Amorphophallus titanum Becc atau dikenal dengan bunga bangkai mekar untuk ke tujuh kalinya di Kebun Raya Cibodas. Tinggi indukan bunga bangkai ini mencapai 2,7 meter.
Indukan bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas pertama kali mekar tahun 2003. Tanaman bunga bangkai yang mekar saat ini diperkirakan sudah berumur 35 tahun.
Menurut data hasil pemantauan unit pengelolaan koleksi ilmiah Kebun Raya Cibodas, tunas bunga yang saat ini mekar mulai teramati pada 28 Februari 2024.
Bunga ini mekar sempurna tepat pada 25 Mei 2024 lalu, pukul 22.03 WIB dengan tinggi spadik 340 sentimeter (3,40 meter) dan lebar spatanya 159 cm.
Diketahui, tahun 2016 tinggi bunga individu tanaman ini mencapai 3,735 meter. Namun setelah itu, tinggi bunganya belum ada yg mencapai 3,7 meter atau lebih.
Bergantung pada cadangan makanan
Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Destri mengatakan, ketika berbunga pada 2016 (3,735 meter) dan langsung berbunga lagi di 2017 (3,4 meter) tanpa ada fase vegetatif.
Hal itu mempengaruhi cadangan makanan yang terdapat di bagian umbi. Sebab untuk sekali berbunga, akan membutuhkan energi besar.
“Karenanya, tanaman ini butuh waktu untuk memasok cadangan energi di umbi. Hingga suatu saat nanti bisa kembali pada kondisi yang sama dengan tahun 2016 atau mungkin lebih,” kata Destri.
Destri menjelaskan, jika nanti akan ada masa tanaman bunga bangkai berada pada fase atau fenomena, di mana saat cadangan makanan terkumpul sangat banyak, maka tanaman ini akan berbunga dengan ketinggian yang lebih dari biasanya.
Baca juga Bukan Bunga Bangkai, Ini Tanaman yang Punya Bau Seperti Kentut
Tanaman endemik Sumatera
Tanaman yang memiliki bentuk perbungaan menjulang tinggi dengan tongkol atau spadiks yang dikelilingi oleh seludang bunga (spatha) yang saat mekar berwarna merah hati ini termasuk tanaman asli Indonesia endemik Sumatera.
Tanaman ini selain memiliki aroma yang khas seperti bau bangkai, juga mempunyai perbungaan terbesar di dunia atau disebut sebagai the giant inflorescent in the world.
Tanaman ini memiliki masa berbunga empat tahun sekali dengan tiga fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif (berdaun), generatif (berbunga), dan fase dorman (istirahat).
Saat tanaman ini berbunga, kita hanya bisa menikmatinya selama tiga hingga lima hari. “Hal tersebutlah yang menarik perhatian masyarakat untuk melihatnya,” tambah Destri.
Tanaman yang termasuk dalam kategori spesies terancam punah berdasarkan penilaian dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2018 ini pun dilindungi keberadaannya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999.
Baca juga Bedanya Bunga Bangkai dan Rafflesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News