Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang telah banyak diimplemenasikan di berbagai instansi pendidikan. Kurikulum ini memberikan kebebasan bagi pendidik dan siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan keinginan dan minat mereka.
Pada hari Jum'at tanggal 3 Mei 2024, MIN 2 Kota Malang sebagai salah satu madrasah unggulan di kota Malang mengadakan acara Unjuk Kreasi dan P5 PPRA. Agenda tersebut merupakan implementasi dari penerapan kurikulum merdeka dengan profil pelajar Pancasila dan profil pelajaran rahhmatan lil aalamiin.
Adapun acara tersebut diikuti oleh siswa kelas 1 dan 4 pada hari pertama dan kelas 3 dan 5 di hari kedua. Rangkaian acara dimulai dari penyambutan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Achmad Shampton, S.HI, M.Ag, yang hadir untuk turut membuka acara yang meriah ini.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan sambutan yang diberikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang. Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Madrasah MIN 2 Kota Malang, Nanang Sukmawan, S.Pd, M.Pd.I.
Acara pembukaan secara simbolis dilakukan dengan penerbangan balon berwarna-warni. Hal tersebut sungguh disambut dengan meriah oleh siswa dan para wali murid yang sedang berkumpul di halaman utama untuk mengikuti serangkaian acara pembukaan.
Agenda selanjutnya adalah penampilan angklung oleh siswa-siswi MIN 2 Kota Malang yang membawakan beberapa lagu daerah. Penampilan angklung sendiri dipandu oleh pelatih angklung, Suroto, S.Pd, M.Pd.I. Para siswa terlihat serasi dengan baju daerah bernuansa abu-abu yang mereka kenakan. Decak kagum terdengar kala para siswa memainkan alat musik tersebut.
Setelah usai sesi pembukaan, acara selanjutnya adalah unjuk kreasi dan pelaksanaan bazaar. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang terlihat berkeliling untuk mengunjungi satu persatu stand bazaar siswa yang menjual bermacam-macam makanan.

Adapun kelas 1 memiliki bagian untuk menunjukkan makanan dan minuman tradisional Indonesia. Kelas 1 mempunyai stand-nya sendiri, yakni di dalam ruang kelas yang telah mereka dekorasi sedemikian rupa dengan unsur kebudayaan Indonesia yang sangat kental.
Para siswa menyajikan berbagai makanan khas seperti klepon, kue putu, kue lapis, dan jajanan-jajanan lain. Adapun para siswa juga menyiapkan berbagai minuman tradisional seperti jam kunyit, wedang, dan lain-lain.

Di luar kelas masih terdapat banyak stand bazaar yang menjual berbagai makanan seperti nasi goreng, nasi kuning, burger, hingga puding. Harga yang dipatok pun cukup murah, sekitar Rp3 ribu sampai Rp10 ribu. Para siswa pun didampingi oleh orang tua yang terlihat sangat antusias terhadap acara ini.
Kegiatan bazaar ini merupakan kegiatan yang dapat mengasah kreatifitas siswa, juga membangun keinginan untuk berwirausaha. Aktivitas entrepreneurship tersebut sangat memberikan pengalaman bagi siswa tentang bagaimana agar mereka dapat berusaha dan mengatur keuangan.
Kegiatan itu juga merupakan pengimplementasian dari matematika yang telah mereka pelajari di kelas, dengan menghitung jumlah uang pembeli dan juga mengembalikan kelebihan uang tersebut.
Tidak hanya sampai di kegiatan bazaar, kegiatan unjuk kreasi juga mengundang banyak mata dan ketertarikan untuk melihatnya. Unjuk kreasi dilakukan oleh para siswa yang tidak menjaga bazaar. Adapun kreasi yang ditunjukkan berupa tari-tarian seperti tari kecak maupun tari saman, terdapat juga drama, dan paduan suara yang menambah keberagaman pertunjukan siswa-siswa tersebut.

Keberhasilan acara ini tentunya tidak terlepas dari peran Kementerian Agama yang mendukung penuh kegiatan ini, juga pihak madrasah yang mengelola dan mempersiapkan susunan acara sedemikian rupa. Tak terkecuali, para wali murid yang tidak kalah antusias dalam mengikuti dan mendukung buah hati mereka sepenuhnya untuk dapat berkembang dengan mengikuti acara ini secara aktif.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News