sendang joholanang gabungan jernihnya kolam dan wisata religi serta sejarah - News | Good News From Indonesia 2024

Sendang Joholanang, Gabungan Jernihnya Kolam dan Wisata Religi serta Sejarah

Sendang Joholanang, Gabungan Jernihnya Kolam dan Wisata Religi serta Sejarah
images info

Jika kawan GNFI berkesempatan untuk mengunjungi Kelurahan Sindumartani di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, jangan lupa untuk menambahkan Sendang Joholanang sebagai tujuan wisata.

Sendang Joholanang terletak di lokasi yang strategis yakni di jalan Joholanang, perbatasan antara Yogyakarta dan Klaten. Hanya butuh waktu sekitar 45 menit dari pusat Yogyakarta (Malioboro) dan 30 menit dari Alun-Alun Klaten untuk sampai di Sendang Joholanang ini. 

Melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, sendang merupakan kolam yang terletak di pegunungan yang airnya bersumber dari mata air. Biasanya, sendang digunakan oleh warga sekitar untuk mencuci dan mandi.

Sama halnya dengan Sendang Joholanang ini. Selain dikunjungi wisatawan untuk menikmati jernihnya air, Sendang Joholanang juga kerap dikunjungi warga sekitar untuk mandi dan mencuci. Meski begitu, air di dalam kolam tetap jernih karena lokasi Sendang Joholanang dekat dengan mata air.

Dokumentasi Pribadi
info gambar

Nama ‘Joholanang’ diyakini berasal dari bahasa Jawa, ‘joh’ yang berarti jernih dan ‘lanang’ yang berarti laki-laki. Menurut cerita rakyat, nama ini diambil karena air sendang tersebut sangat jernih dan dipercaya dapat memberikan kekuatan dan vitalitas terutama bagi kaum pria.

Selain itu, air di Sendang Joholanang ini dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang dapat membawa keberkahan dan kesehatan. Kepercayaan ini hadir karena tak jauh dari lokasi sendang, terdapat makam dari Syekh Salim dan seorang prajurit Pangeran Diponegoro.

Dokumentasi Pribadi
info gambar

Sendang Joholanang ini dibagi menjadi dua kawasan, yakni sendang khusus laki-laki dan perempuan. Selain menawarkan kolam dengan air yang jernih, Sendang Joholanang juga memiliki pesona lain yakni rerimbunan pohon yang seolah ‘memagari’ kolam.

Rerimbunan pohon ini membuat suasana sendang tetap sejuk meski di siang hari. Ada pula sebuah pohon beringin besar bernama Beringin Lanang yang terletak persis di tepi kolam. Beringin tanpa akar ini membuat suasana sendang semakin sejuk.

Ada sebuah hal unik yang terletak di Sendang Joholanang ini. Jika Kawan GNFI berkunjung kesana, Kawan akan menemukan banyak pagar yang di dalamnya berisi bongkahan batu. Batu-batu tersebut memiliki namanya masing-masing.

Ada yang bernama ‘Batu Kembar’, ‘Batu Kyai Noyo dan Nyi Noyo’, dan ‘Batu Gilang’. Batu Gilang inilah yang menjadi daya tarik Sendang Joholanang.

Batu Gilang merupakan sebuah batu berwarna kehitaman. Batu ini memiliki bentuk yang agak berbeda dari batu kebanyakan. Jika kebanyakan batu berbentuk bongkahan yang tidak beraturan, Batu Gilang ini berbentuk pipih. Konon, batu ini dulunya dijadikan alas salat oleh Sunan Kalijaga saat Beliau singgah di Sindumartani untuk menyebarkan agama Islam.

Sunan Kalijaga merupakan salah satu tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Beliau tergabung dalam satu kelompok besar bernama Wali Songo. Wali Songo atau Sembilan Wali merupakan sekumpulan tokoh yang dihormati karena jasa mereka dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Tempat berdakwah Wali Songo ini terbagi menjadi tiga sesuai pembagian Pulau Jawa yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Untuk daerah Jawa Tengah, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, dan Sunan Muria. Di Jawa Barat, hanya ada satu Wali yang menyebarkan agama Islam yakni Sunan Gunung Jati. Wali Songo paling banyak berdakwah di Jawa Timur.

Ada lima Wali yang menyebarkan agama Islam di Jawa Timur yakni Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, dan Sunan Gresik.

Akhir kata, Sendang Joholanang ini merupakan salah satu keindahan alam yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Meski belum banyak diketahui orang dan fasilitasnya masih terbatas, sendang ini cocok untuk menjadi tempat beristirahat sejenak dari hiruk pikuk perkotaan. Wisatawan juga dapat mencari ketenangan dan menikmati keindahan alam tanpa gangguan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.