Tidak diragukan lagi bahwa Kota Malang adalah salah satu kota yang kerap kali dijadikan primadona untuk singgah, ataupun sekedar menikmati pengalaman berwisata. Tentunya, selain beberapa objek wisata alam yang indah dan selalu memikat hati wisatawan, Kota Malang juga memiliki sisi historis yang bisa dinikmati melalui beberapa situs sejarah yang ada di sekitar kota yang dijuluki Kota Apel ini.
Sejak masa pendudukan Pemerintah Belanda pada awal abad ke-20, Kota Malang dipenuhi dengan bangunan historis yang mengadaptasi arsitektur khas dari Belanda. Mulai dari kantor pemerintahan, pusat layanan masyarakat, sampai dengan permukiman warga.
Berbicara tentang bangunan bersejarah di Kota Malang, ada 1 bangunan hotel yang bisa dibilang merupakan bangunan hotel tertua di Kota Malang, dan sampai saat ini masih beroperasi aktif sampai sekarang. Hotel tersebut bernama Hotel Pelangi yang terletak di Jalan Merdeka Selatan Nomor 3, tepatnya di samping Alun-Alun Kota Malang.
Menjelajah Kawasan Wisata Kota Lama Semarang, Dari Hotel, Spot Wisata hingga Kulinernya
Sejarah Awal Hotel Pelangi
Hotel Pelangi didirikan pada tahun 1860, 54 tahun sebelum didirikannya Kota Malang sebagai daerah perkotaan secara resmi. Dulunya, sebelum dinamakan Hotel Pelangi seperti saat ini, hotel ini diberi nama Hotel Lapidoth, sesuai dengan nama pendiri pertama dari hotel ini yaitu Abraham Lapidoth, pengusaha asli Belanda yang menetap di Kota Malang.
Melihat prospek yang strategis di Kota Malang sebagai Kota Wisata, Abraham Lapidoth mendirikan hotel ini dengan harapan akan meningkatkan kedatangan wisatawan di Kota Malang. Ternyata benar saja, hotel ini didatangi oleh kalangan wisatawan dari Eropa yang singgah di Kota Malang untuk menginap di Hotel Lapidoth ini.
Pada tahun 1870, seiring dengan kemajuan Kota Malang di sektor pertanian, terutama komoditi kopi, dan juga tebu yang ditandai dengan masifnya sistem tanam paksa di Kota Malang, Hotel Lapidoth berganti nama menjadi Hotel Malang. Harapannya dengan penamaan terbaru ini dapat merepresentasikan Kota Malang secara utuh.
Hasilnya, pada tahun yang sama, Kota Malang tidak pernah sepi dikunjungi oleh pengujung yang berasal dari luar kota, terutama para pengusaha dan pekerja. Sehingga banyak pengunjung yang singgah dan menginap di Hotel Malang, dan menambah eksistensi Hotel Malang sebagai destinasi penginapan terkenal di Kota Malang.
Grand Inna Medan, Hotel Megah Zaman Kolonial Belanda Tempat Ngamen Sutan Syahrir
Perpindahan Tangan Hotel Pelangi
Beberapa tahun kemudian, setelah Abraham Lapidoth meninggal pada tahun 1908, hotel tersebut berpindah tangan pengelolaannya pada Pemerintah Hindia-Belanda. Penamaan Hotel ini pun juga berubah menjadi Hotel Palace.
Tak lama setelah itu, Pada tahun 1942, era kolonialisme Jepang pun datang. Pemerintahan Jepang pun tak mau ketinggalan untuk menduduki Kota Malang. Penamaan hotel ini pun kembali berganti menjadi Hotel Asoma.
Namun hal tersebut tak bertahan lama, karena setelah Jepang takluk pada tahun 1945, hotel ini pun kembali ke nama sebelumnya, yaitu Hotel Palace.
Pada Agresi Militer Belanda yang pertama pada tahun 1947, Hotel Palace juga menjadi salah satu sasaran yang diakibatkan oleh peperangan tersebut. Adapun bangunan dari Hotel Palace sendiri dikabarkan mengalami kerusakan, terutama di bagian menara kembar yang ada pada hotel tersebut.
Libur Panjang, Okupansi Hotel Saat Imlek dan Isra Mi'raj Tembus 80 Persen
Tak lama kemudian, pada tahun 1953, Hotel Palace akhirnya dibeli oleh pengusaha asal Indonesia, bernama Sjachran Hosein. Hal ini sekaligus menandai era baru dari hotel ini, dengan mengganti nama hotel ini menjadi Hotel Pelangi, dan memperbaiki konstruksi bangunan dari Hotel Pelangi.
Kondisi Hotel Pelangi Saat Ini
Saat ini, Hotel Pelangi dikelola oleh generasi kedua dari keluarga Sjachran Hosein, dan keotentikan dari bangunan hotel masih tetap terjaga sekitar 60 persen dari keseluruhan bangunan.
Uniknya, pada kompleks bangunan Hotel Pelangi, dibangun cafe kecil bernuansa Belanda-Jawa dengan nama Cafe Lapidoth, sesuai dengan nama pendiri Hotel Pelangi, dan nama awal dari hotel tersebut, yaitu Lapidoth.
Selain itu, Hotel Pelangi tetap memberikan pelayanan yang prima, dengan menyediakan 75 kamar yang bisa disewa, dan terbagi menjadi 4 kategori utama, yaitu :
- Standard Room
- Superior Room
- Excecutive Deluxe Room
- Suite Room
Tentunya, setiap kategori memiliki keunggulan tersendiri yang mampu memanjakan pengunjung dengan kualitas serta kenyamanan yang terbaik pada Hotel Pelangi. Bagaimana Kawan GNFI, tertarik untuk berkunjung ke Hotel Pelangi?
Referensi :
- https://malang.times.co.id/news/gaya-hidup/qqh3bsptue/Ini-4-Hotel-Tertua-di-Malang-yang-Berusia-Ratusan-Tahun-Tapi-Tetap-Eksis
- https://warnawisata.com/hotel-di-malang-batu/pelangi-hotel.html
- https://www.wearemania.net/ngalam/malangan/hotel-lapidoth-hotel-pertama-di-malang/2470
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News