Mobil ambulans sangat dibutuhkan dalam kondisi yang kritis seperti mengevakuasi orang sekarat hingga mengantarkan jenazah. Tetapi pada awalnya, tugas untuk melakukan hal tersebut adalah kereta kuda.
Sebelum era mobil bermotor, jenazah biasanya diangkut dengan kereta kuda. Kereta ini dirancang untuk mengangkut peti jenazah dengan elegan dan hormat. Banyak kereta tersebut dilengkapi dengan detail ukiran dan dekorasi yang mewah.
Dimuat dari Kumparan, pada abad ke 11 tentara Kerajaan Inggris membutuhkan kendaraan atau tempat darurat. Di masa Raja William I ini, orang-orang sakit terkhusus tentara dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan gerobak kecil dihela seekor kuda.
Seorang dokter bedah asal Prancis bernama Dominique Jean Leary mengembangkan ambulans yang awalnya dibuat pertama kali oleh tentara Inggris. Sang dokter lantas mengembangkan gerobak ambulans dengan melengkapinya pakai kasur.
“Saat itu, ia juga membuat atap gerobak yang sebelumnya hanya beratap langit.”
Jadi simbol kemewahan
Di Hindia Belanda, kereta kuda juga digunakan sebagai alat pengantar jenazah. Sejak tahun 1650-an, pembesar di Batavia telah menyelenggarakan upacara kematian secara mewah. Pejabat VOC mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk rangkaian prosesi
Kemewahan bahkan dimulai semenjak peti mati dipersiapkan. Jenazah orang Belanda yang meninggal kemudian dibaringkan lengkap dengan pakaian yang bagus beserta semua tanda kebesarannya, termasuk kereta kuda.
“Seperti di Belanda. Peti mati dipikul oleh sahabat dan kenalan, tetapi kemudian oleh tukang pikul berjalan mendampingi. Pada 1734, digunakan tenaga pemikul tetap yang dibayar dengan jumlah tertentu. Mereka ditugaskan oleh garnisun, yaitu seorang kopral dengan 12 serdadu yang mengenakan seragam hitam. Ada pula seorang opsir yang ditunjuk untuk memimpin upacara. Demikian kiranya, iring-iringan itu berjalan mengelilingi kota menuju pekuburan,” tulis Djoko Soekiman dalam buku Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni sampai Revolusi.
Bukan saja orang Belanda, Paku Buwono X yang merupakan Raja Keraton Surakarta juga memiliki kereta kuda untuk mengantarnya ke peristirahatan terakhirnya. Dia malah sudah mempersiapkan hal itu sejak 1909-1920.
Kereta ini memiliki warna dasar putih dengan ornamen berwarna emas dan merah. Warna putih melambangkan kesucian, emas melambangkan keberanian. Kereta ini juga memiliki ukiran bunga-bunga yang melambangkan keindahan dan kesuburan.
Diganti jadi ambulans
Ketika abad ke 20 dimulai, industri pemakaman mulai mengadopsi penggunaan mobil sebagai alat untuk mengangkut jenazah. Awalnya mobil tersebut memiliki penampilan yang serupa dengan mobil penumpang biasa.
Pada era 1960-an, mobil jenazah dirancang dengan lebih spesifik dan terfokus. Mobil-mobil ini memiliki body yang lebih panjang, kaca yang lebih tebal, dan interior yang lebih mewah. Meski sebagian besar didasarkan pada mobil sedan.
Desain mobil jenazah telah mengalami evolusi yang signifikan karena perkembangan teknologi dan perubahan preferensi desain. Pada zaman ini, kendaraan telah dirancang sesuai kebutuhan.
Selain itu, fokus utama diberikan pada hal-hal seperti penggunaan bahan bakar yang efisiensi, keamanan, dan kenyamanan bagi pengemudi dan penumpang. Teknologi modern seperti GPS, kamera mundur, dan sistem informasi canggih.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


