#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbungUntukMelambung
Keindahan taburan bintang di langit malam saat Nyepi tidak tergantikan. Hamparan bintang-bintang yang bersinar menerangi sunyinya kehidupan di Bali ketika hari raya Nyepi. Pemandangan melihat ribuan bintang di langit hanya bisa tampak saat Nyepi karena alam bebas dari polusi udara akibat ulah manusia. Tak heran jika Nyepi adalah bentuk cinta masyarakat di Bali terhadap alam sekitar. Pada saat Nyepi, masyarakat di Bali dapat lebih menikmati suasana alam yang tenang.
Hari Raya Nyepi merupakan salah satu hari raya di Bali dimana jatuh setiap Tilem Sasih Ka-Sanga (Sasih Ke-9) di bulan Maret. Sehari sebelum Nyepi dinamakan Pengerupukan dimana masyarakat di Bali mengadakan Parade Ogoh-Ogoh. Parade Ogoh-Ogoh tersebut dilaksanakan secara besar-besaran.
Banyak orang yang akan menonton dan menyaksikan parade tersebut bahkan banyak juga yang ikut berpartisipasi. Anak muda banyak yang menari dan juga membawa obor mengikuti iringan musik gamelan. Mereka menari tarian yang sesuai dengan Ogoh-Ogoh yang dibuat. Parade Ogoh-Ogoh disambut dengan meriah oleh masyarakat Bali karena keesokan harinya mereka akan istirahat dalam artian tidak boleh keluar rumah menyambut hari raya Nyepi.
Pada saat hari raya Nyepi, semua masyarakat Bali akan diam di rumah. Tidak ada kendaraan bermotor yang diperbolehkan melintasi jalanan. Tidak ada keributan dan tidak ada aktivitas apapun yang dikerjakan. Ada 4 hal yang tidak boleh dilakukan saat hari raya Nyepi dimana di Bali dikenal dengan istilah Catur Brata Penyepian. Catur Brata Penyepian berisi tentang:
• Amati Gni : tidak boleh menyalakan api. Masyarakat di Bali biasanya berpuasa selama satu hari. Namun tidak ada paksaan apabila masyarakat tidak berpuasa. Mereka yang tidak berpuasa akan makan-makanan yang tidak perlu dimasak seperti buah-buahan.
• Amati Karya : yakni tidak boleh bekerja. Masyarakat di Bali akan libur seharian penuh pada saat Nyepi. Masyarakat dilarang untuk bekerja dan melaksanakan aktivitas berat. Masyarakat Bali biasanya akan duduk santai menikmati waktu bersama keluarga tercinta di rumah. Beratnya beban aktivitas yang dilakukan sebelum Nyepi akan dilepaskan di ketenangan dan kesunyian Nyepi. Pelajar dan anak-anak pun diajak untuk tidak melakukan pekerjaan apapun seperti bermain dan belajar. Mereka diajarkan untuk tetap tenang menikmati kesunyian.
• Amati Lelungan : aturan untuk tidak bepergian kemana-mana. Masyarakat di Bali pada saat Nyepi dianjurkan untuk selalu diam di rumah, tanpa bepergian kemanapun. Masyarakat tidak diperbolehkan untuk mengendarai motor apalagi meninggalkan rumah mereka.
• Amati Lelanguan : masyarakat tidak diperbolehkan untuk menimbulkan suara yang berisik. Tidak boleh ada suara kebisingan di suasana Nyepi, maka dari itu seluruh masyarakat tidak diperkenankan membuat kegaduhan. Mereka harus saling menghormati tetangga satu sama lain dengan tidak bekerja dan tidak melakukan aktivitas yang merusak ketenangan.
Intinya, pada saat hari suci Nyepi, kita tidak boleh keluar rumah dan tidak boleh menimbulkan suara berisik yang menganggu ketenangan orang lain. Masyarakat akan menikmati suara dan suasana alam. Masyarakat diharapkan selalu bersyukur dengan keindahan alam yang Bali miliki dan tidak merusak keindahan alam tersebut. Suara alam akan memberikan ketenangan dan penyembuhan alami sehingga masyarakat dapat berpikir jernih serta lebih rileks.
Hari Raya Nyepi menjadi wujud cinta masyarakat terhadap alam disekitarnya. Alam di Bali menjadi bersih karena masyarakat dilarang bepergian. Suasana yang tenang membuat alam tersenyum memberkahi kehidupan di Bali. Hubungan manusia serta alam menjadi harmonis di hari Raya Nyepi ini. Listrik dan layanan internet pun diberhentikan untuk menyambut hari raya Nyepi sehingga masyarakat benar-benar hidup dengan alam tanpa terikat hal-hal keduniawian.
Alam memberikan sejuta keindahannya pada saat Nyepi di Bali. Tidak ada yang namanya polusi udara sehingga ribuan bintang bersinar di langit yang gelap. Mereka memberikan sinar untuk masyarakat Bali yang tertib mengikuti aturan mereka. Ketika manusia mau mencintai alam, alam pun akan memberikan cinta mereka pada manusia.
Hari Raya Nyepi dapat kita jadikan contoh sebagai hari dimana manusia dan alam bersatu. Hubungan manusia, alam semesta, dan Tuhan Yang Maha Esa terlihat erat di hari raya Nyepi. Harapannya kita dapat lebih menghargai alam beserta isinya karena semua keindahan alam tersebut adalah anugrah Tuhan. Untuk itu, mari kita jaga alam sekitar mulai dari langah yang paling kecil terlebih dahulu.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News