merayakan warisan budaya topeng kawedar melalui grebeg topeng ireng - News | Good News From Indonesia 2024

Merayakan Warisan Budaya Topeng Kawedar Melalui Grebeg Topeng Ireng

Merayakan Warisan Budaya Topeng Kawedar Melalui Grebeg Topeng Ireng
images info

Bunyi gemerincing dan tabuhan bersaut-sautan melingkupi lapangan Desa Tuksongo, Magelang, Jawa Tengah. Ratusan warga berbondong-bondong mengiringi kirab atau pawai topeng kawedar untuk memperingati hari ulang tahun dari topeng kawedar yang ke-72.

Mengusung tema “Grebeg Topeng Ireng”, acara kesenian ini memiliki banyak rangkaian kegiatan yang dibagi menjadi dua sesi, yakni siang dan malam. Kirab topeng kawedar menjadi salah satu pembuka yang meriah pada siang itu.

“Acara ini memang baru pertama kali dilakukan, jadi memang banyak rangkaian acaranya sampai malam hari,” jelas Nanang, salah satu panitia Grebeg Topeng Ireng.

Pada siang hari yang terik itu, mahasiswa KKN-PPM UGM Unit Borobudur yang berlokasi di Desa Tuksongo turut meramaikan dan mengikuti rangkaian pawai yang diselenggarakan dari Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Tuksongo, sampai lapangan Desa Tuksongo.

Pawai tersebut dimeriahkan oleh para penabuh dari tarian topeng kawedar, penari topeng kawedar cilik, dan masyarakat. Topeng kawedar sendiri adalah salah satu kesenian yang berasal dari Desa Tuksongo, Magelang, yang juga berkembang di wilayah Borobudur dan sekitarnya.

Tari Ronggeng Blantek, Tarian Kreasi Dari Betawi

Penari topeng kawedar cilik sukses menjadi simbol pembuka dari acara tersebut. Tak hanya gerakan dan tabuhannya yang konsisten dan bergema di lapangan Desa Tuksongo, melainkan kostum yang para penari gunakan dilengkapi banyak pernak-pernik.

Para penari memakai hiasan di kepala yang cukup besar yang terbuat dari bulu ayam yang berwarna-warni. Selain itu, bagian kaki mereka juga diselimuti oleh krincing yang tiap hentakannya berbunyi dengan nyaring.

Menjelang malam hari, masyarakat sekitar mulai memadati lapangan Desa Tuksongo dan memenuhi area pusat pertunjukan yang berbentuk persegi panjang di tengah lapangan Desa Tuksongo. Cinderela Surya Kawedar, Topeng Ireng Bojong Mendut, Gandrungan Surya Kawedar, dan Kewan-Kewan Topeng Kawedar, turut meramaikan acara itu pada sesi malam hari.

Pada pertengahan penampilan dari Cinderela Surya Kawedar, Muhammad Tauhid, selaku inisiator dari topeng kawedar di Desa Tuksongo, turut menyampaikan pesan untuk mempertahankan ciri khas dari kesenian topeng kawedar.

“Jangan sampai kesenian ini kita bentuk semau kita. Kita harus menjaga agar tetap seperti adat dari kesenian ini,” tegasnya.

Kemudian, sesi yang paling disoroti oleh sebagian masyarakat adalah Kewan-Kewan Topeng Kawedar. Kewan-kewan atau yang disebut dengan hewan-hewan adalah salah satu dari bagian kesenian topeng kawedar.

Disebut sebagai kewan-kewan karena para penarinya menggunakan kostum kepala hewan. Jenis kostum kepala hewan yang biasanya digunakan pada saat penampilan Kewan-Kewan adalah macan, singa, kerbau, gajah, sapi, kuda, dan badak.

Tari Pendet, Pesona Tarian Tradisional Bali di Event Internasional

Egy Rachma Zulvita, salah satu anggota Tim KKN-PPM UGM Unit Borobudur menjadi salah satu penonton yang menunggu penampilan dari Kewan-Kewann, karena pada rangkaian penampilannya, biasanya ada sesi saat para penari yang kesurupan.

Pada acara ini, Kewan-Kewan juga ditempatkan pada rangkaian acara penutup. Egy menyampaikan bahwa ketika Kewan-Kewan sudah mau tampil, masyarakat semakin berbondong-bondong menuju area utama pementasan.

“Nontonnya sampai berdesakan ketika sudah mau mulai,” ucap Egy.

Ia juga menambahkan bahwa momen yang paling membekas ketika menonton kewan-kewan adalah pada saat para penarinya mulai dimasuki oleh roh, yang memang termasuk dalam rangkaian tari kewan-kewan.

Acara kesenian ini sukses mengundang banyak masyarakat, termasuk mahasiswa KKN-PPM UGM Unit Borobudur untuk menyaksikan acara kesenian topeng kawedar tersebut.

Selain itu, Tauhid, sebagai inisiator Topeng Kawedar juga berharap bahwa acara kesenian seperti ini harus dilestarikan, “Semoga acara Grebek Topeng Ireng bisa menjadi acara tahunan,” simpulnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.