rekomendasi tempat wisata desa selopanggung kediri - News | Good News From Indonesia 2024

6 Rekomendasi Tempat Wisata Desa Selopanggung Kediri, Sambangi yuk!

6 Rekomendasi Tempat Wisata Desa Selopanggung Kediri, Sambangi yuk!
images info

Desa Selopanggung adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Desa ini dikenal dengan keindahan alamnya yang masih asri, kekayaan budaya, dan berbagai potensi wisata yang menarik.

Desa Selopanggung sendiri memiliki potensi wisata yang mumpuni dari sektor alam, kuliner, maupun religi. Mari simak kumpulan rekomendasi tempat wisata di desa ini!

Baca Juga: Sendang Joholanang, Gabungan Jernihnya Kolam dan Wisata Religi serta Sejarah

1. Lembah Peri-peri

Lembah Peri-peri | Sumber: Dokumentasi Unit Kala Semen
info gambar

Lembah Peri-peri merupakan salah satu destinasi alam yang menyuguhkan pemandangan aliran sungai berbatu yang cocok dijadikan untuk tempat healing atau sekedar bermain air.

Destinasi ini berada di Dusun Sumberagung, Desa Selopanggung, dengan jarak tempuh kurang lebih satu jam dari pusat kota Kediri. Lokasi Lembah Peri-peri terletak tidak jauh dari obyek wisata Watu Jagul dan Makam Tan Malaka.

Nama lembah Peri-peri tak luput dari mitos sekitar yang meyakini bahwa dulunya Lembah Peri-peri atau biasa disebut Kedung Peri-peri sangatlah rimbun dan sulit untuk diakses. Namun, ada sosok wanita yang berparas cantik bak peri memasuki kedung yang rimbun seorang diri dan tidak pernah kembali lagi.

Dari situlah, warga percaya bahwa sosok wanita berparas cantik itu yang menjaga lembah tersebut. Selain dijadikan obyek wisata, Lembah Peri-Peri sering digunakan untuk mengairi sawah dan ketika musim hujan dan pasokan air melimpah ruah akan muncul air terjun disisi tebing lembah.

2. Watu Jagul

Watu Jugul | Sumber: Dokumentasi Unit Kala Semen
info gambar

Watu jagul merupakan batu raksasa yang berada di tengah-tengah persawahan, terletak di Dusun Sumber Agung, Desa Selopanggung, Kec. Semen. Konon, lokasinya yang berada di lereng pegunungan Wilis menjadikan Watu Jagul sering digunakan untuk penyaktian pemain jaranan dan perantara meminta sesuatu.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman Watu Jagul beralih menjadi objek wisata di Desa Selopanggung. Berada di tengah persawahan terasering hijau yang membentang luas menjadikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Watu Jagul.

3. Embung Kucur-kucur

Embung Kucur-kucur | Sumber: Dokumentasi Unit Kala Semen
info gambar

Embung Kucur-kucur merupakan cekungan besar yang digunakan untuk menampung air, terletak di Dusun Sumberagung, Desa Selopanggung, Kec. Semen. Embung ini diolah oleh BBWS atau Balai Besar Wilayah Sungai atas izin desa dan dilimpahkan kepada Bapak Badri sebagai penanggungjawab lapangannya.

Dibangun sejak 2016, seluruh pendanaan dan pengembangan di kelola langsung oleh BBWS. Meskipun fungsi utama embung menyimpan persediaan air untuk keperluan irigasi, embung Kucur-kucur menjadi tempat favorit warga sekitar sebagai tempat pemancingan.

Para pemancing di embung Kucur-kucur dikenai tarif biaya Rp10 ribu per orangnya. Jenis ikan yang ada di embung meliputi ikan nila dan koi kecil. Untuk umpan, pemancing wajib menggunakan umpan organik.

Selain sebagai tempat pemancingan, terdapat tempat hijau yang dapat digunakan untuk camping ground dengan pemandangan citylight dan asrinya sawah terasering.

4. Dam Suru

Dam Suru | Sumber: Dokumentasi Unit Kala Semen
info gambar

Dam Bendungan Suru merupakan bangunan yang digunakan untuk menghalangi, mengatur, atau mengendalikan aliran air di sungai atau aliran air lainnya. Bendungan ini dibangun untuk berbagai tujuan, seperti penyimpanan air, pembangkit listrik tenaga air, irigasi, pengendalian banjir, dan rekreasi.

