Desa Labuhan Pandan, yang terletak di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, dikenal memiliki potensi alam yang kaya dan beragam. Salah satu sektor utama penggerak perekonomian masyarakat Desa Labuhan Pandan adalah sektor peternakan.
Tradisi beternak sudah menjadi tradisi yang mengakar setelah bencana gempa bumi Lombok tahun 2018 lalu. Peternakan dipilih oleh masyarakat sebagai penunjang kehidupan karena lebih mudah dilakukan pasca-gempa bumi.
Dengan sumber daya alam yang melimpah, Desa Labuhan Pandan memiliki berbagai peluang untuk mengembangkan peternakan yang berkelanjutan dan produktif. Di Desa Labuhan Pandan sendiri, masyarakat umumnya beternak sapi, kerbau, kambing, dan ayam.
Sapi Bali menjadi salah satu jenis ternak yang dominan karena memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan setempat. Selain itu, kambing juga banyak dipelihara, terutama untuk memenuhi kebutuhan daging lokal yang tinggi, serta untuk keperluan adat dan upacara tradisional.
Rumput Laut Punya Peluang Besar di Sektor Maritim, Bagaimana Potensinya?
Hijauan pakan ternak merupakan komponen penting dalam penyediaan pakan ternak khususnya ternak ruminansia, terutama di daerah pedesaan, seperti Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.
Sebagai salah satu desa yang menggantungkan sektor peternakan sebagai penopang kehidupan kesejahteraan warganya, ketersediaan hijauan pakan yang berkualitas menjadi krusial untuk menunjang kesehatan dan produktivitas ternak.
Namun, seperti banyak desa lainnya, Labuhan Pandan juga menghadapi berbagai masalah dalam penyediaan hijauan pakan yang memadai dan kurang optimalnya produktivitas ternak. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi produktivitas peternakan di Desa Labuhan Pandan adalah keterbatasan pakan berkualitas, terutama hijauan pakan.
Pakan yang tersedia sering kali tidak mencukupi kebutuhan nutrisi ternak, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal tersebut disebabkan oleh ketersediaan hijauan pakan menurun sehingga produktivitas peternakan akan menurun pula, terutama pada musim kemarau.
Beberapa permasalahan seperti keterbatasan lahan penyediaan hijauan, ketersediaan pakan ternak bernutrisi yang kurang optimal, pergantian musim yang tidak menentu, dan kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan budidaya tanaman pakan, membuat kurang optimalnya distribusi hijauan pakan dan penurunan produktivitas ternak di Desa Labuhan Pandan.
Keajaiban Owasiwasika, Rumput Ungu yang Muncul Tiap Mei di Wamena
Oleh sebab itu, dibutuhkan varietas tanaman pakan yang bernutrisi tinggi, memiliki palatabilitas tinggi, dan produksi biomassa yang tinggi pula.
Pada hari Kamis, 11 Juli 2024, telah dilaksanakan program kerja “Penyuluhan dan Pelatihan Budidaya Gama Umami” sebagai salah satu solusi dari kekurangan hijauan yang bermutu baik dan berkualitas demi meningkatkan produktivitas ternak warga.
Kegiatan tersebut berhasil dilaksanakan oleh Valentino Bayu Adi selaku PIC dan Fahria Karima Benevalanti, mahasiswa bantu dari tim KKN-PPM UGM Sambelia unit NB-002, dengan Dosen Pembimbing Lapangan Dwi Umi Siswanti, S. Si., M. Sc. pada lahan pertanian warga di Dusun Pulur, Desa Labuhan Pandan, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Aktivitas ini didampingi oleh Suarjo selaku Kepala Dusun Pulur, Desa Labuhan Pandan dan Haji Arif selaku Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dusun Pulur.
Rumput Gama Umami (Pennisetum purpureum cv. Gama Umami) adalah jenis rumput gajah yang berhasil dikembangkan melalui mutasi genetik menggunakan radiasi sinar gamma oleh Dosen dari Fakultas Peternakan Prof. Ir. Nafiatul Umami, S.Pt., M.P., Ph.D., IPM., ASEAN Eng., beserta tim.
Jika dibandingkan dengan rumput gajah biasa, varietas ini memiliki keunggulan daya palatabilitas baik, produksi biomassa yang jauh lebih tinggi. Frekuensi panennya bisa mencapai enam kali setahun sehingga menjadikannya pilihan yang sangat menguntungkan bagi peternak.
Dari hasil pengujian komposisi kimia rumput Gama Umami, diketahui kandungan protein kasar 11,21%–14,7%, lemak kasar 3,40%, serat kasar 34,26, ADF 45,84% dan NDF 66,00%. Dari hasil uji tersebut diketahui bahwa rumput Gama Umami memiliki kandungan nutrien yang sangat baik apabila diberikan kepada ternak ruminansia.
Rumput ini juga memiliki morfologi yang lebih unggul dibandingkan dengan rumput gajah pada umumnya yaitu memiliki daun yang lebih lebar dan halus, ruas batang yang aktif bertumbuh, bulunya lebih sedikit, mudah beradaptasi pada lahan kering, serta batang lebih lunak dan manis sehingga cenderung lebih disukai oleh ternak.
Rumput Gama Umami, Tumbuhan dengan Beragam Manfaat yang Dikembangkan UGM
Setelah dilakukan pemeliharaan selama empat minggu pasca-penanaman stek, Gama Umami yang ditanam memberikan hasil positif berupa penambahan pertumbuhan tinggi sekitar 30 cm.
Pemanenan pertama biasanya dilakukan saat rumput berumur 12 minggu dan kemudian untuk pemanenan selanjutnya bisa dilakukan saat rumput berumur 45—60 hari tergantung musim.
Menurut Haji Arif selaku pendamping lapangan sekaligus pendamping monitoring pertumbuhan Gama Umami, ia menyatakan bahwa program kerja ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat. Namun, juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan di lapangan.
Melalui penyuluhan, peternak menjadi lebih sadar akan pentingnya pakan hijauan berkualitas seperti Gama Umami untuk meningkatkan produktivitas ternak mereka.
Pelatihan budidaya Gama Umami yang diberikan juga sangat bermanfaat, karena para warga dapat melihat langsung proses budidaya Gama Umami dari bentuk stek hingga menjadi rumput seperti sekarang dan bagaimana Gama Umami ini bisa diintegrasikan ke dalam sistem pemeliharaan ternak mereka.
Keseluruhan program berhasil meningkatkan kapasitas peternak dan berpotensi untuk meningkatkan hasil produksi ternak di masa mendatang.
Dengan diadakannya program “Penyuluhan dan Pelatihan Budidaya Gama Umami”, diharapkan warga Desa Labuhan Pandan dapat mengembangkan varietas baru rumput gajah tersebut dengan optimal sehingga kebutuhan hijauan pakan ternak dapat tercukupi.
Selain itu, program kerja ini dapat memberikan solusi yang berkelanjutan terhadap masalah ketersediaan pakan ternak, meningkatkan produktivitas peternakan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan peternak.
Penulis: Valentino Bayu Adi, Fahria Karima Benevalanti
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News