mitos pasar setan di gunung yang menjadi tempat jual beli makhluk gaib - News | Good News From Indonesia 2024

Mitos Pasar Setan di Gunung yang Menjadi Tempat Jual Beli Makhluk Gaib

Mitos Pasar Setan di Gunung yang Menjadi Tempat Jual Beli Makhluk Gaib
images info

Apakah Kawan pernah mendengar tentang mitos pasar setan di gunung? Bagi Kawan yang memiliki hobi dan kesukaan dalam melakukan aktivitas mendaki gunung tentu sudah tidak asing lagi dengan mitos yang satu ini.

Mitos yang diyakini sebagai tempat jual beli makhluk gaib ini bisa Kawan temukan di banyak gunung yang ada di Indonesia. Beberapa gunung yang terkenal dengan mitos pasar setannya adalah Gunung Lawu, Gunung Salak, Gunung Merapi, Gunung Arjuno, dan lainnya.

Selain itu, penamaan pasar setan ini juga memiliki perbedaan di beberapa gunung yang ada. Salah satu contohnya bisa Kawan temukan di Gunung Merapi.

Di Gunung Merapi, penamaan pasar setan dikenal dengan istilah Pasar Bubrah. Lokasi dari pasar setan ini diyakini berada di area kemah yang berada tepat sebelum puncak Gunung Merapi.

Bagaimana penjelasan lebih lanjut tentang mitos pasar setan yang berkembang di beberapa gunung yang ada di Indonesia tersebut?

Mitos Pasar Setan

Secara umum, mitos pasar setan yang ada di beberapa gunung di Indonesia berkaitan dengan aktivitas jual beli yang dilakukan oleh makhluk dunia lain. Perbedaan pada masing-masing mitos ini hanya terletak pada poin-poin kecil saja, seperti dampak yang dirasakan oleh para pendaki dan lainnya.

Salah satu mitos pasar setan yang familiar di telinga para pendaki adalah yang berada di Gunung Lawu. Gunung yang berada di tiga kabupaten berbeda di Jawa Timur dan Jawa Tengah ini, yakni Karanganyar, Magetan, dan Ngawi ini memang dikenal memiliki nuansa mistis yang kuat.

Sederet Mitos tentang Gunung Lawu, Apa Saja?

Sederet mitos yang berkembang terkait gunung yang satu ini adalah adanya larangan mendaki menggunakan baju hijau, adanya jalak lawu yang menuntun arah para pendaki, hingga keyakinan bahwa Gunung Lawu memiliki nyawanya tersendiri. Selain itu, Gunung Lawu juga menjadi salah satu tujuan bagi para pengunjung pada momen-momen sakral, seperti Malam Satu Suro dan lainnya.

Mitos pasar setan menjadi salah satu cerita mistis yang beredar di gunung yang memiliki tinggi 3118 mdpl tersebut. Melyani Ekasari dan Nugroho Trisnu Brata dalam artikelnya, "Fungsi Mitos, Etika Lingkungan dan Integrasi pada Aktivitas Mendaki Gunung Lawu" menyebutkan bahwa lokasi pasar setan ini diyakini berada di sekitar pos lima via jalur pendakian Candi Cetho.

Menurut kepercayaan yang beredar, mitos pasar setan di Gunung Lawu ini diyakini sebagai lokasi jual beli dari makhluk gaib. Beberapa kesaksian menyebutkan bahwa akan terdengar suara gaduh seperti aktivitas pasar ketika melewati lokasi tersebut.

Hal ini mungkin tidak masuk di logika manusia. Sebab lokasi tempat pasar setan yang ada di Gunung Lawu tersebut hanyalah hamparan hutan begitu saja, sehingga tidak mungkin ada aktivitas jual beli atau keriuhan suara gaduh yang terjadi di lokasi tersebut.

Jika rombongan pendaki melewati tempat ini dan mendengar suara yang menawarkan barang yang ingin dijual, maka orang tersebut mesti menjawab tawaran tersebut. Para pendaki bisa menjawab hendak membeli barang-barang yang ada di sekitar pasar setan ini, mulai dari daun, batu, ranting, dan lainnya.

Mitos Gunung Lanang, Dipercaya sebagai Jelmaan Pria yang Dikutuk karena Cinta

Setelah memilih barang tersebut, para pendaki bisa melemparkan uang koin sebagai alat bukti pembayaran. Dengan demikian, para pendaki bisa melewati lokasi tersebut.

Jika pendaki tidak melakukan hal ini, maka diyakini mereka akan mendapatkan berbagai macam kesialan ketika proses mendaki. Salah satu bentuk kesialan yang terjadi ketika pendaki tidak menjalankan mitos ini adalah bisa tersesat dan tidak bisa kembali dari Gunung Lawu tersebut.

Sumber:
- Ekasari, M. (2023). Fungsi Mitos, Etika Lingkungan dan Integrasi pada Aktivitas Mendaki Gunung Lawu. Indonesian Journal of Conservation, 12(2), 149-159.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.