Menginjakkan kaki di bumi Karimunjawa menjadi dambaan bagi banyak wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Pulau yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa ini menjadi salah satu pulau dengan berbagai destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam lautnya.
Secara administratif, Kecamatan Karimunjawa memiliki empat desa, yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan, Desa Parang, dan Desa Nyamuk serta termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari 1999, Kepulauan Karimunjawa—termasuk di dalamnya Pulau Karimunjawa—ditetapkan menjadi kawasan Taman Nasional Karimunjawa di bawah Kementerian Kehutanan dan Perkebunan—sekarang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Selain terkenal dengan wisata baharinya, Karimunjawa juga memiliki banyak potensi wisata, mulai dari wisata religi, wisata budaya, sampai wisata edukasi. Salah satunya adalah trekking hutan mangrove yang terletak di Desa Kemujan dan berbatasan langsung dengan Desa Karimunjawa.
Kawasan trekking hutan mangrove ini merupakan bagian dari Zona Pemanfaatan Pariwisata yang tidak hanya digunakan sebagai sarana penunjang rekreasi, tetapi juga dimanfaatkan sebagai sarana edukasi, misalnya digunakan untuk penelitian yang berkaitan dengan konservasi dan ekosistem hutan mangrove.
Bakau Pemecah Ombak Laut sampai Mangrove Berbatang Tiga, Lengkapnya Jenis Spesies Tumbuhan Mangrove di Kawasan Trekking Hutan Mangrove
Memasuki wisata trekking hutan mangrove, loket pembelian tiket masuk, beberapa papan informasi berisi harga biaya masuk, tips, serta imbauan sebelum memasuki jalur trekking akan menyambut para wisatawan.
Setelah menjejakkan kaki di jalur trekking sepanjang 1,3 kilometer, formasi tumbuhan mangrove siap menyapa Anda.
Memasuki zona pertama adalah zona Rhizophora sp. yang memiliki akar berbentuk jangkar. Akar jangkar tersebut berfungsi sebagai pemecah ombak. Mangrove jenis ini menjadi salah satu mangrove yang populasinya mendominasi wilayah trekking hutan mangrove.
Zona kedua adalah zona mangrove Sonneratia yang berakar banir atau akar papan. Selanjutnya di zona ketiga terdapat zona mangrove Ceriops.
Beralih ke zona yang formasinya lebih renggang, mangrove jenis Lumnitzera menggantikan jajaran mangrove Ceriops. Mangrove jenis ini memiliki bentuk adaptasi dengan daun yang akan semakin mengecil jika tumbuhannya semakin menjulang tinggi.Pada musim kemarau, mangrove jenis ini akan menggugurkan daun-daunnya, seperti daun pada tumbuhan jati.
Di dalam wilayah trekking hutan mangrove ini juga bisa dijumpai mangrove ikutan jenis waru laut yang memiliki keunikan dengan tetap bisa hidup meskipun akarnya tidak terendam air.
Kawasan trekking hutan mangrove juga menyimpan jenis mangrove yang unik, yaitu mangrove jenis Rhizophora x lamarckii sebagai hasil perkawinan silang antara jenis Rhizophora articulata dengan Rhizophora mucronata yang menghasilkan mangrove berbatang besar dan berbatang tiga sebagai hasil dari kawin selingkuh.
Selain beberapa jenis mangrove yang memiliki zonanya masing-masing, masih banyak jenis mangrove lain yang menyebar di sepanjang jalur trekking, seperti mangrove jenis Avicennia marina dan Excoecaria agallocha.
Hutan mangrove di kawasan trekking sendiri juga merupakan kawasan mangrove dengan koleksi spesies yang lengkap. Hampir semua jenis mangrove yang berjumlah 45 spesies ada di Taman Nasional Karimunjawa, yaitu terdiri dari 27 mangrove sejati dan 18 mangrove ikutan.
Menikmati Panorama Taman Nasional Karimunjawa dari Menara Pandang Trekking Hutan Mangrove
Sampai di ujung jalur trekking, terdapat tiga spot yang menjadi spot favorit wisatawan, yaitu plasa trekking, shelter sunset, dan menara pandang. Menara yang memiliki fungsi utama sebagai menara Bird Watching ini juga menawarkan keindahan panorama Taman Nasional Karimunjawa dari ketinggian 20 meter.
Dari atas menara kita bisa melihat hamparan hutan mangrove, Bukit Gajah, pantai laut lepas yang berwarna biru muda sampai biru tua, ujung Desa Kemujan, hingga beberapa gugusan pulau-pulau lainnya, seperti Pulau Cemara Besar, Pulau Cemara Kecil, serta Pulau Menyawakan yang berdekatan dengan Pulau Karimunjawa.
Sedangkan dari plasatrekking yang berada di bawah tak jauh dari menara pandang, kita bisa melihat beberapa ikan kecil yang berenang di air laut yang jernih dan beberapa jenis burung, seperti Gajahan Pengala, Trinil Pantai, Cekakak Sungai, Itik Benjut, Burung Madu Bakau, dan banyak jenis burung asli atupun burung migrasi lainnya.
Ketiga spot ini selain bisa dijadikan spot berfoto juga bisa dijadikan tempat untuk beristirahat sejenak setelah berjalan menyusuri jalur trekking.
Selain ketiga spot andalan tersebut, di pertengahan jalur trekking juga terdapat papan informasi berisi peta wisata, pusat informasi, dan beberapa shelter untuk beristirahat sejenak yang tersebar di beberapa titik.
Jadi, jangan khawatir jika merasa kelelahan di tengah perjalanan, atau sekadar ingin duduk-duduk menikmati hawa sejuk sembari melihat hamparan formasi hutan mangrove dengan berbagai macam spesies di sisi kanan dan kiri jalur trekking.
Bagaimana Cara Mengunjungi Wisata Trekking Hutan Mangrove?
Wisata trekking hutan mangrove merupakan destinasi wisata yang terbuka untuk umum. Harga tiket masuk yang dikenakan juga sangat terjangkau, yaitu sebesar Rp5.000,00 untuk hari biasa maupun hari libur.
Selain itu,trekking hutan mangrove juga bisa dijadikan pilihan wisata edukasi dan tempat melakukan penelitian dengan ketentuan dan persyaratan yang perlu dipenuhi. Apabila tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian dan kebutuhan pendidikan lainnya, Anda bisa langsung mengunjungi laman https://tnkarimunjawa.id/ untuk membuat SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi).
Untuk wisatawan biasa sendiri tidak akan ada guide yang menemani, kecuali untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti penelitian atau kunjungan resmi yang biasanya akan mendapatkan pendampingan para ranger dari Balai Taman Nasional Karimunjawa.
Yuk, Berkunjung ke Trekking Hutan Mangrove di Desa Kemujan!
Dari lengkapnya spesies mangrove, spot-spot menarik yang memberikan pengalaman menikmati panorama Taman Nasional Karimunjawa dari ketinggian, sampai tawaran melakukan wisata edukasi dan kegiatan-kegiatan pendidikan lainnya, trekking hutan mangrove bisa dijadikan destinasi wisata yang tidak boleh terlewatkan jika Anda berkunjung ke Taman Nasional Karimunjawa.
Penulis: Amelia Early Deswita
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News