Kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) adalah masalah yang sering terjadi di Indonesia. Di tahun 2023, misalnya, terjadi kebakaran di berbagai daerah di Indonesia, seperti di TPA Sarimukti di Bandung Barat, TPA Putri Cempo di Solo, hingga TPA Jatibarang di Semarang.
Dilansir dari Kompas, sepanjang tahun 2023, tercatat sebanyak 14 tempat pembuangan akhir (TPA) di Indonesia mengalami musibah kebakaran. Kemudian di tahun 2024, kebakaran terjadi di TPA Alak, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu (14/7/2024).
TPA merupakan lokasi di mana sampah dari berbagai daerah dikumpulkan dan diproses. Namun, beberapa faktor menyebabkan TPA rentan terhadap kebakaran, baik secara alami maupun akibat ulah manusia. Berikut adalah beberapa penyebab mengapa kebakaran di TPA di Indonesia masih sering terjadi.
Gas Metana yang Mudah Terbakar
Salah satu penyebab utama kebakaran di TPA adalah akumulasi gas metana. Metana adalah gas yang sangat mudah terbakar dan jika terdapat cukup konsentrasi di udara, dapat memicu ledakan atau kebakaran. Gas ini terbentuk dari proses dekomposisi sampah organik di bawah tumpukan sampah yang tertutup.
Di banyak TPA di Indonesia, pengelolaan dan pemantauan gas metana tidak dilakukan secara optimal. Tanpa sistem ventilasi yang baik, metana bisa terperangkap di dalam tumpukan sampah, menciptakan kondisi yang sangat berbahaya.
Selain itu, peningkatan suhu pada siang hari dapat meningkatkan tekanan dalam tumpukan sampah, mempercepat pelepasan gas metana ke udara. Adanya sumber api, seperti puntung rokok atau percikan api dari peralatan, kebakaran bisa terjadi dengan cepat dan sulit dikendalikan.
Sistem Pengelolaan Sampah Terbuka (Open Dumping)
Dalam sistem ini, sampah hanya ditumpuk begitu saja tanpa adanya pemilahan dan pengolahan terlebih dahulu. TPA Terbuka berarti semua jenis sampah, tidak ada pengurangan, tidak ada pemilahan. Sampah anorganik dan organik bercampur menjadi satu ini kemudian menghasilkan gas metana.
Tumpukan sampah yang tinggi dan padat dapat menghasilkan panas yang cukup tinggi, terutama pada bagian dalam tumpukan. Panas ini kemudian dapat memicu terjadinya pembusukan anaerob yang menghasilkan gas metana. Gas metana yang mudah terbakar ini sangat berpotensi memicu kebakaran apabila bersentuhan dengan sumber api.
Baca juga: Yuk, Terapkan 5 Tips Mengolah Sampah Makanan agar Lebih Ramah Lingkungan
Kekeringan dan Suhu Tinggi
Kondisi cuaca ekstrem, terutama pada musim kemarau yang panjang, dapat memperburuk risiko kebakaran di TPA. Suhu tinggi dan kekeringan membuat tumpukan sampah lebih mudah terbakar. Dalam kondisi ini, sampah menjadi sangat kering dan bahkan percikan kecil pun dapat memicu kebakaran.
Di banyak daerah di Indonesia, musim kemarau bisa berlangsung berbulan-bulan, meningkatkan risiko kebakaran di TPA. Selain itu, minimnya upaya mitigasi, seperti penyiraman rutin atau pencegahan penumpukan sampah di area terbuka, memperparah kondisi ini. Sebagai hasilnya, kebakaran bisa terjadi secara tiba-tiba dan menyebar dengan cepat, mempengaruhi area yang luas.
Kurangnya Pengelolaan dan Pengawasan TPA
Banyak TPA di Indonesia dikelola dengan standar yang rendah. Minimnya pengawasan, baik dari pihak pemerintah maupun operator TPA, menyebabkan banyak faktor pemicu kebakaran tidak terdeteksi sejak dini. Sistem pemantauan yang tidak memadai membuat kebakaran sering kali baru diketahui setelah api sudah menyebar luas, sehingga upaya pemadaman menjadi lebih sulit.
Selain itu, kurangnya pemanfaatan teknologi dan peralatan yang canggih untuk mendeteksi gas metana, suhu, atau kondisi berbahaya lainnya juga memperparah situasi. Di beberapa TPA, metode pembuangan sampah yang tidak sesuai prosedur, seperti membakar sampah untuk mengurangi volume, juga kerap menjadi penyebab kebakaran yang tidak terkontrol.
Kebakaran di TPA di Indonesia adalah masalah yang kompleks dengan berbagai penyebab yang saling terkait. Diperlukan pengelolaan TPA yang lebih baik, seperti pemantauan gas metana, pemilahan sampah, peningkatan pengawasan, serta edukasi kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya kebakaran.
Sumber:
https://www.kompas.com/properti/read/2023/10/11/103000821/sepanjang-2023-14-tpa-di-indonesia-alami-kebakaran
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News