Apa yang terlintas di pikiran Kawan semua ketika mendengar kata rambut nenek? Apakah Kawan membayangkan rambut dari nenek masing-masing, atau memikirkan jajanan lawas yang memiliki nama yang sama?
Yap, rambut nenek yang akan kita bahas pada kali ini berkaitan dengan jajanan lawas yang pernah eksis di Indonesia dalam beberapa periode waktu lalu. Jajanan lawas yang memiliki cita rasa manis ini secara bentuk mirip dengan permen kapas dan gulali.
Meskipun sempat eksis pada beberapa tahun lalu, rambut nenek sudah mulai jarang dijumpai pada saat ini. Akan tetapi, rambut nenek tentu bisa membangkitkan kembali kenangan masa kecil dari Kawan semua, khususnya yang tumbuh besar pada periode 1990-an.
Lantas bagaimana penjelasan lebih lanjut dari jajanan lawas yang juga dikenal dengan sebutan arbanat ini?
Arbanat dan Sejuta Kenangan Masa Kecil
Mengenal Jajanan Lawas Rambut Nenek
Rambut nenek atau arbanat merupakan salah satu jajanan tradisional dengan cita rasa manis yang ada di Indonesia. Jajanan tradisional ini diketahui pertama kali beredar di beberapa daerah Jawa Timur.
Dikutip dari laman RRI, rambut nenek diketahui mulai beredar secara luas di Malang sejak 1950-an. Sejak saat itu, jajanan rambut nenek ini mulai berkembang dan bisa dijumpai di berbagai daerah lainnya.
Penamaan rambut nenek pada jajanan ini berasal dari bentuk makanan tersebut. Terlebih pada awalnya jajanan ini memiliki warna putih yang menyerupai bentuk rambut nenek, sehingga diberi nama demikian.
Seperti yang sudah disinggung pada bagian sebelumnya, rambut nenek ini pada dasarnya mirip dengan gulali maupun permen kapas. Akan tetapi, terdapat sedikit perbedaan yang bisa Kawan jumpai dari kedua jenis jajanan ini.
Perbedaan antara rambut nenek dengan permen kapas atau gulali terletak pada tekstur makanannya. Rambut nenek biasanya memiliki tekstur yang lebih berserat seperti serutan.
Di sisi lain, gulali atau permen kapas memiliki tekstur yang padat dibandingkan rambut nenek. Hal ini sekilas membuat bentuk dari permen kapas atau gulali akan jauh lebih besar dibandingkan rambut nenek ketika dihidangkan.
Cita rasa manis yang ada di jajanan ini berasal dari gula pasir yang menjadi bahan dasar pembuatan rambut nenek tersebut. Gula pasir ini nantinya akan dipanaskan di sebuah wadah hingga berbentuk serutan-serutan tipis.
Pada awalnya rambut nenek hanya memiliki satu jenis warna saja, yakni putih. Seiring berjalannya waktu, para pedagang rambut nenek mulai mengkreasikan bahan pembuatan jajanan tersebut dengan menambahkan warna makanan, sehingga jenis warna rambut nenek menjadi jauh lebih beragam.
Rambut nenek ini bisa Kawan makan secara langsung begitu saja. Terkadang para penjual juga memadukan jajanan yang satu ini dengan tambahan lainnya, seperti opak atau sempe yang semakin memperkaya cita rasa dari rambut nenek tersebut.
Bubur Sumsum, Jajanan Tradisional yang Menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia
Eksis di Indonesia pada Periode 1990-an
Keberadaan rambut nenek pada saat ini mungkin sudah tidak semasif dulunya. Tidak banyak penjual rambut nenek yang masih bisa Kawan jumpai di berbagai daerah pada saat ini.
Situasi ini jauh berbeda jika Kawan melihat mundur dalam beberapa waktu belakangan. Pada periode 19980-an hingga 1990-an, rambut nenek menjadi salah satu jajanan primadona yang banyak digemari oleh anak-anak pada waktu itu.
Para pedagang rambut nenek ini biasanya sering dijumpai di depan pagar sekolah-sekolah yang ada di berbagai daerah. Selain itu, pedagang rambut nenek ini juga sering berkeliling dari satu rumah ke tempat lainnya untuk menjajakan jajanan tradisional tersebut.
Semoga eksistensi rambut nenek bisa terus terjaga agar jajanan lawas yang satu ini tidak tergerus zaman begitu saja.
Sumber:
- https://www.rri.co.id/kuliner/641275/gulali-rambut-nenek-lezatnya-kembali-ke-kenangan-manis
- https://www.rri.co.id/lain-lain/869443/arbanat-jajanan-jadul-yang-populer
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News