harmoni budaya reog ponorogo mahasiswa polandia dan belanda dalam seni pertunjukan reog - News | Good News From Indonesia 2024

Harmoni Budaya, Reog Ponorogo, Mahasiswa Polandia dan Belanda, dalam Seni Pertunjukan Reog

Harmoni Budaya, Reog Ponorogo, Mahasiswa Polandia dan Belanda, dalam Seni Pertunjukan Reog
images info

Reog Ponorogo dikenal sebagai seni pertunjukan Indonesia yang sangat popular dan mendunia. Seni tradisional kebanggaan warga Ponorogo ini telah menjadi bagian dari identitas kebudayaan Ponorogo yang telah melekat sebagai bagian dari warganya.

Penampilan Reog Ponorogo menjadi salah satu pertunjukan yang paling di tunggu-tunggu bagi warga Ponorogo di manapun mereka berada. Kesenian ini sering diselenggarakan dalam berbagai kesempatan seperti pernikahan, khitanan, ulang tahun, maupun hari-hari besar nasional.

Demikian pula dengan perayaan hari ulang tahun salah seorang anak dari anggota Paguyuban Warga Ponorogo (PAWARGO) Gresik. Acara ini diselenggarakan pada tanggal 21 Mei 2024 lalu di salah satu kediaman anggota PAWARGO di Kabupaten Gresik. Anggota Pawargo tersebut “nanggap” Reog di hari spesial keluarganya.

Namun, pada perayaan ulang tahun ini terdapat suatu hal yang menarik dengan adanya keterlibatan mahasiswa dari University of Warsaw, Polandia, dan Maastricht University, Belanda yang turut serta dalam penampilan Reog. Kolaborasi tersebut tentu menciptakan sebuah harmoni budaya yang menginspirasi dan memukau para penonton.

Keterlibatan mahasiswa Polandia dalam acara ini berawal dari program student inbound kerja sama antara Universitas Airlangga dengan University of Warsaw, Polandia, dan Maastricht University, Belanda. Di mana para mahasiswa asing tersebut mendapatkan materi kuliah tentang Kajian Musik Indonesia dari Fakultas Ilmu Budaya.

Mata kuliah tersebut tidak hanya memberikan pengalaman belajar di kelas, tetapi juga di luar kelas. Para mahasiswa asing tersebut mendapat kesempatan untuk mempelajari salah satu kesenian tradisional Reog Ponorogo di Sekretariat Budaya Nusantara Seni Tradisi Lokal Hiprejs Jawa Timur.

Mereka sangat antusias dalam mempelajari sejarah Reog Ponorogo beserta seluruh elemen pendukung seni pertunjukan tersebut. Tri Suryanto, selaku ketua dari organisasi tersebut menyambut hangat dan melatih para mahasiswa asing tersebut.

Program ini bertujuan untuk memperkenalkan seni budaya Indonesia kepada mahasiswa internasional serta memberikan pengalaman langsung dalam mempelajari budaya lokal nusantara.

Melihat kesempatan dan antusias belajar yang tinggi, Tri pun mengajak seluruh mahasiswa ini untuk turut memeriahkan penampilan Reog Ponorogo di Gresik. Penampilan tersebut juga merupakan upaya untuk memberikan pengalam belajar Reog yang tak terlupakan dan dapat menjadi cerita ketika mereka Kembali ke negara asal mereka.

Penampilan Reog Ponorogo yang Meriah

Pada hari perayaan yang meriah, para mahasiswa ini membaur dengan warga Ponorogo yang menjadi performer Reog. Mereka menampilkan kebolehan menabuh gendang dan alat musik Reog lainya di hadapan para Pawargo Gresik. Para warga pun menyambut kehadiran dan penampilan mereka dengan hangat dan meriah.

Selanjutnya, pertunjukan Reog pun dimulai dengan alunan musik gamelan yang khas, yaitu dibuka dengan alunan sompret, lalu diikuti dengan iringan alunan gong, kenong, gendang, ketipung dan angklung. Alunan musik tersebut diikuti oleh munculnya Warok, laki-laki berbadan gempal dan berpakaian serba hitam, serta wajah yang “sangar”.

Selanjutnya, muncullah para prajurit berkuda (jathilan) yang menunjukkan gerakan yang penuh semangat. Selanjutnya adalah tarian pujonggo anom yang dikisahkan sebagai patih utusan dari Raja Kelono Sewandono yang lincah dan memiliki kemampuan bela diri. Dilanjutkan dengan tarian raja kelono sewandono dan yang terakhir adalah tarian dhadak merak. Tarian inilah topeng besar yang menjadi ciri khas Reog Ponorogo.

Pendidikan dan Harmoni dalam Perbedaan Budaya

Hadirnya mahasiswa Polandia dan Belanda dalam kegiatan ini memberikan warna yang berbeda. Tak hanya sebagai sebuah penampilan, tapi juga dapat menjadi ajang memperkenalkan dan mempromosikan kebudayaan Indonesia yang beragam.

Program pertukaran budaya yang melibatkan mahasiswa asing secara langsung dalam praktik kebudayaan lokal ini tentu menjadi bukti bahwa pendidikan dapat menjadi jembatan dalam menghubungkan antarbudaya dan dapat meningkatkan toleransi budaya antarbangsa. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya peran pendidikan dalam menumbuhkan apresiasi dan rasa hormat terhadap warisan budaya yang beragam.

Antusiasme para mahasiswa asing tersebut dalam mempelajari kebudayaan baru bagi mereka dapat menjadi motivasi bagi para pemuda lokal yang seharusnya tidak kalah tertarik dan tertantang untuk melestarikan kebudayaan kebanggaan Indonesia ini.

Reog Ponorogo Tidak Hanya sebagai Hiburan, tetapi Juga Penyatuan Warga Ponorogo

Terdapat hal menarik ketika pertunjukan Reog tersebut hampir selesai, yaitu berkumpulnya seluruh anggota PAWARGO dan mahasiswa asing yang hadir dan membentuk sebuah lingkaran. Para penari Reog berada di tengah-tengah lingkaran yang dibentuk tersebut.

Sambil menari bersama, para warga ponorogo tersebut saling tertawa dan merasakan suka-cita. Hal tersebut menunjukkan bagaimana Reog sebagai seni yang menghibur dapat merekatkan kebersamaan di antara warga ponorogo.

Reog Ponorogo yang berada di dalam lingkaran tersebut seolah menandakan, sebuah kebudayaan lokal masyarakat Ponorogo ini yang dulunya lahir dari sebuah kisah dan berkembang menjadi tradisi, telah bertransformasi menjadi sebuah simbol penyatuan para warga ponorogo dimanapun mereka berada.

Hal ini tentu menunjukkan bahwa sebuah seni pertunjukan yang tidak hanya menjadi sebuah hiburan masyarakat juga dapat menjadi sebuah simbol penyatuan para warga ponorogo yang begitu mencintai dan bangga atas kesenian Reog ponorogo.

Selain itu, kegiatan tersebut juga menjadi sebuah seremonial untuk terus mengingatkan pentingnya menjaga identitas kebudayaan lokal walaupun sedang berada di tanah perantauan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RO
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.