Hutan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat adat, suku awyu salah satunya. Di tengah maraknya kerusakan hutan, penebangan secara liar, dan kerusakan ekosistem alam telah mencapai titik mengkhawatirkan. Masifnya kerusakan alam menjadi duka lara bagi masyarakat adat, yang telah lama menggantungkan hidup pada alam.
Indonesia berada pada posisi negara ke tiga dengan hutan tropis terbanyak di dunia setelah Brazil dan Kongo. Jumlah hutan di Indonesia berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2022 yakni seluas 125,76 hektare, sebanding dengan 62,97% dari jumlah luas daratan di Indonesia.
Baru-baru ini jagad media sosial di hebohkan dengan gugatan yang dilayangkan oleh suku Awyu. Suku awyu atau dikenal dengan Auyu atau Awya merupakan kelompok etnis yang mendiami daerah aliran sungai Digul di bagian pesisir Papua Selatan, Indonesia.
Suku Awyu hidup berdampingan dengan orang Yahrai dan orang Muyu yang berada di barat daerah tersebut. Jumlah populasi suku Awyu ialah sekitar 27.300 jiwa. Suku Awyu menumpukan kehidupan pada alam sehingga meramu dan berburu adalah mata pencahariannya.
Alam menjadi bagian tak terpisahkan sebab mereka menggantungkan hidup dengan hutan dan sungai. Menjadi problematika saat hutan adat tersebut akan dialih fungsikan akibat adanya operasi beberapa perusahaan sawit yang mengantongi izin usaha dari pemerintah.
Bisakah Tren Streaming Film Menggantikan Eksistensi Kursi Bioskop?
Masyarakat adat suku Awyu menghadapi tantangan dan ancaman yang nyata dengan beroperasinya sejumlah perusahaan sawit di hutan adat. Ada kemungkinan hilangnya sumber penghidupan, kerusakan hutan, dan hilangnya sumber air yang tentunya akan sangat merugikan dan berdampak pada kelangsungan hidup mereka.
Selain dampak langsung pada masyarakat adat suku Awyu, menurut GreenPeace rencana beroperasi perusahaan sawit juga menjadi bahaya atas komitmen iklim pemerimtah Indonesia. Pemberian izin lingkungan untuk sejumlah perusahaan sawit oleh pemerintah Indonesia diprediksi dapat memicu deforestasi. Deforestasi secara besara-besaran akan berdampak jangka tidak hanya kerusakan hutan tapi hilangnya ekosistem hutan yang akan mengancam sejumlah flora dan fauna yang hidup di hutan.
Masyarakat adat suku Awyu merespon ancaman ini, dengan melayangkan gugatan ke PTUN Jayapura. Ini sebagai bentuk protes terkait izin kelayakan lingkungan pada perusahaan sawit PT Indo Asiana Lestari yang dirasa telah merampas hak-hak mereka. selain itu, kemungkinan ada kerusakan lingkungan jangka panjang yang ditimbulkan.
Masyarakat adat suku Awyu masih terus memperjuangkan hak-hak mereka dan berupaya mempertahankan hutan adat yang telah diwariskan secara turun temurun setiap generasi.
Perjuangan masyarakat adat suku Awyu cukup meraih antensi publik dan komunitas-komunitas lingkungan yang berkomitmen pada keberlangsungan lingkungan alam.Suku Awyu membutuhkan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia agar perjuangan mereka mendapatkan perhatian khusus serta keadilan.
Pemerintah diharapkan melakukan tinjauan ulang serta uji kelayakan perusahaan yang beroperasi sehingga tidak ada kerusakan lingkungan yang ditimbulkan akibat adanya kegiatan perusahaan yang abai lingkungan.
Media sosial sebagai platform yang marak dipakai saat ini juga dapat untuk terus mengkapanyekan kepada dunia terkait kondisi kerusakan alam yang makin massif, lahan hutan yang makin tergerus akibat alih fungsi, punahnya flora dan fauna akibat ekosistem yang rusak, serta perubahan iklim global sudah berada pada tahap mengkhawatirkan.
Upaya Mengatasi Maraknya Bullying di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa
Alam dan seisinya menjadi aset berharga.Tetapi saat keserakahan manusia yang berkedok kebutuhan muncul maka tidak mengherankan bahwa saat ini manusia telah menciptakan kiamat sesungguhnya. Alam tidak butuh manusia tetapi manusia yang membutuhkan alam untuk terus hidup di bumi ini.
Walaupun masyarakat adat suku Awyu dihadapkan pada sederet tantangan untuk melawan pihak-pihak terlibat dalam perusakan hutan, tapi penulis percaya bahwa tindakan bersama-sama dapat membantu perjuangan masyarakat adat suku Awyu dan membawa perubahan positif melalui kesadaran serta tindakan menjaga alam. Mari terus sebarkan informasi kepada semua orang di media sosial untuk lebih peduli pada alam dan mendukung perjuangan masyarakat adat suku Awyu.
Selain penyebaran informasi melalui media sosial, dukungan finansial bagi organisasi lingkungan akan sangat membantu setiap operasi mereka dalam melindungi hutan. Perubahan tidak dapat terwujud begitu saja, diperlukan sinergi dari setiap orang untuk dapat membawa perubahan positif serta terus mendorong pemerintah disertai perusahaan agar lebih bertanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan. Mari bersatu untuk masa depan bumi yang lebih baik di masa mendatang.
sumber: https://www.greenpeace.org/indonesia/perjuangan-suku-awyu
https://dataindonesia.id/agribisnis-kehutanan/detail/luas-kawasan-hutan-indonesia-mencapai-12576-juta-hektare
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News