Siapa di sini yang pernah terkena prank saat membuka toples Tango atau kaleng Khong Guan di momen ramadan? Kawan GNFI pasti pernah mengalaminya, saat dibuka malah berisi makanan yang lain, bukan isi yang sesuai dengan nama wadahnya, umumnya sih rengginang.
Setiap Ramadan, tepatnya saat sedang bersilaturahmi ke rumah kerabat atau tetangga, rengginang sering menjadi sasaran atau ejekan. “Hayo, lhoh, isinya pasti bukan sesuai dengan namanya!”
Nah, saat dibuka tutup kalengnya, ternyata berisi rengginang atau makanan seperti peyek. Bahkan, makanan bercita rasa asin ini telah menjadi ciri khas ramadan dan suguhan wajib.
Meskipun begitu, sebagian dari kita, malah menginginkan camilan gurih tersebut, bukan wafer atau kue kaleng. Berikut artikel seputar rengginang!
Kisah Biskuit Khong Guan, Mengapa Jadi Sajian Istimewa Saat Lebaran?
Apa sih, Rengginang Itu?
Rengginang merupakan camilan sejenis kerupuk bertekstur tebal, yang terbuat dari bahan dasar beras ketan. Bahan tersebut dibentuk bulat melingkar, lalu dikeringkan dengan menjemur adonan yang telah jadi di bawah sinar matahari secara langsung. Terakhir, digoreng dengan minyak goreng yang panas.
Kini, camilan yang terbilang jadul ini, telah mengalami perubahan dari segi rasa dan warnanya. Terdapat varian rasa baru yang menyesuaikan lidah orang zaman sekarang, dan warnanya yang cukup variatif.
Asal Muasal Rengginang
Rengginang berasal dari daerah Jawa Barat dan Banten. Konon katanya, orang-orang di zaman itu mau membuat tapai ketan, tetapi bahan ragi mereka habis. Akhirnya, beras ketan yang telah dikukus, dibentuk menjadi bulat kecil. Setelah itu, adonan dijemur dan digoreng dengan suhu minyak yang panas.
Makna Filosofis Rengginang
Di balik kerenyahan kerupuk rengginang, ternyata menyimpan filosofi yang keren. Rengginang memiliki makna sebagai simbol persatuan, hal ini tercermin dalam proses pembuatannya yang terbuat dari bahan dasar beras ketan yang lekat satu sama lain.
Selain itu, camilan khas satu ini juga melambangkan sebagai simbol kemakmuran, karena bahan dasarnya yang terdiri dari beras ketan atau nasi. Nah, kedua bahan ini memang sebagai sumber pokok makanan bagi masyarakat Indonesia.
Gemblong, Jajanan Pasar Manis Legit dari Beras Ketan Berlumuran Gula
Nama Lain Rengginang di Berbagai Daerah
- Intip, Jawa Tengah
.jpg)
Menilik dari laman surakarta.go.id, intip merupakan sebutan untuk kerak nasi yang dibentuk lingkaran dengan taburan gula jawa cair. Camilan renyah ini menjadi oleh-oleh khas Kota Solo. Jika ingin membelinya, bisa mudah ditemukan di pasar tradisional atau pusat oleh-oleh.
- Batiah, Sumatera Barat

Batiah berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat, camilan kesukaan masyarakat di sana. Makanan ini mirip dengan rengginang, tetapi rasanya sedikit berbeda.
Camilan yang gurih ini memiliki 2 jenis varian, yang pertama dengan tambahan gula aren sehingga berwarna kecokelatan. Dan, yang kedua mirip dengan rengginang berwarna putih dengan taburan karamel. Umumnya, dijual di pasar dengan harga yang cukup terjangkau.
- Renggining, Jawa Barat

Rengginang dan renggining memang berasal dari daerah yang sama, Jawa Barat. Namun, bahan dasarnya berbeda dan bentuk tekstur sedikit berbeda. Renggining terbuat dari ubi ungu, dengan tambahan tepung tapioka dan terigu. Bentuknya sedikit lebih tipis dibandingkan dengan rengginang.
Demikian, sekilas informasi mengenai rengginang, camilan renyah dan gurih, dan menjadi kudapan andalan saat bersilaturahmi di hari raya Idulfitri.
Daftar Referensi:
- Marisa Febrilian. (2019). Rengginang, Simbol Persatuan yang Renyah Rasanya! Tertarik Mencoba?. bobo.grid.id. https://bobo.grid.id/read/081688393/rengginang-simbol-persatuan-yang-renyah-rasanya-tertarik-mencoba?page=all
- Pemerintah Kota Surakarta. (2017). Intip Goreng, Cemilan Renyah Kota Solo. surakarta.go.id. https://surakarta.go.id/?p=4508
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News