Kepulauan Sangihe merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Kepulauan dengan luas 736,98 km² merupakan salah satu wilayah terluar yang ada di Indonesia dan berbatasan langsung dengan Pulau Mindanao, Filipina.
Terdapat sebuah cerita rakyat yang berkembang di tengah masyarakat Sangihe dan dipercaya menjadi asal usul wilayah tersebut di masa lalu. Cerita rakyat yang diyakini sebagai asal usul kerajaan yang ada di Kepulauan Sangihe ini adalah legenda Gumansalangi.
Dulunya memang terdapat beberapa kerajaan yang berdiri di wilayah Kepulauan Sangihe. Legenda Gumansalangi inilah yang diyakini sebagai cikal bakal kemunculan kerajaan tersebut yang berdiri di Kepulauan Sangihe.
Dikutip dari buku Cerita dari Beranda Negeri, terdapat beberapa versi cerita yang mengisahkan tentang legenda Gumansalangi ini. Gumansalangi merupakan seorang tokoh yang diyakini sebagai pemimpin awal di wilayah tersebut.
Terdapat empat versi cerita yang membahas tentang legenda ini dan beredar di tengah masyarakat Kepulauan Sangihe, yakni.
Cerita Makam Jabang Bayi di Cirebon yang Penuh Misteri, Penuh Dikunjungi Peziarah Setiap Harinya
1. Legenda Gumansalangi Versi Siau
Versi pertama dari legenda Gumansalangi berasal dari Siau. Dalam versi ini dikisahkan bahwa Gumansalangi merupakan salah seorang putra mahkota dari kerajaan yang ada di Filipina.
Gumansalangi ditugaskan oleh ayahnya untuk berkelana dan membuat kerajaan baru. Akhirnya Gumansalangi berlayar mengarungi lautan untuk melakukan perintah ayahnya tersebut.
Dalam perjalanannya, Gumansalangi diketahui melewati beberapa wilayah, seperti Pulau Marulung atau Bulut, Pulau Mandolokang atau atau Taghulandang, Pulau Siau, dan Sangihe Besar. Nantinya Gumansalangi mendirikan kerajaan di daerah yang tersebut, termasuk Sangihe di dalamnya.
2. Legenda Gumansalangi Versi Talaud
Legenda Gumansalangi versi berikutnya berasal dari Talaud. Sama seperti versi sebelumnya, Gumansalangi juga diceritakan sebagai seorang tokoh yang diutus oleh sang ayah untuk berkelana sembari mendirikan kerajaan baru.
Perbedaan cerita Gumansalangi versi Talaud dengan Siau terletak pada pulau-pulau yang dikunjungi. Dalam versi Talaud ini, Gumansalangi diketahui berangkat dari Molibagu.
Kemudian Gumansalangi melewati beberapa daerah lainnya, seperti Pulau Ruang, Taghulandang, Biaro, Siau, dan Mindanao. Setelah melewati daerah tersebut, nantinya Gumansalangi sampai di Pulau Sangihe dan menetap di daerah tersebut.
Legenda Kampung Jagalan di Surakarta yang Menjadi Asal Usul Tempat Penyembelihan Hewan
3. Legenda Gumansalangi Versi Sangihe Besar
Cerita berikutnya dari legenda Gumansalangi berasal dari versi Sangihe Besar. Dalam versi ini, Gumansalangi diketahui disuruh meninggalkan kerajaan oleh sang ayah karena adanya rencana bahwa dirinya akan dibunuh.
Gumansalangi yang mengetahui hal ini mengikuti perintah dari sang ayah dan melarikan diri bersama kedua pengikut setianya, yakni Batahalawo dan Batahalusu. Mereka melarikan diri dengan mengendarai ular naga besar yang merupakan jelmaan dari ikat kepala Batahalawo.
Mereka melarikan diri ke beberapa daerah, seperti Renem Tebing Menanawo, Bukit Bowong Panamba, Dumega, dan Aren Kambing. Gumansalangi mengalami beberapa peristiwa aneh ketika sampai di wilayah tersebut.
Salah satunya adalah ketika dirinya mendengar suara halus yang menyuruhnya untuk mengambil telur di puncak pohon. Gumansalangi pun mengambil telur tersebut.
Namun nahas pada saat perjalanan pulang, telur yang diambil tersebut pecah. Akan tetapi, muncul seorang putri cantik bernama Konda Wulaen atau Sangiang Ondo Wasa yang nantinya dinikahi oleh Gumansalangi.
Cerita ini nantinya diyakini sebagai asal usul dari penamaan Sangihe dan menjadi inspirasi dalam pemotongan kue adat Tamo di wilayah tersebut.
4. Legenda Gumansalangi Versi Bekas Kerajaan Tabukan
Versi terakhir dari legenda Gumansalangi berasal dari bekas Kerajaan Tabukan. Menurut riwayatnya, Gumansalangi diketahui sebagai seorang pangeran dari kerajaan yang ada di Filipina yang memiliki perangai buruk.
Atas perilakunya tersebut, Gumansalangi diusir dan diasingkan oleh ayahnya di sebuah hutan. Ketika diasingkan ini, Gumansalangi menyesali perbuatan yang sudah dia lakukan.
Melihat hal tersebut, raja dari kahyangan merasa iba kepada Gumansalangi. Dirinya pun mengutus anaknya, yakni Putri Konda untuk turun ke bumi dan menemui Gumansalangi.
Singkat cerita, Putri Konda akhirnya menikah dengan Gumansalangi. Mereka pun memutuskan untuk mencari tempat tinggal baru berdasarkan pertanda yang diberikan oleh raja kahyangan.
Tempat tinggal Gumansalangi dan Putri Konda inilah yang diyakini sebagai cikal bakal wilayah Sangihe. Selain itu, Gumansalangi dipercaya sebagai raja pertama di Tabukan.
Sumber:
- Kurnia, Sultan, dkk. Cerita dari Beranda Negeri. UGM Maritime Culture Expedition, 2018.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News