Meskipun fungsi utama dam yang terletak di Desa Selopanggung, Kec. Semen, ini untuk keperluan irigasi pertanian, yang memungkinkan petani untuk mengairi ladang mereka sepanjang tahun dan meningkatkan produksi pertanian.

Dam Suru juga menjadi tempat favorit dari warga sekitar untuk berekreasi. Daya tarik utama dari Dam Suru ini ialah wisata air dan pemandangan hijau nan menawan disekelilingnya.

Berjarak kurang lebih satu kilometer dari jalan utama, pengunjung dapat menikmati gemricik suara air yang menenangkan, udara segar nan asri, moleknya kemilau sinar mentari terbit dan terbenam, dan panorama hijau persawahan terasering yang memukau indra penglihatan.

5. Makam Tan Malaka

Makam Tan Malaka | Sumber: Dokumentasi Unit Kala Semen
info gambar

Tan Malaka, seorang tokoh revolusioner dan pemikir besar Indonesia, meninggal pada 1949. Kehidupannya penuh dengan perjuangan melawan penjajahan dan ketidakadilan, serta komitmennya pada cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Tan Malaka lahir pada 2 Juni 1897 di Nagari Pandan Gadang, Sumatra Barat. Dia dikenal sebagai seorang aktivis, penulis, dan politikus yang sangat berpengaruh dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Namun, di balik kisah perjuangannya terdapat kisah pilu terkait kematian Tan Malaka yang menyimpan banyak misteri dan kontroversi.

Tan Malaka, yang dikenal sebagai pemikir dan aktivis politik, diburu oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada tahun 1949. Pada tanggal 21 Februari 1949, setelah beberapa hari dalam pelarian, ia dan pengawalnya disergap di desa Selopanggung, Kediri.

Dalam penangkapan tersebut, Tan Malaka dan lebih dari selusin pengawalnya diperlakukan sebagai pengkhianat bangsa dan dijatuhi hukuman mati.
Proses penangkapan Tan Malaka berlangsung ketika ia berusaha melarikan diri ke arah selatan Jawa Timur.

Eksekusi mati dilakukan di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Dusun Tunggul, Desa Selopanggung, di mana Tan Malaka dieksekusi dengan tangan terikat ke belakang. Setelah dieksekusi, jasad Tan Malaka tidak dimakamkan dengan layak. Meskipun eksekusi Tan Malaka dirahasiakan, kabar mengenai kematiannya tetap beredar, dan ia dicap sebagai pengkhianat oleh pemerintah saat itu.

Pada 2007, sebuah makam yang diyakini sebagai makam Tan Malaka ditemukan di Desa Selopanggung, Kediri. Kemudian, pada 21 Februari 2017, jenazahnya dipindahkan secara simbolis ke Sumatra Barat oleh keluarga dan kelompok yang tergabung dalam Tan Malaka Institute.

Baca Juga: Surga Tersembunyi, 5 Tempat Wisata di Indonesia yang Jarang Di-notice Wisatawan

6. Kedai Kopi 66

Dokumentasi Unit Kala Semen
info gambar

Kedai Kopi 66 merupakan salah satu wisata kuliner unggulan di Desa Selopanggung yang terletak di kaki Gunung Wilis, lebih tepatnya berada di Dukuh Plapar, Desa Selopanggung, Kec. Semen. Kedai Kopi 66 hanya berjarak 10 km dari pusat Kota Kediri, dan hanya membutuhkan waktu tempuh perjalanan 30 menit saja.

Mengusung konsep outdoor di tengah hutan pinus yang asri dan menawan, menjadikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk menikmati kuliner dengan nuansa alam.

Memiliki space outdoor yang luas, Kedai Kopi 66 sangat cocok untuk dijadikan tempat berkumpul untuk acara skala besar dan kecil. Lokasinya yang instagramable dan memiliki banyak spot foto estetik membuat kedai ini menjadi tempat nongkrong favorit di Kediri.

Selain tempatnya yang luas nan asri, kuliner yang disajikan pun beragam dengan menggaet beberapa UMKM di Desa Selopanggung untuk bekerja sama. Kuliner yang disajikan memadukan berbagai menu khas tradisional, mulai dari makanan ringan, makanan berat, dan aneka rasa minuman yang tentu saja untuk urusan harga sangat ramah di kantong.

Selain itu, Kedai Kopi 66 juga menyediakan fasilitas lain untuk menunjang kenyamanan pengunjung, meliputi Area Camping Ground, Hammock, Akses Wifi, Spot Foto, Live Music, Gazebo, dll.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.