Pemalang, [09/08/2024] - Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak untuk belajar dan berkembang. Interaksi yang hangat, penuh kasih sayang, dan stimulasi yang tepat dari orang tua sangat krusial dalam membentuk pondasi kepribadian anak.
Keluarga berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti kasih sayang, rasa aman, dan gizi yang baik, yang semuanya berkontribusi pada tumbuh kembang anak.
Melihat betapa pentingnya peran keluarga dalam tumbuh kembang anak, Citra Cahya selaku mahasiswi KKN Tim II Universitas Diponegoro 2024 gencarkan sebuah program berjudul “PRO KERAS : Program Keluarga Cerdas”.
Sasaran dari program ini adalah para orang tua dengan tujuan untuk mengoptimalisasikan dan memaksimalkan peran serta pemahaman para orang tua demi tumbuh kembang anak yang optimal.
PRO KERAS berhasil dilaksanakan pertama kali pada tanggal 5 Agustus 2024 dan bertepatan pada posyandu terintegrasi (posyandu ibu dan balita) di rumah Kepala Dusun 1 Desa Temuireng.
Program Keluarga Cerdas dilaksanakan oleh Citra Cahya, mahasiswi Keperawatan dan berkolaborasi dengan mahasiswi Jurusan Psikologi dan jurusan Hukum. Program ini menghasilkan luaran berupa modul yang berisi tentang hak anak, 1000 HPK, tahap perkembangan anak sesuai usia, pola pengasuhan, dan media bermain.
Pengenalan program dilakukan oleh Citra Cahya sebagai awalan sebelum akhirnya dilanjutkan dengan pengedukasian isi modul dan dilanjutkan dengan demonstrasi media bermain bersama para ibu dan balita yang hadir.
Pengedukasian sangat ditekankan pada pemahaman bahwa 1000 HPK adalah periode krusial yang menentukan kualitas kesehatan dan perkembangan anak di masa depan. Sedangkan demonstrasi media bermain menekankan bahwa terdapat beragam media dan jenis permainan yang dapat digunakan oleh para orang tua untuk menstimulasi perkembangan anak.
Selain itu, dalam program ini juga menekankan bahwa peran serta dan pendampingan dari orang tua sangatlah penting bagi perkembangan anak yang optimal.
PRO KERAS menjadi salah satu program harapan dari para kader kesehatan desa dan kader kesehatan puskesmas untuk menurunkan kasus stunting melalui peningkatan pengetahuan dan kualitas keluarga dalam memantau tumbuh kembang anak.
“...bisa mbak diberikan pemahaman ke keluarga terkait 1000 HPK, karena tidak semua tau dan paham. 1000 HPK ini bisa dijadikan sebagai salah satu cara untuk menurunkan kasus stunting di Desa Temuireng karena para keluarga jadi tau dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan harus melakukan apa dan bagaiman,” ujar Eko, Ahli Gizi Puskesmas Klareyan.
Luaran dari program ini membawa dampak positif bagi keberjalanan posyandu ibu dan balita dan menjadi acuan dalam pemberian edukasi seputar peran keluarga dalam tumbuh kembang anak.
Para orang tua yang hadir sangat antusias dan fokus memperhatikan apa yang disampaikan oleh mahasiswi KKN. Mereka juga sangat bersemangat untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan.
Sesi diskusi juga dilakukan dan terjalin interaksi aktif antara Citra Cahya selaku pemateri dengan para ibu-ibu yang hadir. Cukup banyak pertanyaan yang diajukan mulai dari cara menjaga kehamilan agar ibu dan bayi tetap sehat, terkait ASI eksklusif dan MP-ASI, stimulasi anak sesuai usia, dan seputar materi modul lainnya.
“Alhamdulillah untuk modul dan apa yang disampaikan tadi sangat bermanfaat mbak, tadi ibu-ibunya juga pada aktif. Anak-anaknya juga jadi anteng karena ada inovasi baru supaya mereka tertarik hadir dan bisa anteng di posyandu. Cukup membantu sekali mbak, program ini bagus dan modulnya akan kami gunakan di posyandu selanjutnya dan sampaikan juga di dusun-dusun yang lain,” sebut salah satu kader posyandu yang mendampingi mahasiswi di kelas Ibu dan Balita.
Kegiatan PRO-KERAS berjalan sesuai dengan harapan. Partisipan yang aktif, semangat, dan kesan pesan positif yang diberikan atas program ini membawa harapan besar Desa Temuireng akan lepas dari lokus stunting.
Aktivitas tersebut juga akan berkelanjutan dalam lingkup posyandu terintegrasi yang dilakukan di setiap dusun oleh para kader kesehatan yang ada dan akan berkolaborasi serta dibantu terkait monitoring maupun evaluasi oleh pihak puskesmas.
Besar harapan, kedepannya masyarakat mampu lebih sadar akan pentingnya pemenuhan gizi, peran serta, dan pendampingan orang tua dalam melakukan stimulasi yang sesuai dengan usia perkembangan anak. Ini semua sebagai langkah preventif maupun sebagai pemutus rantai stunting yang ada di Desa Temuireng.
Penulis : Citra Cahya Meyrani, S1 Keperawatan 2021, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing : Dr. Drs. Mashudi, S.E., M.M.
Lokasi : Desa Temuireng, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News