Upacara potong gigi adalah salah satu upacara adat yang dilakukan oleh para remaja ketika akan menginjak usia lebih dewasa. Tapi tahukah kawan GNFI? upacara potong gigi biasanya dilakukan sebelum seseorang memasuki jenjang pernikahan. Karena yang paling utama dalam pernikahan adalah bagaimana membangun rumah tangga dalam keadaan suka maupun duka. Maka dari itu sebaiknya sebelum adanya pernikahan baiknya melakukan upacara potong gigi terlebih dahulu. Upacara potong gigi itu biasa disebut metatah, mepandes, ataupun mesangih.
Apa sih makna dari upacara potong gigi itu?
Upacara potong gigi di Bali yang dikenal dengan sebutan Metatah tersebut memiliki makna yang sangat penting dalam budaya Bali. Pembersihan rohani atau pembersihan diri dari sifat-sifat buruk yang mungkin dimiliki sejak lahir. dengan adanya pembersihan diri ini mereka dapat memulai fase baru dalam hidup mereka dengan fikiran dan prilaku yang lebih baik. Metatah juga merupakan suatu momen yang penting bagi anak Bali karena menandakan bahwa mereka siap untuk menghadapi dan tanggung jawab yang lebih besar dalam masyarakatl.
Potong gigi juga bermakna dalam menemukan hakikat manusia dan terlepas dari Sad Ripu. Apa itu Sad Ripu?, Sad Ripu adalah enam jenis musuh manusia yang timbul akibat perbuatan yang sangat buruk. Sad Ripu mampu membawa manusia jatuh dan terjerumus ke tempat kegelapan. Bagian dari Sad Ripu sebagai berikut ;
Kama : yaitu keinginan atau mengumbar nafsu
Lobha : yaitu sifat yang serakah atau maruk
Krodha : yaitu sifat pemarah dan dendam
Mada : yaitu sifat mabuk yang disebabkan oleh minuman keras
Moha : yaitu sifat angkuh dan tidak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
Matsarya : yaitu sifat iri dengki dan iri hati sifat yang dimiliki seseorang karena tersaingi oleh orang lain
Bagaimana sih proses potong gigi itu dilakukan ?
Sebelum proses metatah akan dilakukan acara sungkeman atau penghormatan dari anak kepada orang tuanya. Kemudian melangkah ke Bale Penatahan dan berbaring, proses potong gigi akan segera dilaksanakan. Pertama, sebuah penganjal yang terbuat dari tebu diletakkan oleh pemangku di gigi rahang untuk mempermudah proses potong gigi. Setelah itu asah 6 buah gigi atas dengan sebuah kikir yaitu empat buah gigi seri dan dua buah gigi taring untuk menghilangkan Sad Ripu. Selanjutnya menghaluskan bekas asahan gigi agar tidak melukai lidah dan berkumur menggunakan air kelapa. Lalu pengolesan kapur, kunyit, dan madu dengan maksud agar kita selalu berkata baik. Setelah itu ludah yang ada didalam kelapa selanjutnya ditaruh di sungai yang bermuara ke laut yang berarti membuang sifat-sifat buruk. Kemudian turun dari Bale Pengatah dan disediakan lesung dan alu sebagai simbol bahwa kita senantiasa tahu akan kewajiban menjadi seorang yang telah dewasa. Selanjutnya diberi nasehat oleh orang tua dan sungkem. Dan yang terakhir pemotongan beberapa helai rambut yang melambangkan menghilangkan sifat buruk.
Wah ternyata Kebudayaan Bali sangat luas maknanya. Kawan GNFI membayangkannya saja sudah terasa ngilu, akan tetapi tradisi ini memiliki tujuan yang sangat bermakna bagi kehidupan remaja yang akan beranjak dewasa nantinya. Namun bukan berarti setelah potong gigi orang tersebut tiba-tiba berubah menjadi baik ya kawan GNFI, hal ini kembali lagi kepada diri kita masing-masing.
Walaupun terdengar sangat memukau dan tidak biasa, namun ingin sekali mengetahui kebudayaan daerah asal kalian seperti apasih? Jawab pada kolom komentar, ya!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News