Museum Song, Pacitan, Jawa Timur memiliki wajah baru usai direvitalisasi sejak setahun lalu. Pada bulan Mei lalu, museum dengan wajah baru ini dibuka kembali oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim.
Transformasi Museum Song bertujuan untuk menjadikan museum sebagai destinasi edukasi dan pusat ilmu prasejarah di Nusantara. Proyek ini meliputi revitalisasi fasilitas pengunjung dan pelestarian situs Gua Song.
Museum Radya Pustaka, Menelusuri Peninggalan Sejarah di Tengah Modernitas
“Tujuan transformasi di Museum Song terus meningkatkan aksesibilitas dan mendorong pengalaman pengunjung yang lebih baik, kami terus berusaha memperbaiki diri dan memastikan pengelolaan museum dan cagar budaya yang lebih profesional dan sesuai standar terbaik dalam pelestarian, pemeliharaan, dan pemanfaatan museum dan warisan budaya,” jelas (Plt) Kepala BLU Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB), Ahmad Mahendra.
Menyimpan jejak sejarah
Museum Prasejarah Song menyimpan jejak-jejak prasejarah Indonesia sejak ratusan ribu tahun. Ruang utama museum itu memamerkan berbagai artefak dan kebudayaan sejarah dari masa pleistosen tengah hingga holosen, lebih kurang 350 ribu tahun atau lebih.
Ruang pertama berisi informasi pengenalan lokasi Gunung Sewu, gunung purbakala ini memajang mulai dari Kabupaten Gunungkidul (DIY), Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), dan Kabupaten Pacitan (Jawa Timur).
Mengunjungi Museum yang Jadi Saksi Mata Perjuangan Kemerdekaan Rakyat Kalsel
Ada sekitar 4.627 koleksi pra-sejarah seperti kerangka manusia purba, hewan, dan benda yang digunakan ratusan tahun lalu. Museum yang diambil dari nama situs Song ini dilengkapi keterangan yang bisa jadi sumber pengetahuan para pengunjung.
Ada gambaran penghuni Kawasan Gunung Sewu adalah sosok-sosok pantang menyerah. Ada sketsa manusia purba antara lain, Meganthropus paleojavanicus, Homo soloensis, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus erectus.
Pembentukan IHA
Pihak Kemendikbudristek selaku pengelola museum dan cagar budaya menilai kebanyakan museum di Indonesia menjadi ruang yang diam dan menjadi ruang-ruang yang sepi sehingga tidak menjadi pilihan destinasi wisata.
Karena itu Menteri Nadiem menegaskan sudah saatnya mengambil langkah berani mentransformasi museum dan cagar budaya yang dimiliki Indonesia yakni salah satunya melalui pembentukan Indonesia Heritage Agency (IHA).
Ada 817 Koleksi yang Terdampak Kebakaran, Apa yang Dilakukan Museum Nasional?
Dilanjutkan olehnya, IHA akan mengelola 18 museum dan 34 cagar budaya nasional yang terbesar di seluruh Indonesia, seperti Museum Nasional, Galeri Nasional Indonesia, Museum Sumpah Pemuda, dan lain-lain.
“Ini saatnya kita mengambil langkah berani untuk mentransformasi museum dan cagar budaya yang kita milik. Ini saatnya kita menjadikan museum dan cagar budaya sebagai ruang belajar yang terbuka, inklusif, dan mendukung perwujudan pembelajar sepanjang hayat,” tutur Nadiem.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News