menggali kekayaan tradisi nusantara melalui museum wayang beber sekartaji - News | Good News From Indonesia 2024

Menggali Kekayaan Tradisi Nusantara Melalui Museum Wayang Beber Sekartaji

Menggali Kekayaan Tradisi Nusantara Melalui Museum Wayang Beber Sekartaji
images info

Museum Wayang Beber Sekartaji menjadi salah satu keunikan serta keunggulan yang dapat dipamerkan di Padukuhan Kanutan. Indra Suroinggeno, sang pendiri memberikan arti tersendiri dalam penamaan Museum Wayang Beber Sekartaji ini dengan singkatan bahasan Jawa “Semedeni Cakra Jawata Aji”.

Singkatan Jawa tersebut dimaksudkan dengan berdiri nya Museum Wayang Beber Sekartaji di tahun 2017 Tahun Masehi yang dilambangkan dengan angka 1951 Tahun Jawa. Berada di Gg. Pancasila, Kanutan, meskipun sempit, Museum Wayang Beber Sekartaji ini menyimpan berbagai koleksi kuno yang menarik untuk diulas.

Museum Wayang Beber Sekartaji menjadi saksi dari perjalanan sejarah peradaban manusia yang terdiri dari naskah, lontar, prasasti, fosil, dan koleksi kuno lainnya.

Minggu, 14 Juli 2024, Tim KKN-PPM UGM Bambanglipuro Periode 2 Tahun 2024 melaksanakan kunjungan ke Museum Wayang Beber Sekartaji di Padukuhan Kanutan, Desa Sumbermulyo, Bambanglipuro. Kunjungan dilakukan dalam rangka memperdalam wawasan terkait sejarah peradaban manusia dan membuka pola pikir masyarakat bahwa kuno bukan berarti tertinggal.

Tertawa Bersama Opera Van Java, Menikmati Komedi dalam Format Wayang Orang

Dalam kunjungan tersebut, membuka perspektif baru terkait kebiasaan-kebiasaan leluhur yang dianggap bersangkutan dengan hal-hal mistis ternyata dapat diartikan bahkan dijelaskan secara ilmiah. Salah satunya dicontohkan dengan steorotip manusia yang melakukan meditasi atau semedi, masyarakat menilai bahwa meditasi digunakan sebagai sarana mencapai kesejahteraan duniawi atau semacamnya dengan bantuan makhluk lain.

Padahal, jika Kawan GNFI sadari bahwa meditasi merupakan cara alami untuk dapat meleburkan hal-hal negatif yang ada di dalam diri kita dan digantikan dengan energi baru.

Pengembangan Kertas Kuno Daluang/Dluwang

Tidak hanya diisi dengan koleksi-koleksi kunonya, Museum Wayang Beber Sekartaji juga memiliki ruangan untuk memamerkan koleksi barang-barang yang terbuat dari kertas Daluang/Dluwang. Barang-barang tersebut ada yang berupa pouch, kemeja, dan beberapa lukisan hasil karya dari anak-anak.

Kertas daluang, yang dikenal juga sebagai dluwang, terbuat dari kulit pohon saeh (Broussonetia papyrifera). Pohon tersebut pun ditanam di pekarangan depan Museum Wayang Beber Sekartaji. Pohon ini memiliki ciri khas daun yang lebar dan batang yang kuat.

Proses pembuatan kertas daluang melibatkan pengolahan serat kulit pohon saeh yang dipukul dan direndam, kemudian dijemur hingga kering. Hasilnya adalah kertas yang memiliki tekstur unik, daya tahan tinggi, serta elastis sehingga berbeda dengan jenis kertas pada umumnya, membuatnya cocok untuk berbagai keperluan seni dan kerajinan.

Wayang Thengul dalam Jejak Peradaban Islam Bojonegoro

Kampung Dluwang Museum Wayang Beber Sekartaji

Sanggar Bhuana Alit

Museum Wayang Beber Sekartaji juga mempunyai Sanggar Seni Budaya Bhuana Alit yang memberi wadah anak-anak untuk belajar budaya Nusantara. Sanggar ini menyediakan berbagai program dan kegiatan yang dirancang untuk memperkenalkan dan melestarikan seni serta tradisi Indonesia kepada generasi muda.

Anak-anak dapat belajar berbagai jenis kesenian seperti tari tradisional, gamelan, dan pembuatan kerajinan tangan. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang budaya, tetapi juga mengembangkan keterampilan dan kreativitas mereka.

Keberadaan Sanggar Seni Budaya Bhuana Alit tentunya berdampak positif bagi perkembangan dan citra Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul. Adanya sanggar ini, desa tersebut menjadi pusat kegiatan budaya yang menarik minat banyak orang, baik dari dalam maupun luar daerah.

Ini turut mendorong peningkatan kunjungan wisatawan yang ingin melihat dan belajar tentang kekayaan budaya Nusantara.

Selain itu, Sanggar Seni Budaya Bhuana Alit berperan penting dalam menjaga warisan budaya lokal agar tidak hilang ditelan zaman. Melalui pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada anak-anak, nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal dapat terus dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Berkunjung ke Indonesia, Bos Apple Nonton Wayang hingga Makan Sate Ayam

Dengan demikian, sanggar ini tidak hanya membantu mengembangkan potensi seni dan budaya anak-anak, tetapi juga memperkuat identitas budaya Desa Sumbermulyo dan Kabupaten Bantul secara keseluruhan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KU
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.