Festival pendidikan Belajaraya 2024 di Pos Bloc, Jakarta, Minggu (4/8/2024) berhasil menarik antusiasme belasan ribu pengunjung, merupakan sebuah perayaan kolaborasi dan inovasi di dunia pendidikan.
Mengusung tema “Merayakan Belajar: Kapan Saja, di Mana Saja, dari Siapa Saja”, acara ini menyatukan lebih dari seribu komunitas pendidikan dari seluruh Indonesia untuk mengeksplorasi inovasi dalam mengajar dan belajar.
Di tengah tantangan besar yang masih dihadapi sektor pendidikan, Belajaraya 2024 memperkenalkan perspektif baru dengan menampilkan empat pendidik inovatif pada sesi Ngobrol Publik pembuka bertajuk “Guru-Guru yang TIdak Biasa”.
Roswita Amelinda, Founder & Director AngklungKita, memaparkan betapa pentingnya seni dan budaya dalam pendidikan. “Inisiatif kami bertujuan mengangkat seni dan budaya dalam pendidikan, menantang stigma lama bahwa pelajaran ini tidak penting,” ujarnya.
Roswita menunjukkan bagaimana nilai-nilai lokal dan warisan tradisional dapat memperkaya pengalaman belajar. Melalui pengalaman memberikan edukasi psikososial dan kesehatan mental kepada penyintas bencana, Ivan Ahda, Founder & CEO Maxima menyoroti pentingnya pendidikan untuk masa depan yang berkelanjutan.
“Anda tidak perlu memulai dari awal; selalu ada sesuatu yang bisa dikembangkan,” ujarnya, mendorong para pendidik dan komunitas untuk memaksimalkan sumber daya yang ada untuk menciptakan perubahan positif.
Lintas ilmu
Ligwina Hananto, Founder & CEO Quamma, menyoroti pentingnya timbal balik dalam proses belajar. “Saat kita mengajar, kita belajar lebih banyak lagi,” ungkapnya. Ligwina membagikan pengalamannya dalam mengadakan kelas keuangan untuk teman-teman tunarungu dan sesi untuk guru, sambil mendorong penggunaan kelas online untuk menjangkau komunitas pedesaan.
Melengkapi diskusi, Indra Aziz, Musisi, pelatih vocal dan penggagas #bebaskansuaramu, menutup sesi dengan pesan bahwa pendidikan tidak perlu rumit. “Pengetahuan sekecil apapun bisa menciptakan perubahan yang signifikan,” ujarnya,
Dirinya mengingatkan bahwa semangat dan konsistensi dalam mengajar dapat membawa dampak besar. Menghubungkan semangat pendidikan inovatif dengan kepemimpinan Gen Z, sesi Ngobrol Publik selanjutnya membahas bagaimana generasi muda dapat membawa perubahan nyata.
Gen Z Anti Mager
Pada sesi berjudul “Gen Z Anti Mager-Mager Club untuk Pendidikan”, tokoh-tokoh seperti Jovial da Lopez, Zensa Rahman, Mandira Bienna Elmir, Nurul Iqamah, dan Aspar Jaelolo mengungkapkan potensi luar biasa Gen Z.
Jovial da Lopez, Kreator Konten, memuji kemampuan Gen Z dalam mengajarkan hal-hal kompleks dengan cara yang sederhana. “Mereka banyak juga yang berprestasi, bahkan mengajarkan hal yang sulit menjadi hal sederhana,” ujarnya.
“Bahkan empat atlet Indonesia yang terjun ke Olimpiade Paris 2024 di cabor Panjat Tebing adalah Gen Z,” ungkap Nurul Iqamah, atlet panjat tebing Indonesia, menyoroti disiplin dan dedikasi Gen Z.
Selain itu, Zensa Rahman, Managing Director Pemimpin.id, menekankan pentingnya memberikan ruang bagi Gen Z, “Gen Z mempunyai mental resiliensi karena mudah terpapar informasi dan sering menghadapi perubahan cepat,” katanya.
Hal ini diperkuat dengan pengalaman Mandira Bienna Elmir, Ketua Yayasan Forum Indonesia Muda, tentang bagaimana timnya mengaktifkan kembali sekolah di Jayapura melalui kolaborasi.
“Ketika zaman bergerak cepat, anak muda dapat melakukan perubahan melalui kolaborasi,” ujarnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News