Hallo, Kawan GNFI! Sekarang itu bisa dikatakan sebagai eranya gen z? Generasi yang hidup di tengah masifnya perkembangan digital, bahkan generasi z digadang-gadang sebagai "digital native".
Namun, sayangnya, generasi z yang dikenal sebagai pengguna teknologi yang mahir, menghadapi tantangan etika dan tanggung jawab yang serius di era digital. Kemampuan mereka dalam memanfaatkan berbagai platform digital sering kali tidak seimbang dengan kesadaran akan implikasi etis dari interaksi mereka di dunia maya.
Data dari Pusiknas Bareskrim Polri (2022) menunjukkan adanya peningkatan kasus pencemaran nama baik di Indonesia dari 118 kasus pada tahun 2021 menjadi 162 kasus pada tahun 2022. Hal ini menandakan tren yang mengkhawatirkan terkait kondisi etika di Indonesia.
Berbagai insiden menunjukkan minimnya etika dan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi. Di Gorontalo (TB News, 2024), seorang remaja menyebarluaskan video asusila mantan kekasihnya melalui Instagram. Hal ini merupakan pelanggaran serius terhadap privasi dan martabat individu.
Digitalisasi di Bisnis Sewa Bus Pariwisata, Seberapa Efektif?
Di Ciwidey, Kabupaten Bandung (CNN Indonesia, 2022), terjadi bullying yang dipicu oleh postingan korban di media sosial. Selain itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat peningkatan signifikan dalam penyebaran berita hoax. Dengan 425 isu hoax teridentifikasi selama triwulan pertama tahun 2023, naik dari 393 isu pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain kasus-kasus tersebut, masih banyak lagi kejadian serupa yang terjadi di Indonesia. Peristiwa penggunaan teknologi yang tidak bertanggung jawab dan tidak etis tersebut dapat memiliki dampak psikologis yang sangat merugikan, terutama bagi individu yang menjadi korban dari tindakan tersebut.
Ketika seseorang menjadi sasaran pencemaran nama baik, cyberbullying, atau penyebaran berita hoax secara online, hal itu dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental mereka. Mereka akan mengalami perasaan rendah diri, kecemasan, dan depresi karena merasa terhina, tidak dihormati, atau dikhianati oleh orang lain dalam lingkungan daring.
Rasa takut, marah, dan kebingungan juga dapat muncul karena sulitnya membedakan antara informasi yang benar dan palsu di dunia maya. Selain itu, korban juga dapat mengalami isolasi sosial karena merasa tidak aman untuk berinteraksi secara online atau offline.
Perasaan kesepian dan terpisah dari komunitas dapat memperburuk kondisi psikologis mereka. Hal ini dapat memengaruhi hubungan interpersonal mereka, baik dengan teman sebaya maupun keluarga, serta menurunkan rasa percaya diri dan harga diri (Ni’mah, 2023).
Dampak tersebut menegaskan urgensi etika dan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi. Hal yang perlu dilakukan adalah pendidikan etika digital sebagai bagian integral dari perkembangan teknologi. Ini dapat kita mulai dari diri kita sendiri mungkin dengan menerapkan konsep "karisma digital" dalam menggunakan teknologi.
Mahasiswa PMM UMM Dampingi UMKM di Kelurahan Sukun Lakukan Digitalisasi
Apa Itu Karisma Digital?
Karisma digital adalah salah satu konsep yang dapat diterapkan pada setiap individu dalam menggunakan teknologi digital. Konsep ini dapat menguatkan etika dan menguatkan tanggung jawab dalam diri, serta meminimalisir terjadinya kasus-kasus yang merugikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Adapun poin-poin dari karisma digital yaitu sebagai berikut:
Peka terhadap privasi orang lain
Kesadaran akan pentingnya privasi orang lain adalah langkah pertama yang penting dalam membangun budaya etika dalam penggunaan teknologi. Dengan menjadi lebih peka terhadap privasi orang lain, individu akan lebih memperhatikan bagaimana informasi pribadi dikumpulkan, digunakan, dan dibagikan.
Ini membantu dalam menjaga kepercayaan antar pengguna dan memastikan bahwa privasi dan keamanan data dihormati.
Riset data dan informasi
Melakukan riset data dan informasi adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pengguna membuat keputusan yang berdasarkan pada informasi yang akurat dan andal. Dengan memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya, pengguna dapat menghindari penyebaran berita palsu, rumor, atau informasi yang menyesatkan.
Ini membantu menjaga integritas informasi dan meminimalkan potensi dampak negatif dari penyebaran informasi yang salah.
Mawas diri
Mawas diri adalah kualitas yang penting dalam penggunaan teknologi dengan etika dan tanggung jawab. Dengan memiliki kesadaran diri yang baik, individu dapat lebih mempertimbangkan dampak dari tindakan dan perilaku online mereka terhadap orang lain dan lingkungan digital secara keseluruhan.
Mawas diri membantu individu untuk menghindari tindakan yang merugikan atau merugikan orang lain, serta untuk bertindak dengan integritas dan empati dalam interaksi online.
Jadi Negara Anggota OECD, RI Harus Lakukan Digitalisasi Industri
Dengan menggabungkan ketiga prinsip tersebut dalam praktik penggunaan teknologi sehari-hari, individu dapat membantu membangun budaya penggunaan teknologi yang lebih etis, bertanggung jawab, dan menghormati privasi orang lain. Hal ini akan berkontribusi pada menciptakan lingkungan digital yang lebih aman, terpercaya, dan berkelanjutan bagi semua pengguna.
Mari, bersama-sama berkomitmen untuk menggunakan teknologi dengan bijaksana demi kebaikan bersama.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News