Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, baru saja menyelenggarakan arak-arakan seni dan budaya tradisional. Arak-arakan yang meriah itu digelar dalam rangka memperingati selamatan hari jadi Desa Bulukerto ke-108 pada Minggu, 28 Juli 2024 yang lalu.
Acara yang dimulai pada pukul 10.30 WIB dan berakhir pada pukul 19.30 WIB ini berhasil menarik ribuan pengunjung dari berbagai penjuru.
Arak-arakan seni dan budaya tradisional ini bertujuan untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap nilai-nilai budaya yang ada di Desa Bulukerto serta menjadi penunjang pariwisata desa.
Acara ini menampilkan beragam pertunjukan seni tradisional, seperti tarian daerah, musik gamelan, dan kesenian daerah. Selain itu, terdapat pula pertunjukan seni dan budaya dari sekolah, pondok pesantren, dan rombongan perangkat desa di Bulukerto yang turut serta meramaikan arak-arakan.
Peserta arak-arakan mengenakan kostum khas dengan warna-warna cerah dan membawa berbagai atribut simbolis yang melambangkan harapan dan doa masyarakat. Setiap elemen dari arak-arakan ini menggambarkan kekayaan budaya dan tradisi yang sudah diwariskan turun-temurun di desa tersebut.
Baca Juga: Gamelan Suro Gremeng, Dolanan Gamelan dari Limbah Kaca
Perayaan ini diikuti oleh warga desa, tokoh adat, serta para pengunjung yang turut berpartisipasi dalam memeriahkan acara. Kegiatan ini juga melibatkan berbagai kelompok seni lokal yang menampilkan pertunjukan di sepanjang rute arak-arakan.
Arak-arakan dimulai dari Dusun Cangar dengan diberangkatkan secara simbolis oleh Kepala Desa Bulukerto. Rute dimulai dari Desa Bulukerto kemudian berakhir di lapangan utama Desa Bulukerto.
Sepanjang rute, jalan-jalan dipenuhi oleh warga dan pengunjung yang antusias melihat arak-arakan. Sementara itu pedagang kaki lima membuka stand untuk menjual berbagai makanan dan minuman khas daerah.
Antusiasme masyarakat yang tinggi menambah semarak meriahnya di sepanjang jalan saat acara arak-arakan berlangsung. Selama acara, pengunjung dapat menikmati berbagai pertunjukan seni, berbelanja di stand makanan dan kerajinan, serta merasakan kehangatan dan keramahan warga Bulukerto.
Peringatan selamatan ke-108 ini merupakan momen penting bagi Desa Bulukerto untuk merayakan pencapaian dan keharmonisan warga masyarakat. Arak-arakan seni dan budaya diadakan sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan budaya desa serta untuk mempererat hubungan antarwarga dan mempromosikan kekayaan budaya desa kepada pengunjung.
Persiapan untuk acara ini dilakukan dengan sangat baik oleh panitia lokal, yang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kelancaran arak-arakan. Pengaturan rute, keamanan, dan penyediaan fasilitas untuk pengunjung menjadi prioritas utama.
Selain itu, mahasiswa KKN-PPM UGM juga turut meramaikan acara arak-arakan dengan membaur menjadi satu bersama warga menjadi kontingen arak-arakan dan menjadi panitia pelaksanaan arak-arakan.
"Aku antusias banget, sih, saat mendengar akan dilibatkan sebagai kontingen, bahkan aku dan temen-temen udah persiapan dari jam 5 pagi," ungkap Iffah Hanif, mahasiswi KKN-PPM UGM dari jurusan Antropologi yang sedang beristirahat setelah melakukan arak-arakan.
Mahasiswa KKN-PPM UGM juga mengungkapkan rasa bangganya karena dilibatkan sebagai panitia arak-arakan.
"Karena aku dari Jakarta, belum pernah liat acara serupa, jadi ini pengalaman pertama yang bikin aku bangga, ya, aku paling suka sama bantengannya itu menarik banget," ujar Muflih Irfan, mahasiswa KKN-PPM UGM dari jurusan Ekonomi, di sela-sela kesibukannya menjadi panitia kontingen Bantengan Harimau Jantan dari Dusun Buludendeng.
Acara arak-arakan seni dan budaya tradisional tersebut tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya lokal.
Dengan suksesnya acara arak-arakan ini, harapannya Desa Bulukerto dapat terus melestarikan tradisi mereka dan acara seperti ini dapat terus dilaksanakan di masa mendatang sebagai bagian dari upaya melestarikan dan mempromosikan budaya desa.
Baca Juga: Festival Ronthek Pacitan 2024: Harmoni Budaya yang Menyala di Bumi Pacitan
Penulis: Neta Adzkiya Hamidah (Faperta UGM) dan Satria Setya (Fisipol UGM)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News