘Pencari Uang Tenaga Uap’, kue putu bukan hanya sekadar jajanan tradisional. Kue putu menggambarkan simbol kesederhanaan dan kebersamaan. Proses pembuatannya yang menggunakan tenaga uap mencerminkan cara hidup yang tidak tergesa-gesa, tetapi penuh ketekunan dan kesabaran.
Kue Ape, Jajanan Tradisional Khas Betawi yang Bisa Dijumpai di Berbagai Daerah Indonesia
Selain itu, bunyi khas dari uap yang keluar saat kue dimasak, menjadi panggilan bagi masyarakat sekitar untuk berkumpul, berbagi cerita, dan menikmati momen kebersamaan. Dalam kesederhanaan dalam pembuatannya, kue putu membawa makna tersirat bahwa kebahagiaan tidak selalu berasal dari hal-hal besar, tetapi justru dari hal-hal sederhana yang dilakukan dengan penuh keikhlasan.
Lebih dari itu, nilai-nilai kehidupan pada para pedagang kue putu mengajarkan kita tentang ketekunan dan kerja keras dalam mencari nafkah. Cara pembuatan kue putu yang sederhana, dengan bahan-bahan yang mudah ditemui menjadikan kue putu sebagai sasaran bagi para pedagang yang tidak memiliki modal lebih untuk berjualan.
Dengan bahan yang sederhana, cara memasak yang masih tradisional nyatanya dapat menghidupi sebuah keluarga. Di tengah perkembangan saat ini, para pedagang kue putu dapat menunjukkan bahwa dengan kreativitas, kerja keras, dan dedikasi, mereka mampu menciptakan penghidupan yang cukup dari sesuatu yang tampaknya sederhana.
Setiap kue putu yang mereka jual bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga hasil dari perjuangan sehari-hari yang penuh makna.
Kue putu lebih dari sekadar jajanan manis. Kue ini merupakan cerminan dari kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai filosofis tentang kehidupan dan simbol kebersamaan yang kuat.
Di tengah gempuran modernisasi, kue putu tetap menjadi pengingat akan pentingnya menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Referensi:
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kue_putu
https://www.pinterpolitik.com/pinter-ekbis/mengenal-kue-putu/
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News