kemurnian garam gunung krayan dari tanah borneo jadi favorit sultan brunei - News | Good News From Indonesia 2024

Kemurnian Garam Gunung Krayan dari Tanah Borneo, Jadi Favorit Sultan Brunei

Kemurnian Garam Gunung Krayan dari Tanah Borneo, Jadi Favorit Sultan Brunei
images info

Daerah Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ini terkenal dengan penghasil garam yang melimpah serta sudah diekspor ke luar negeri. Letaknya di ketinggian antara 500 hingga 1.500 meter dan jadi pemukiman masyarakat suku Dayak Lundayeh.

Dimuat dari Indonesia.go.id, sedikitnya ada 33 mata air tersebar di lembah-lembah aluvial yang relatif datar pada ketinggian 900 mdpl dan daerah rawa rendah. Air asin itu mengalir dari kaki bukit hutan serta bercampur dengan air sungai.

Produksi Garam Nasional Capai 2,5 Juta Ton, Jawa Timur Terbesar

Masyarakat Krayan menyebut garam gunung tersebut dengan sebutan tecu. Garam gunung ini dipercaya sehat dikonsumsi karena memiliki salinitas yang tinggi dan mengalir dari dalam tanah sejak jutaan tahun lampau.

Kadar air yang terkandung dalam garam gunung ini kurang dari 5 persen. Usia dari mata air asin ini konon sudah ada sejak ratusan tahun lalu lalu. Tetapi keberadaannya baru terkuak oleh masyarakat Suku Dayak Lundayeh pada tahun 1932-an.

Pengolahan

Walau ada 33 mata air asin, hingga sekarang baru 4 titik yang beroperasi untuk dijadikan bahan baku pembuatan garam. Keempat titik itu berada di Long Midang (Kecamatan Krayan), Pa Kebuan (Kecamatan Krayan Timur).

Pada proses pembuatan garam gunung ini, masyarakat masih memakai metode tradisional dan sederhana. Cara tersebut sudah berlangsung lama dan membuat cita rasanya tidak pernah berubah.

Mengenal Madura Pulau Garam Indonesia

Air asin yang sudah diambil dari sumur itu harus dimasak terlebih dahulu di dalam wadah berupa drum besar berbahan stainless steel atau anti karat. Wadah drum tadi diletakkan di atas tungku yang terbuat dari batu atau tanah liat.

Lalu wadah ini akan dipanaskan selama berjam-jam menggunakan kayu bakar. Dengan menggunakan wadah anti karat mampu menghasilkan garam dengan kualitas yang baik. Proses perebusan air asin itu menghasilkan kristal putih garam basah.

Disukai Sultan Brunei

Masyarakat Suku Dayak bisa menghasilkan garam gunung Krayan dari empat mata air asin sekitar 200 sampai 250 kilogram dalam sehari. Adapun garam itu dikemas dengan membentuk batang berdiameter 5 cm lalu di potong sepanjang 30 cm.

Walau metodenya masih sederhana, tetapi garam gunung Krayan ini berhasil tembus pasar lokal bahkan mancanegara. Salah satu kehebatan dari garam ini adalah Sultan Hassanal Bolkiah atau orang nomor satu di Brunei Darussalam.

Bukan Telur Dinosaurus! Asin Tibuok, Garam Khas Filipina Yang Terlupakan

“Raja Brunei juga mengkonsumsi garam Krayan. Sultan Bolkiah juga mengkonsumsi beras organik Krayan yaitu beras adan,” ucap Camat Krayan, Marjuni.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.