Anggapan bahwa siput dan kura-kura sebagai hewan terlambat di dunia ternyata salah. Ada kungkang atau sloth yang bergerak paling lambat, yakni sekitar satu menit untuk memanjat 1–2 meter.
Kungkang adalah kelompok mamalia xenarthra Neotropis yang menghuni pepohonan di hutan tropis Amerika Tengah dan Selatan. Meski namanya mirip, kungkang bukan kerabat kukang—primata kecil yang banyak ditemukan di Indonesia.
Makanan kungkang adalah daun, ranting, dan kuncup. Karena hewan ini tidak memiliki gigi seri, mereka memangkas daun dengan cara mengatupkan bibir mereka yang kuat. Butuh waktu 30 hari bagi kungkang untuk mencerna sehelai daun karena metabolismenya yang rendah.
Malas adalah cara bertahan hidup
Fakta bahwa kungkang bergerak lambat telah diungkap sejak hampir 64 juta tahun. Para ahli menunjukkan karakteristik semacam itu merupakan strategi bertahan hidup. Pergerakan yang lambat ini sesuai dengan metabolisme kungkang yang sangat rendah.
Becky Cliffe, zoologist dari Swansea University mengatakan bahwa bergerak perlahan pasti membutuhkan lebih sedikit energi daripada bergerak cepat, dan prinsip inilah yang mendasari ekologi kungkang yang tidak lazim.
Dengan terus-menerus bergerak perlahan, sloth membakar sangat sedikit energi dan mampu berfungsi dengan tingkat metabolisme terendah sebagai mamalia yang tidak berhibernasi. Perkiraan metabolisme terendah berkisar 40–74 persen dari nilai prediksi relatif terhadap tubuh kungkang.
Baca juga Mengenal Ungka, Primata Akrobatik yang Menyanyi “Wow-wow”
Tidur sambil bergantung
Kungkang memiliki susunan otot dan tendon khusus di tangan dan kaki yang terkunci pada tempatnya. Mekanisme penguncian unik ini membuat mereka bisa tidur sambil bergelantungan di dahan pohon.
Meski bergerak sangat lambat, kungkang ternyata tiga kali lebih kuat dari Indonesia. Kungkang mampu mengangkat seluruh beban tubuhnya ke atas hanya dengan satu lengan. Selain itu, hewan ini juga termasuk perenang yang baik.
Kungkang memiliki kondisi yang sangat langka yang disebut monokromasi batang. Artinya, mereka sama sekali tidak memiliki sel kerucut di matanya. Akibatnya, semua kangkang buta warna, hanya dapat melihat dalam cahaya redup atau saat malam hari.
Baca juga Puti Malabin, Harimau Sumatera yang Diantar Pulang Naik Helikopter
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
