Masyarakat yang berdiam di Dusun Ngijo, Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah memiliki cara tersendiri untuk menjaga kelestarian alam. Mereka menjalankan kearifan lokal demi menjaga sebuah mata air bernama Tuk Serco.
Tuk Serco merupakan sebuah mata air alami yang dijaga oleh masyarakat setempat secara bergotong royong. Salah satu bentuk gotong royong yang dilakukan adalah dengan menanam pohon di sekitar Tuk Serco.
Sunra asal China Bangun Pabrik Motor Listrik di Kendal Bernilai Rp1,9 Triliun
Masyarakat sepakat bahwa yang harus ditanam di sekitar mata air adalah pohon keras seperti pohon petai, pohon durian, dan jenis pohon keras lainnya. Tanaman keras dipilih sebab akarnya mampu mengikat dan menyimpan air.
Bukan saja menanam, masyarakat membuat kesepakatan mengenai syarat pohon yang ditebang. Misalnya tinggi batang pohon sudah melebihi 30 meter, diameter batang melebihi 30 meter, diameter batang lebih dari 80 sentimeter, dan usia pohon di atas empat tahun.
“Segala upaya dilakukan seperti membuat kesepakatan mengenai pohon apa yang sebaiknya bisa mereka tanam untuk menjaga air Tuk Serco terus mengucur,”tulsi Anton Setiawan dalam Menjaga Kelestarian Air Ala Kearifan Lokal Kendal yang dimuat Indonesia.go.id.
Mata air istimewa
Siswandi dalam makalahnya menjelaskan warga melakukan hal itu karena Tuk Serco adalah mata air istimewa lantaran debitnya tak pernah menyurut sepanjang waktu. Debut Tuk Serco tercatat mencapai 12 liter per detik atau lebih dari satu juta liter per hari.
“Bahkan ketika memasuki musim kemarau manakala aliran air di daerah ini mulai mengecil, debit Tuk Serco tetap mengucur deras,” jelasnya dalam Kearifan Lokal dalam Melestarikan Mata Air.
Sastra Bukan Monopoli Orang Kota: Inilah Gerakan Sastra dari Desa di Boja
Selain digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, Tuk Serco juga menjadi andalan irigasi lahan persawahan setempat. Sejumlah aturan pun dibuat agar aliran Tuk Serco dapat terdistribusi merata ke persawahan penduduk tanpa menimbulkan konflik.
“Misalnya pembagian aliran air harus melibatkan tokoh masyarakat yang dituangkan dibarengi pengawasan bersama oleh seluruh pemilih lahan.”
Tradisi yang dirawat
Masyarakat bersepakat menjaga kebersihan lingkungan sekitar mata air dengan menggelar ritual secara rutin, seperti nyadran. Mereka memohon kepada Sang Pencipta agar Tuk Serco selalu mengalirkan air bagi masyarakat sekitar.
“Tradisi ini digelar tiap tahun sebelum memasuki Ramadhan.”
Secara rutin masyarakat merawat saluran dan pipa-pipa paralon yang mengalirkan air Tuk Serco sembari mengecek kondisi hutan perbukitan di belakang desa yang menjadi lumbung pasokan mata air bagi Tuk Serco.
“Mereka melakukannya secara sukarela karena tak ingin kehilangan manfaat besar dari mata air spesial di kaki lereng Ungaran.”
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News