Sebuah survei yang dilakukan oleh GYBN Indonesia menyebutkan bahwa 98% respondennya menilai bahwa dirinya memiliki dampak yang signifikan dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati.
Tak hanya itu, kabar baiknya, jumlah anak muda yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini juga semakin besar. Mereka terlibat dalam kegiatan konservasi berbasis masyarakat, perumusan kebijakan, kampanye, advokasi, hingga penerapan teknologi sebagai penunjang aksi perlindungan keanekaragaman hayati.
Partisipasi tersebut sangat penting untuk membangun kesadaran bersama, memobilisasi sumber daya, termasuk memengaruhi para pengambil keputusan, untuk memprioritaskan konservasi yang mencerminkan urgensi dan langkah konkret pelestariannya.
Berdasarkan temuan ini, Global Youth Biodiversity Network (GYBN) Indonesia turut berpartisipasi dalam inisiatif GYBN Southeast Asia. Organisasi tersebut berkolaborasi dengan Hanns Seidel Stiftung dan ASEAN Centre for Biodiversity (ACB).
Intip Keanekaragaman Hayati Danau Sentarum, Surga Para Peneliti dari Tanah Borneo
Survei online yang dilakukan oleh GYBN Asia Tenggara ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Dengan secara sistematis memetakan kontribusi anak muda di seluruh negara ASEAN, survei ini akan menangkap keragaman inisiatif yang dipimpin oleh anak muda, dari proyek lokal hingga upaya regional yang selaras dengan target KM GBF.
Informasi ini akan sangat penting untuk mengakui dan memperkuat suara anak muda dan keanekaragaman hayati di Asia Tenggara.
Mereka telah meluncurkan survei yang berjudul “Kontribusi Anak Muda Indonesia untuk Target Keragaman Hayati Global”. Survei ini merupakan salah satu agenda utama GYBN Southeast Asia, yang bertujuan untuk memetakan kontribusi anak muda Indonesia, terhadap target Kerangka Kerja Global Keanekaragaman Hayati Kunming-Montreal (Kunming- Montreal Global Biodiversity Framework).
Survei tersebut terbuka dari 31 Mei—30 Juni 2024. Sasarannya seluruh pihak, mulai dari komunitas pemuda, organisasi masyarakat sipil, organisasi non-pemerintah, institusi, lembaga penelitian, hingga sektor lainnya yang turut mendorong penyadartahuan, perlindungan, ataupun pemeliharaan sumber daya alam di Indonesia.
Data dan informasi yang terkumpul diharapkan akan membantu kolaborasi ini dalam mendorong pencapaian dan partisipasi pemuda yang bermakna, sekaligus mengisi kekosongan yang terjadi dalam sejumlah koordinasi lintas sektoral.
Taman Nasional Ujung Kulon, Menelusuri Keanekaragaman Hayati di ujung Barat Pulau Jawa
Namun, tentu upaya pemetaan kontribusi anak muda ini masih akan berlanjut. Survei tersebut merupakan basis data yang akan menampilkan beragam kontribusi anak muda dalam topik keanekaragaman hayati.
GYBN Indonesia juga menyoroti bahwa krisis lingkungan hidup yang tak hanya berdampak pada aspek ekologis, melainkan pada pemenuhan hak dasar sebagai manusia. Sumber daya alam patut dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan publik.
Ko-Koordinator Chapter GYBN Indonesia, Irvan Prasetio, menambahkan, hasil survei tersebut nantinya akan turut dianalisis dan sampaikan bersama dengan 9 negara lainnya di ASEAN. Dengan demikian, upaya ini dapat membantu menyuarakan, serta mengarusutamakan isu keanekaragaman hayati, terutama pada aspek hak dan distribusi manfaat di dalamnya.
Jika Kawan GNFI berminat untuk turut serta dalam pengisian survei dapat dilakukan melalui tautan berikut https://bit.ly/aksimuda.
Keanekaragaman Hayati Tersembunyi: Penemuan Jenis Burung Rangkong Langka di Kawasan Gunung
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News