kisah kerajinan tangan tasikmalaya yang bertahan sejak abad 20 disukai oleh none none belanda - News | Good News From Indonesia 2024

Kisah Kerajinan Tangan Tasikmalaya yang Bertahan Sejak Abad 20, Disukai oleh None-none Belanda

Kisah Kerajinan Tangan Tasikmalaya yang Bertahan Sejak Abad 20, Disukai oleh None-none Belanda
images info

Tasikmalaya, Jawa Barat tak hanya terkenal dengan keindahan alam dan juga pariwisatanya, tetapi juga kerajinan tradisionalnya yang unik. Bahkan kerajinan tangan ini sudah bertahan sejak abad ke 20.

Kerajinan tangan ini dengan mudah ditemukan di wilayah Rajapolah yang menjadi sentra penjualan kerajinan tangan. Modalnya beragam, seperti perabotan rumah tangga, penghias ruangan sampai mainan anak dengan menonjolkan sisi kreativitas.

Heboh Gua Safarwadi Pamijahan, Dianggap Miliki Jalan Tembus Menuju Mekkah

Dalam portal.tasikmalaya dijelaskan berbagai merk kerajinan tangan yang jadi keunggulan UMKM di daerah tersebut, misalnya payung geulis, bordir, batik, mendong plait, kelom geulis, dan kerajinan kayu.

Payung geulis sudah menjadi ikon dari Kota Tasikmalaya yang hampir punah. Payung ini sudah ada sejak tahun 1926 yang digunakan oleh none-none Belanda. Payung Geulis yang terbuat dari bahan kertas dan kain sempat jaya pada era 1955.

Ada juga anyaman bambu yang sudah ada sejak tahun 1933. Ketika itu anyaman bambu digunakan untuk Sekolah Rakyat (SR). Anyaman bambu mulai memiliki nilai ekonomis pada tahun 1982.

Pakai alat tradisional

Walau tak dibuat dengan mesin dan hanya mengandalkan tangan, hasil produk kerajinan warga Rajapolah ini sudah diakui kualitasnya. Sehingga menjadi alternatif oleh-oleh ketika berkunjung ke Tasikmalaya.

Selain itu, produk kerajinan anyaman yang dijual di Kecamatan Rajapola dikenal murah dengan kualitas yang setara dengan barang di toko. Bahkan karena kualitas yang bagus, produk ini sudah tembus hingga mancanegara.

Menjelajahi Beberapa Daerah Ikonik di Tanah Pasundan

Tak tanggung-tanggung, sudah ada pelanggan tetap dari beberapa negara seperti Jepang dan Spanyol. Sehingga menjadikan produk dari warga Rajapolah tetap bertahan di tengah gempuran barang branded.

“Produk anyaman murni hasil karya rumahan di Kampung Kreatif Sukaruas Rajapolah mampu tembus pasar Eropa. Ada sekitar tiga negara yang jadi konsumen saat ini yakni Jepang, Italia, dan Spanyol,” terang salah satu perajin anyaman yang dimuat Merdeka.

Berbagai inovasi

Para perajin yang rata-rata merupakan generasi penerus sejak tahun 1920 selalu memperhatikan kualitas. Karena itu barang-barang yang dijual pun selalu memuaskan para pembeli yang datang.

Barang-barang yang dijual seperti sandal, kipas angin, kelom atau sepatu serta tas rajut dari unsur tumbuhan dijamin kekuatannya. Bahkan mereka mulai mengembangkan inovasi untuk merebut pasar yang lain.

Cerita Awal Mula Orang Tasikmalaya Terkenal sebagai Tukang Kredit di Ibu Kota

Selain produk andalan anyaman, ada juga hasil kerajinan lain berupa mainan berbahan kayu. Produk berbahan kayu itu di antaranya wayang golek, miniatur mobil dan juga mainan pesawat untuk anak-anak.

Walau sempat terdampak pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu, belakangan sentra kerajinan tangan ini sudah kembali bergeliat dan menjadi andalan wisata belanja oleh wisatawan luar daerah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.