bila korea ada gingseng indonesia kembangkan tanaman herbal ini ke kancah global - News | Good News From Indonesia 2024

Bila Korea Ada Gingseng, Indonesia Kembangkan Tanaman Herbal Ini ke Kancah Global

Bila Korea Ada Gingseng, Indonesia Kembangkan Tanaman Herbal Ini ke Kancah Global
images info

Tanaman kelor yang bernama latin Moringa oleifera menjadi primadona ketika pandemi. Tanaman berdaun mini ini mendadak diburu masyarakat. Karena itulah, pemerintah mencanangkan gerakan menanam dan mengkonsumsi kelor di Nusa Tenggara Timur.

Kelor dipercaya memiliki khasiat yang bagus untuk ibu hamil dan menyusui. Di NTT, kelor juga diberikan kepada anak-anak usia sekolah. Tetapi hingga kini belum ada penelitian lebih lanjut mengenai kelor.

Dibuat dari Daun Kelor, Es Krim Ini Berkhasiat Mengatasi Stunting

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin meminta agar kelor bisa diteliti secara mendalam. Menkes ingin tanaman kelor menjadi obat tradisional khas Indonesia yang bisa menembus pasar global dan menyaingi ginseng khas Korea Selatan.

“Saya ingin mengimbangi seperti ginsengnya Korea, dibikin penelitian yang serius untuk masuk dunia internasional,” katanya yang dimuat Indonesia.go.id.

Apa ajaibnya kelor?

Kelor mendapatkan julukan the miracle tree oleh World Health Organization (WHO) bukan tanpa sebab. Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ridwan mengatakan kandungan vitamin dan dan mineral dalam kelor terbukti mencukupi gizi harian.

“Kandungan kalsium kelor lebih tinggi dibanding tanaman lain. Bahkan, jika dibandingkan dengan susu sapi sekalipun. Padahal selama ini susu sapi dikenal sebagai sumber utama kalsium bagi manusia,” ujar Ridwan.

Daun Kelor: Tumbuhan Herbal Kaya Akan Manfaat Bagi Kesehatan, Bisa Melawan Kanker

Ridwan menjelaskan susu sapi rata-rata mengandung 143 mg/100 gr kalsium, sedangkan kandungan kalsium daun kelor kering dapat mencapai 17 kali lipatnya. Khasiat yang tinggi ini membuat Pemprov NTT mewajibkan masyarakat mengkonsumsi kelor.

Tanaman ini juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, sekitar 25 persen - 34 persen, setara dengan kandungan protein pada kacang-kacangan. Kendati belum melampaui kandungan protein pada biji kedelai yang mencapai 36 persen.

Budidaya kelor

Ridwan mengungkapkan pohon kelor diyakini berasal dari kaki bukit Himalaya, meliputi Pakistan, India, Nepal, dan Bangladesh. Kini, tanaman tersebut tersebar luas dan banyak dibudidayakan terutama di wilayah tropis.

Dikatakan oleh Ridwan, bila ingin membudidayakan kelor tidaklah terlalu suit. Memperbanyaknya dapat dilakukan secara vegetatif dengan stek batang dan generatif dengan biji.

Bukan Cuma Enak Disayur, Daun Kelor Bisa Jadi Obat Alzheimer

“Saya bersama tim pernah melakukan uji coba penanaman kelor di sepuluh pulau di Indonesia yaitu Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua dalam polybag berkapasitas 10 kg,” jelas Ridwan,

Hasil penelitian BRIN menemukan, Sumatra merupakan aksesi yang memiliki daun tertinggi dengan produksi biomassa yang dikombinasikan dengan kandungan total flavonoid dan aktivitas antioksidan yang paling tinggi, dibandingkan dengan yang lain.

“Aksesi Sumatra direkomendasikan sebagai aksesi yang sangat baik untuk budidaya dengan tujuan menghasilkan flavonoid,” terang Ridwan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.