anak perempuan pertama identik dengan tanggung jawab dan stress lebih besar mengapa - News | Good News From Indonesia 2024

Anak Perempuan Pertama Identik dengan Tanggung Jawab dan Stress Lebih Besar, Mengapa?

Anak Perempuan Pertama Identik dengan Tanggung Jawab dan Stress Lebih Besar, Mengapa?
images info

Kawan GNFI, pernah dengar fenomena mengenai anak perempuan pertama dianggap punya tanggung jawab lebih besar di keluarga? 

Belakangan, seperti sudah jadi tradisi di banyak budaya, di mana anak pertama, apalagi perempuan, diharapkan jadi panutan buat adik-adiknya. Anak perempuan pertama lekat sekali dengan identitas semacam "ibu kedua" yang harus lebih dewasa dan bertanggung jawab.

Ekspektasi ini tentu tidak cuma datang dari orang tua atau keluarga, tapi juga kadang dari diri mereka sendiri.

Dalam dunia psikologi, terdapat teori dari Alfred Adler mengenai urutan kelahiran. Menurut Adler, anak pertama cenderung tumbuh jadi orang yang lebih bertanggung jawab dan sering kali perfeksionis karena merasa harus memenuhi harapan orang tua.

Hal ini juga merupakan sebuah akar mengapa banyak anak perempuan pertama yang merasa tertekan untuk menjadi yang terbaik di segala hal.

Dewasa ini, gerakan yang mendorong kesetaraan peran di keluarga terbilang cukup hits di media sosial. Orang-orang mulai sadar bahwa terdapat ketidakadilan jika beban keluarga hanya ditaruh di pundak anak pertama.

Bahasan mengenai pentingnya setiap anak hangat diperbincangkan. Anak, tanpa peduli urutan kelahirannya, seharusnya bisa tumbuh sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.

Pada platform Tiktok, misalnya, banyak anak perempuan pertama yang akhirnya bercerita soal tekanan yang mereka rasakan dan bagaimana mereka berusaha keluar dari beban itu.

Kalau dilihat dari Teori Stress Lazarus dan Folkman, anak perempuan pertama yang terus-menerus mendapat tekanan untuk jadi yang terbaik bisa saja mengalami stres yang serius.

Cara mereka mengatasi stres ini tentu juga perlu ditelaah, apakah mereka fokus mengatasi masalahnya atau lebih memilih mengelola emosi yang muncul.

Tidak hanya itu, fenomena ini juga diiringi dengan banyak diskusi soal "burnout" yang dialami anak perempuan pertama. Teori Burnout Maslach menjelaskan bahwa seseorang yang terus-menerus mendapat tekanan emosional dan fisik, tanpa cukup istirahat atau dukungan, bisa mengalami kelelahan yang serius.

Burnout ini bisa muncul dalam bentuk kelelahan emosional, depersonalisasi, atau merasa kurang berprestasi. Jadi, penting sekali buat keluarga membagi peran dan tanggung jawab secara lebih adil, agar tidak ada yang merasa lebih terbebani dibandingkan anggota keluarga yang lain.

Fenomena ini tentunya membuat banyak orang, terutama generasi muda, mulai berpikir ulang tentang peran dalam keluarga. Mereka mulai mengkritisi norma-norma tradisional dan lebih memilih untuk punya dinamika keluarga yang lebih fleksibel dan inklusif, di mana semua anggota keluarga punya peran yang setara dan saling mendukung.

Selain dari ekspektasi dan tekanan yang sering dirasakan oleh anak perempuan pertama, ada juga dampak psikologis jangka panjang yang perlu diperhatikan. Banyak anak-anak perempuan pertama bertumbuh dengan perasaan tanggung jawab yang berlebihan, yang kadang-kadang bisa berujung pada kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain atau merasa sulit mengatakan tidak dan memberi penolakan.

Hal ini tentunya juga dapat menyebabkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi, jika tidak ditangani dengan baik.

Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk memberikan dukungan emosional yang cukup dan mengakui bahwa setiap anak, terlepas dari urutan kelahiran, memiliki hak yang sama untuk menjalani masa kecil yang bebas dari tekanan berlebihan.

Kesadaran ini menciptakan ruang untuk membangun keluarga yang lebih suportif dan sehat secara emosional, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kebahagiaan dan kesejahteraan semua anggota keluarga.

 

Sumber:

  • https://www.logosconsulting.co.id/media/teori-adler-mengenai-konstelasi-urutan-kelahiran-mempengaruhi-kepribadian-seseorang/
  • -https://jokogunawan.com/summary-of-lazarus-and-folkmans-theory-of-stress-appraisal-and-coping/
  • -https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4911781/ 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

VN
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.