pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga dengan urban farming - News | Good News From Indonesia 2024

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah Tangga dengan Urban Farming

Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah Tangga dengan Urban Farming
images info

Pertumbuhan jumlah penduduk di daerah perkotaan akan meningkatkan permintaan pangan, sementara lahan yang tersedia untuk produksi pertanian sangat terbatas. Lahan di perkotaan sering kali digunakan untuk industri, perkantoran, dan pemukiman, sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.

Oleh karena itu, kesadaran akan praktik lingkungan berkelanjutan perlu ditingkatkan agar lebih banyak masyarakat dapat berkontribusi dalam melestarikan lingkungan.

Urban farming atau biasa disebut pertanian perkotaan adalah praktik bercocok tanam dan berternak yang dilakukan di lingkungan perkotaan. Umumnya urban farming mencakup berbagai metode seperti vertikultur, hidroponik, akuaponik, dan aeroponik, serta praktik seperti berkebun di atap (rooftop gardening) dan pertanian vertikal.

Untuk memulai farming di lahan pekarangan rumah tangga, perlu mengidentifikasi lokasi yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang akan dibudidaya. Misalnya dengan memilih tempat di lahan pekarangan rumah tangga yang tepatnya di bagian belakang rumah atau dekat dengan teras/ halaman depan rumah yang mendapat pencahayaan matahari dan suhu udara yang cukup. Dengan demikian, kemudahan pada akses air dan lahan siap digunakan untuk penerapan urban farming.

KKN di Desa Srumbung, Pengembangan Pertanian dan Pariwisata oleh Mahasiswa UGM

Selanjutnya adalah pemilihan tanaman dan metode tanam apa yang cocok pada lahan yang sudah disiapkan dan mengidentifikasi kemudahan perawatan pada metode tanam yang dipilih.

Perlu bagi kita mengidentifikasi jenis tanaman yang ingin kita budidaya dengan melihat dari sisi ekonomi, kesehatan, ketahanan pangan, estetika, dan atau atau pelestarian lingkungan.

Fakta menunjukkan bahwa lahan pekarangan di setiap rumah tangga perkotaan pada umumnya sempit-sempit, sehingga dianggap tidak ada peluang nilai ekonominya. Namun, setiap rumah tangga tersebut mengeluarkan biaya ekonomi untuk keperluan hidup sehari-harinya. Salah satu pengeluaran rumah tangga yang bersifat rutin dan penting adalah pengeluaran untuk pembelian sayuran.

Untuk itu, jika dilihat dari sisi ekonomi, kita dapat memilih tanaman bernilai ekonomi. Sebagai contoh, seperti bayam dan sawi dengan menggunakan metode hidroponik dan tanaman cabai dengan menggunakan metode tanam polybag atau tanam langsung. Ini memberikan peluang ekonomi dan dapat memangkas biaya konsumsi rumah tangga terhadap pangan segar.

Cakupan Kegiatan Urban Farming

1. Produksi

Produksi dalam urban farming pada pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga umumnya melibatkan beberapa sektor, misalnya pertanian, peternakan, dan perikanan.

Kegiatan ini dilakukan di lahan yang kurang dimanfaatkan oleh pelaku rumah tangga seperti pekarangan rumah tangga di halaman belakang rumah ataupun halaman depan rumah dan bagian rooftop (rooftop gardening).

Teknik produksi atau metode tanam yang digunakan dapat berupa di tanah, hidroponik, akuaponik, dan vertikultur.

Diversifikasi Tanaman, Jaga Keberagaman Jenis Tanaman untuk Kepentingan Pertanian Berkelanjutan

2. Pengolahan

Pengolahan hasil panen melibatkan proses pemrosesan hasil pertanian, seperti pengolahan tanaman, pengawetan, dan pengemasan. Proses tersebut dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan daya tahan produk pangan, serta memudahkan distribusi dan konsumsi.

3. Pemasaran

Pemasaran dalam urban farming pada pemanfaatan lahan pekarangan rumah tangga melibatkan strategi penjualan produk pangan hasil pertanian. Strategi ini dapat melibatkan penjualan langsung ke konsumen dan penjualan melalui pasar tradisional.

Pemasaran yang efektif dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga dan memperluas basis ekonomi perkotaan.

4. Distribusi

Distribusi melibatkan proses pengiriman produk pangan dari produsen ke konsumen. Distribusi yang efektif dapat mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan ketersediaan produk pangan di pasar.

Dalam urban farming, distribusi dapat dilakukan melalui jalur pendek, seperti dari produsen ke konsumen, sehingga dapat mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk.

5. Konsumsi Pangan

Konsumsi melibatkan proses penggunaan produk pangan hasil pertanian. Hasil pertanian dari pemanfaatan pekarangan rumah tangga dapat langsung dikonsumsi oleh keluarga atau pelaku rumah tangga itu sendiri dengan Konsumsi yang seimbang yang dapat meningkatkan kesehatan dan memperkuat ketahanan pangan.

Peran Pertanian dalam Mendukung Kemandirian dan Keamanan Pangan

Urban farming juga dapat meningkatkan keberagaman pangan dan mendorong masyarakat urban lebih adaptif terhadap ketersediaan pangan yang ada di tengah ancaman krisis pangan dan perubahan iklim.

Urban farming bisa menjadi alternatif untuk menyediakan dan meningkatkan suplai pangan di perkotaan, meskipun lahan terbatas dan jumlah penduduk tinggi. Praktik ini juga berkontribusi pada keberagaman pangan dan mendorong masyarakat perkotaan untuk lebih adaptif terhadap ketersediaan pangan di tengah ancaman krisis pangan dan perubahan iklim.

Selain itu, urban farming memiliki potensi untuk meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga melalui pengembangan hasil produksinya, meskipun diperlukan pengelolaan yang cermat untuk mencapai manfaat finansial yang optimal.

Sumber:

  • Hasanah, N., Hidayatulloh, T. S., Hadid, M. M., & Lestriana, D. (2022). Jurnal Pusat Informasi Masyarakat. Penerapan Sistem Budikdamber di Pekarangan Rumah Masyarakat Desa Jayagiri untuk Peningkatan Ketahanan Pangan Keluarga. 188-196.
  • https://lcdi-indonesia.id/2023/11/08/urban-farming-sebagai-alternatif-ketahanan-iklim-perkotaan-sektor-pertanian/Wachdijono.,
  • Wahyuni, S., & Trisnaningsih, U. (2019). Penerapan Urban Farming “Vertikultur” untuk Menambah Pendapatan Rumah Tangga di Kelurahan Kalijaga Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. Prosiding Seminar Nasional Unimus. (2), 374-381.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LN
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.