Muhammadiyah, organisasi Islam terkemuka di Indonesia, akhir-akhir ini menjadi sorotan publik. Beberapa hari terakhir, Muhammadiyah mendapatkan apresiasi karena sikapnya yang independen dalam menolak tawaran pemerintah untuk mengelola tambang. Diskusi mengenai hal ini masih berlangsung hangat di berbagai kalangan.
Sebelumnya, Muhammadiyah juga menuai pujian atas kebijakan salah satu kampusnya, Universitas Muhammadiyah Maumere (UNIMOF), yang memperbolehkan mahasiswa membayar uang kuliah dengan hasil bumi. Kebijakan ini muncul di tengah perdebatan mengenai kenaikan biaya kuliah yang memberatkan mahasiswa.
Sebagai organisasi yang memiliki perhatian besar terhadap pendidikan, Muhammadiyah mengelola 171 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Perguruan tinggi ini terdiri dari berbagai jenis, mulai dari universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, hingga akademi.
Kampus-kampus Muhammadiyah tidak hanya menerima mahasiswa Muslim, tetapi juga terbuka bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang agama dan budaya. Bahkan, kampus-kampus ini semakin menarik minat mahasiswa internasional. Ribuan mahasiswa dari 54 negara, termasuk Madagaskar, Malaysia, Maroko, dan Korea, memilih Muhammadiyah sebagai tujuan studi mereka.
Data dari Kantor Urusan Internasional (KUI) Perguruan Tinggi Muhammadiyah - Aisyiyah (PTMA) menunjukkan bahwa lebih dari 1.200 mahasiswa internasional saat ini terdaftar sebagai mahasiswa penuh waktu atau paruh waktu di berbagai kampus Muhammadiyah dan Aisyiyah di seluruh Indonesia.
Beberapa kampus melaporkan peningkatan signifikan dalam jumlah pendaftar internasional pada tahun 2024. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu contohnya. Pada gelombang pertama penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2024/2025, UMY mencatat 4.807 pendaftar dari 97 negara, meningkat tajam dari tahun sebelumnya.
Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan AIK, Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D., mengaitkan peningkatan ini dengan reputasi UMY yang semakin baik di tingkat internasional, serta upaya proaktif UMY dalam memperluas jaringan internasionalnya. Salah satu upaya tersebut adalah roadshow internasional ke Filipina pada Desember 2023.
Selain itu, pembaruan sistem portal pendaftaran UMY juga memudahkan calon mahasiswa internasional untuk mendaftar. Program studi yang paling diminati di UMY antara lain Teknologi Informasi, Keperawatan, Manajemen, dan Hubungan Internasional.
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) juga berhasil menarik minat mahasiswa asing. UMS mencatat peningkatan hampir enam kali lipat jumlah pendaftar mahasiswa asing pada tahun akademik 2024/2025, dengan total 8.456 pendaftar. Sementara itu, UMJ memberikan beasiswa kepada 37 mahasiswa asing dan menyediakan program belajar bahasa Indonesia untuk membantu mereka beradaptasi.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) juga aktif dalam menjaring mahasiswa internasional. UMP telah membuka program kelas internasional untuk jenjang S1 dan S2 di berbagai program studi, dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan mereka dengan standar pengetahuan internasional dan mendapatkan pengalaman internasional yang berharga.
Selain kampus-kampus tersebut, masih banyak kampus Muhammadiyah lain yang menerima mahasiswa internasional. Data dari KUI PTMA menunjukkan bahwa saat ini ada 20 kampus Muhammadiyah di seluruh Indonesia yang menampung mahasiswa dari berbagai negara.
Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh kampus-kampus Muhammadiyah, tetapi juga nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang moderat dan terbuka. Nilai-nilai toleransi, pluralisme, dan keterbukaan menciptakan atmosfer akademik yang kondusif bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang.
Kehadiran mahasiswa internasional di kampus-kampus Muhammadiyah tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa itu sendiri, tetapi juga bagi Indonesia secara keseluruhan. Pertukaran budaya, peningkatan pemahaman antarbangsa, dan penguatan hubungan diplomatik adalah beberapa dampak positif yang diharapkan dari fenomena ini.
Dengan terus meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jaringan internasionalnya, Muhammadiyah semakin memantapkan posisinya sebagai pusat pendidikan unggulan yang diakui dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News