Kawan pasti tidak asing dengan es dawet! Minuman penghilang dahaga yang terbuat dari santan dan isiannya yang khas berwarna hijau selalu menggugah selera! Namun, tahukah Kawan bahwa ada varian es dawet lain selain es dawet ayu?
Sebelumnya perlu Kawan ketahui, es dawet yang biasa Kawan minum di pinggir jalan dengan warna isian kehijauan merupakan es dawet ayu! Minuman ini memakai cendol hijaunya sebagai isian yang khas biasa ditemukan Kawan di manapun es dawet dijajakan.
Nah, selain es dawet ayu dengan cendol hijaunya, ada pula es dawet khas Kota Lamongan yang menggugah selera, lho! Namun, Kawan yang kurang menyukai dawet juga bisa mencoba minuman yang biasa disajikan dingin ini sebagai alternatif dawet cendol hijau! Namanya adalah dawet siwalan.
Dinamakan demikian karena menggunakan buah siwalan sebagai isian utama. Perlu Kawan ketahui buah ini berasal dari pohon siwalan atau pohon lontar yang hanya tumbuh di daerah kering dan memiliki rasa manis yang kaya nutrisi.
Baca Juga: Kesegaran Dawet Ayu, Jejak Puluhan Tahun Urbanisasi Warga Banjarnegara
Memangnya apa sih, perbedaannya? Tentu dawet siwalan dan dawet ayu memiliki perbedaan dalam isiannya. Dawet ayu menggunakan cendol, kuah santan, saus gula merah, buah nangka, durian, dan es batu untuk menciptakan sensasi rasa yang unik dan lembut di lidah.
Sedangkan dawet siwalan menggunakan potongan buah siwalan kecil-kecil, santan, dan gula jawa yang dapat menciptakan rasa siwalan menjadi lebih segar dengan potongan buah mirip nata de coco-nya! Unik, bukan?
Sejarah Munculnya Dawet
Kawan mungkin penasaran, dari mana sih, asal dawet sendiri? Dawet berasal dari Desa Jabung, Kota Ponorogo! Awalnya, minuman tersebut tidak memiliki warna seperti sekarang. Dawet sendiri sudah disebut dalam prasasti Taji Ponorogo pada abad ke-10.
Popularitas dawet kembali muncul pada abad ke-15 di masa pemerintahan bupati Ponorogo Bathoro Katong. hal ini karena dawet diyakini memiliki manfaat penyembuhan. Dawet Jabung diperkenalkan ke Kesultanan Demak oleh Bathoro Katong, dan segera minuman ini disukai oleh Raden Fatah, kakaknya, yang ingin menjadikannya sebagai minuman favorit di keraton.
Dawet tersebut kemudian dinamakan dengan dawet Jabung, yang tidak lama kemudian kemudian diberi warna hijau. Uniknya, dawet diberikan warna hijau karena merupakan warna favorit Rasulullah SAW!
Banyak cara untuk menyebarkan Dawet di zaman dahulu. Salah satunya ketika Kesultanan Demak menyerang Portugis di Melaka, pasukan Demak diberi Dawet Hijau untuk meningkatkan semangat perang mereka, sehingga Dawet pun menjadi dikenal oleh orang Melayu di Malaysia, Singapura, Riau, dan Thailand Selatan. Setelah sebelumnya lama menyebar ke berbagai kota di Jawa Tengah.
Baca Juga: Merayakan Warisan Rasa, Menjelajahi Kelezatan Dawet Jabung Ponorogo
Di Ponorogo, terdapat Kampung Dawet di sekitar Jetis, di mana dawet dijual dari warung-warung hingga restoran dengan penyajian khas, yaitu disajikan dalam mangkok di atas lepek kecil, bukan nampan.
Nah, evolusi dawet akhirnya juga diaplikasikan dalam dawet Siwalan. Dengan penggunaan buah siwalan ini, es dawet varian tersebut menjadi minuman yang sangat populer di daerah Lamongan.
Perbedaan Es Dawet dan Cara Pembuatannya
Apa sih, perbedaan es dawet dan es cendol? Sebenanya, perbedaan utama antara keduanya terletak pada bahan dasar yang digunakan dalam pembuatannya! Es dawet umumnya menggunakan tepung beras, sementara es cendol dibuat dari tepung kacang hijau.
Cara pembuatan es dawet pun beraneka ragam tergantung jenisnya. Dimulai dengan menambahkan 1 liter air ke panci anti lengket, lalu mencampurkan tepung beras, tepung tapioka, dan pewarna hijau ke dalamnya. Untuk menjadi dawet sendiri, bahan bahan ini harus diaduk hingga merata dengan api kecil hingga adonan mengental.
Baca Juga: Cendol dan Dawet, Serupa tapi tak Sama
Dawet akan terbentuk ketika bahan dawet digosok-gosokkan ke saringan yang dibawahnya terdapat air dingin. Setelah jadi, bahan ini akan dicampurkan ke santan dengan proporsi masing-masing.
Es dawet biasanya juga terdiri dari beberapa bahan yang berbeda. Dalam es dawet ayu misalnya. Bahan yang dominan dipakai adalah gula merah cair, santan, dan dawet hijau kenyal khasnya. Kadang juga disertai nangka dan beberapa tambahan lain sesuai selera.
Sementara dawet siwalan menyajikan sensasi unik dengan menggunakan buah siwalan atau buah lontar sebagai bahan utamanya. Proses pembuatannya dimulai dengan mempersiapkan buah siwalan dengan cara mengupas dan memotongnya menjadi potongan kecil. Kemudian, santan dicampur dengan air putih dan sedikit garam, kemudian didinginkan hingga menciptakan santan yang segar dan lezat.
Saat menyajikan es dawet siwalan, potongan buah siwalan menjadi ciri khas, di mana es dawet ini menjadi berbeda dengan yang versi ayu. Warna yang dijajakan es dawet siwalan tergolong putih susu dengan endapan gula merah di bawahnya.
Dengan kombinasi unik dari buah siwalan segar, santan lezat, dan gula aren yang manis, dawet siwalan menjadi minuman yang sangat menggugah selera dan menyegarkan. Kawan tertarik untuk mencoba?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News