Tahukah Kawan bagaimana legenda asal usul dari orang Nias? Menurut ceritanya, legenda terkait asal usul orang nias ini diyakini berasal dari kayangan.
Nias merupakan salah satu daerah yang berada di bawah wilayah administratif Sumatra Utara. Daerah kepulauan yang berada di sisi barat Pulau Sumatra tersebut dibagi ke dalam lima kabupaten kota yang berbeda dan dihuni oleh 900-an ribu jiwa.
Mayoritas masyarakat yang mendiami kepulauan ini berasal dari Suku Nias. Masyarakat setempat mengidentifikasikan diri mereka sebagai ono niha atau orang Nias.
Lalu bagaimana kisah yang diceritakan dalam legenda asal usul orang Nias tersebut?
Lompat Batu di Nias, Kalau Gagal Dianggap Belum Dewasa?
Legenda Asal Usul Orang Nias
Cerita tentang legenda asal usul orang Nias ini disampaikan secara lisan pada setiap generasinya. Hal ini sesuai dengan apa yang dituliskan Afthonul Afif dalam artikelnya yang berjudul "Leluhur Orang Nias dalam Cerita-cerita Lisan Nias."
Tradisi lisan dalam masyarakat suku nias ini dikenal dengan istilah hoho. Istilah ini memiliki makna sebagai cerita lisan yang berkembang di tengah masyarakat Nias, mirip seperti mitos yang diwariskan secara turun-temurun.
Dalam tradisi lisan tersebut, dikisahkan bahwa asal usul dari orang Nias dikenal sebagai sebutan sowanua atau ono mbela. Sosok ini merupakan manusia pertama yang tinggal di daerah kepulauan Nias tersebut.
Ono mbela ini sendiri diyakini merupakan keturunan dari Ibu Sirici. Ibu Sirici sendiri diyakini sebagai sosok penguasa dari kayangan.
Ibu Sirici ini memiliki enam orang anak yang tinggal di negeri kayangan. Kemudian dirinya menyuruh keenam anaknya untuk turun ke bumi.
Keenam anaknya ini mematuhi perintah sang ibu dan turun ke bumi dengan menggunakan liana lagara. Liana lagara ini merupakan sejenis tumbuhan merambat yang biasanya ditemukan di pohon-pohon.
Namun situasi yang terjadi justru jauh dari harapan. Liana lagara yang digunakan oleh anak-anak Ibu Sirici ternyata sudah rapuh.
Hal ini membuat anak-anak dari Ibu Sirici terpisah menjadi dua bagian. Sebagian anak jatuh ke tanah, sementara yang lainnya tetap berada di atas pohon atau kayangan.
Cerita Gua Togi Ndrawa, Hunian Leluhur Orang Nias dari 12.000 Tahun Lalu
Keturunan anak Ibu Sirici yang tetap tinggal ini dikenal dengan sebutan ono mbela atau manusia pohon. Sementara itu, anak-anak Ibu Sirici yang jatuh ke tanah ini nantinya akn dikenal dengan istilah nadaoya.
Ketika turun ke bumi, anak-anak Ibu Sirici tersebut mencari gua-gua sebagai tempat perlindungan. Mereka tidak lagi disebut sebagai ono mbela karena sudah turun dari kayangan.
Akan tetapi, anak keturunan dari Ibu Sirici yang turun ke bumi ini nantinya dikenal dengan sebutan nadaoya. Sebutan ini berdasarkan dari situasi anak keturunan Ibu Sirici tersebut yang tinggal di gua-gua.
Secara fisik, ono mbela dan nadaoya juga mengalami perubahan. Ono mbela dikenal memiliki fisik yang berkulit putih dan berparas cantik.
Hal ini jauh berbeda dengan orang-orang nadaoya. Anak keturunan Ibu Sirici yang jatuh ke tanah ini digambarkan memiliki fisik yang lebih besar. Selain itu, orang-orang nadaoya juga digambarkan memiliki kulit yang lebih berwarna gelap.
Keturunan anak-anak Ibu Sirici yang dikenal dengan sebutan ono mbela ini kemudian diyakini sebagai asal usul masyarakat Suku Nias yang bisa dijumpai hingga saat ini. Sementara itu, nadaoya dikonotasikan dengan para pendatang yang datang ke wilayah Pulau Nias di kemudian hari.
Perlu Kawan ketahui bahwa tradisi lisan yang berkembang di tengah masyarakat Nias ini memiliki beberapa versi cerita yang berbeda-beda. Perbedaan ini biasanya berkaitan dengan kelompok etnis yang pernah mendiami wilayah kepulauan tersebut sejak dulunya.
Sumber:
- Afif, Afthonul. "Leluhur Orang Nias dalam Cerita-cerita Lisan Nias." Kontekstualita: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 25.1 (2010): 53-79.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News