keluarga lingkup awal dalam membangun budaya - News | Good News From Indonesia 2023

Keluarga, Lingkup Awal Dalam Membangun Budaya

Keluarga, Lingkup Awal Dalam Membangun Budaya
images info

#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023 #IndonesiaMelumbung untuk Melambung

Keluarga merupakan pijakan awal bagi kita sebagai manusia untuk mengenal segala sesuatu di dalam kehidupan. Kita diajarkan siapa diri kita, kemudian mengenal orang tua kita, mengenal budaya dan lingkungan tempat kita berasal. Semua itu dimulai dari lingkup terkecil yang kita sebut sebagai keluarga.

Dalam membangun interaksi di sebuah keluarga pun kita akan menyesuaikan dengan lingkungan dan budaya tempat kita berasal. Dari pengalaman saya, ada banyak hal yang menjadikan saya mengenal budaya tempat saya berasal yang semua pembelajarannya dimulai dari keluarga.

Bahasa Sebagai Upaya Membangun Interaksi

Saya yang sedari kecil berasal dari keluarga Jawa, tentunya sejak awal sedikit banyak diajarkan berkomunikasi dengan Bahasa Jawa selain juga tentunya menggunakan bahasa nasional kita Bahasa Indonesia.

Mengakrabkan diri dengan kebiasaan masyarakat Jawa pada umumnya dalam berkomunikasi, sudah dikenalkan oleh keluarga saya sejak dini, seperti menggunakan Bahasa Jawa Kromo Alus maupun Bahasa Jawa Kromo Inggil ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, ataupun kebiasaan lain yang berkaitan dengan cara berkomunikasi di dalam lingkup budaya masyarakat Jawa pada umumnya.

Karakteristik cara berbicara yang halus seperti kebanyakan orang Jawa pada umumnya, meresap dalam diri saya menjadi sebuah kebiasaan yang tidak dapat dihilangkan begitu saja serta mengalir tanpa harus dibuat-buat, yang kemudian terbawa dimanapun saya berada dalam membangun komunikasi dengan beragam kalangan.

Sehingga orang lain yang berinteraksi dengan saya akan bisa menilai dari mana saya berasal, dilihat dari cara saya berkomunikasi dengan mereka.

Menanamkan Nilai Dalam Berperilaku Sesuai Tradisi

Dalam lingkup masyarakat Jawa pada umumnya, ada istilah unggah-ungguh atau yang bisa diartikan sebagai sopan santun dalam bertindak dengan orang lain di lingkungan sekitarnya.

Ketika kita berjalan melintas di depan orang yang lebih tua misalnya, tidak serta merta kita langsung bisa berjalan melenggang begitu saja, ada sopan santun yang harus dilakukan dengan membungkukkan badan sambil berucap “nuwun sewu” sebagai bentuk menghargai orang yang lebih tua tersebut.

Nilai-nilai inilah yang pada akhirnya membekas dalam kebiasaan saya dalam bertindak hingga dewasa. Ketika pengaruh beragam budaya dari luar begitu masif, ajaran nilai yang diajarkan oleh keluarga sebagai masyarakat Jawa telah terbentuk dengan baik dalam diri saya, sehingga secara otomatis akan terbawa dalam cara saya berperilaku dan tidak luntur terpengaruh oleh beragam budaya lainnya, yang terkadang tidak sesuai dengan adat budaya orang Timur seperti kita pada umumnya.

Interaksi Dalam Keluarga | Foto : freepik.com
info gambar

Memperkenalkan Dengan Seni Budaya

Semua suku di Indonesia, sudah pasti memiliki seni budaya masing-masing yang sudah diwariskan turun temurun, sehingga akan membentuk keragaman budaya bagi bangsa Indonesia.

Beruntung, keluarga pun juga memberikan saya pengetahuan akan hal ini. Berawal dari kebutuhan akan pengetahuan dasar yang diajarkan dari pendidikan di sekolah, yang kemudian dikembangkan lebih lanjut melalui pendalaman yang diajarkan di dalam keluarga.

Seni budaya Jawa yang saya pelajari cukup mendalam hingga membekas sampai saat ini, salah satunya pengetahuan mengenai Aksara Jawa. Pada awalnya memang cukup sulit mempelajarinya, karena memang hal ini cukup asing bagi saya pada waktu itu, dan terasa rumit karena tidak terbiasa.

Tetapi peran keluarga yang begitu besar dan telaten memberikan pengarahan, terlebih salah satunya dari eyang putri saya, sehingga lambat laun saya dapat menguasai segala pengetahuan yang terkait dengan Aksara Jawa.

Melihat tulisan Aksara Jawa pun sekarang hampir seperti membaca tulisan dalam abjad biasa, sama mudahnya dengan membaca kalimat biasa yang tidak terlalu sulit untuk mengejanya.

Terkadang, ketika ada tulisan dalam Aksara Jawa yang salah dalam penggunaan hurufnya, sedikit banyak saya bisa memberikan koreksi di mana yang kurang tepat. Ternyata mengenal seni budaya Jawa sedari dini, memberikan dampak yang positif bagi saya di kemudian hari.

Pada dasarnya, nilai berbudaya Jawa yang diajarkan oleh keluarga sejak dini, dapat mengakar kuat dalam diri saya hingga saat ini. Hal inilah yang disadari sebagai upaya saya dan keluarga dalam melestarikan budaya Jawa, sebagai budaya tempat kami terlahir dan dibesarkan.

Karakteristik sebagai individu yang terlahir dalam budaya Jawa pun juga tidak luntur begitu saja walaupun saya menjalani interaksi dengan beragam kalangan yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda.

Ada kalanya saya juga menyesuaikan diri dengan kondisi pergaulan yang begitu dinamis setiap waktunya, tetapi tanpa menghilangkan jati diri saya yang mengenyam nilai-nilai adat ketimuran bangsa Indonesia, yang mendapat tempaan pendidikan nilai berbudaya Jawa khususnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RY
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.