bersama world cleanup day sumut wujudkan sumut bebas sampah - News | Good News From Indonesia 2024

Bersama World Cleanup Day Sumut, Wujudkan Sumut Bebas Sampah

Bersama World Cleanup Day Sumut, Wujudkan Sumut Bebas Sampah
images info

Melansir dari GoodStats, pada tahun 2022, World Economic Forum (WEF) bersama Yale University dan Columbia University menerbitkan Indeks Kinerja Lingkungan (Environtment Performance Index/EPI) tentang peringkat negara terbersih di dunia.

Para peneliti dari Universitas Yale dan Columbia bekerja sama dengan Forum Ekonomi Dunia untuk mengukur kebersihan dan keramahan lingkungan dari 180 negara. Menciptakan sebuah standar penilaian yang disebut Environtmental Performance Index (EPI), diketahui ada 32 indikator dan 11 kategori yang menjadi acuan standar kebersihan sebuah negara.

Kategori tersebut meliputi kualitas udara, air, sanitasi, keanekaragaman hayati, habitat, sampai keberlanjutan lingkungan. Adapun negara yang mendapat predikat paling bersih di dunia dimiliki oleh negara-negara dari Eropa. Sementara posisi Indonesia berada di peringkat 117 dengan skor 37,8.

Memprihatinkan, saat kebersihan masih menjadi masalah yang belum bisa dicapai oleh suatu negara. Pada dasarnya untuk mewujudkan lingkungan yang bersih perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak. Akan tetapi, sebagai langkah awal bisa dimulai dengan menumbuhkan kesadaran untuk sama-sama menjaga kebersihan, terutama di tempat umum.

Maka dari itu, adanya komunitas yang mewadahi orang-orang dengan visi yang sama sangat diperlukan. Dalam hal ini, telah ditemukan salah satunya, yaitu World Cleanup Day (WCD).

Band 1080, Ekspresikan Kecintaan pada Medan dengan Karya Musik

World Cleanup Day adalah gerakan global yang mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam membersihkan dan menjaga kebersihan. Pertama kali dimulai pada tahun 2018 di 150 negara, hingga kini di tahun ke-7 telah merambat ke lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia.

WCD mempunyai slogan #kami13jutarelawan. 13 juta adalah 5% dari total pupulasi Indonesia. Dengan ini menjadi harapan dan cita-cita mereka yang tergabung di WCD agar suatu saat paling tidak 5% populasi Indonesia ikut dalam gerakan WCD.

Harapan mereka pasti akan terwujud, karena WCD juga meluas di berbagai provinsi, salah satunya Sumatra Utara.

Hadirnya WCD di Sumatra Utara diinisiasi oleh komunitas Medan Osoji Club (MOC) pada tahun 2018 di Medan dan Sibolga. Sampai pada tahun 2019, WCD Sumut semakin berkembang sehingga tidak hanya digerakkan oleh MOC saja, tapi berbagai komunitas seperti Socialoca, Roda Hijau, dan aktifis individu lainnya. Tidak hanya itu, masih di tahun 2019 WCD Sumut telah memiliki 18 tim kabupaten kota daerah dengan latar belakang komunitas yang beragam.

Di samping itu, sayangnya wabah Covid-19 ikut memberi dampak bagi WCD. Tepatnya tahun 2020—2021, WCD Sumut mau tidak mau harus membatasi, bahkan menghentikan berbagai macam kegiatan mereka.

Akhirnya pada tahun 2022 menjadi masa awal untuk kembali membangun WCD. Kegiatan offline mulai kembali diadakan. Hingga tahun 2023, lahirnya banyak komunitas lingkungan baru yang muncul di kalangan anak muda membuat Benz, Mentor World Cleanup Day Sumut, tergerak untuk menciptakan kegiatan baru bernama Cleaning Activity untuk mewadahi komunitas-komunitas tersebut.

Tradisi Dhandhangan Kudus Dibuka, Ditargetkan jadi Destinasi Wisata Halal

“Tantangan terbesar saya melihat perkembangan WCD saat ini adalah bagaimana saya bisa membimbing adik-adik coreteam saat ini yang hampir semuanya merupakan anak-anak muda dan mereka bukan berlatar belakang penggiat lingkungan. Namun, pelan-pelan menyesuaikan karakteristik anak muda sekarang, saya selalu berupaya agar kelak mereka dapat meneruskan apa yang sudah saya dedikasikan di WCD Sumut,” ungkap Benz pada sesi diskusi yang dilakukan via WhatsApp, Kamis, (29/2/2024).

Benz juga menjelaskan, “Cleaning Activity terinspirasi dari budaya Osoji, budaya bersih-bersih ala orang Jepang. Maka dari itu, program ini menjadi kegiatan yang konsisten diadakan dua kali dalam sebulan. Cleaning Activity juga sebagai bentuk keberlanjutan dari puncak acara WCD yang diperingati setiap setahun sekali. ”

Biasanya, WCD Sumut memilih ruang publik seperti taman, lapangan, alun-alun, area car free day, dan lain-lain. Hal ini agar sekiranya kegiatan mereka dilihat oleh banyak orang dan berujung mendapat perhatian dari masyarakat agar ikut terjun ke dalam budaya mengutip sampah.

Sementara itu, sampai saat ini Cleaning Activity sudah 20 kali dilakukan dengan area yang berbeda seperti taman kota, sungai, gunung, pantai, ilegal dumping di komplek rumah, dan sebagainya.

“Harapan kami semoga kedepannya pemerintah mulai mengubah sistem pelayanan yang selama ini hanya diangkut dan berakhir di TPA menjadi pengelolaan yang lebih ramah lingkungan. Dan untuk masyarakat, kami berharap dapat bijak dalam penggunaan plastik sekali pakai serta menerapkan budaya pilah sampah dari rumah. Dengan begini kemungkinan besar persoalan sampah di kota Medan dapat teratasi.”

Roti Ganjel Rel, Makanan Khas Semarang Hasil Modifikasi Kue Belanda

Pewawancara: Nesya Adisty Susanto (Local Contributor GNFI Sumut)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.