#LombaArtikelPKN2023 #PekanKebudayaanNasional2023#IndonesiaMelumbunguntukMelambung
Menemukan Galeri Nasional Indonesia ternyata mudah banget, turun di halte Balaikota lanjut naik Tije rute 2, turun di halte Gambir 2 jaraknya dekat loh Kawan GNFI. Berjalan sebentar, nyebrang JPO, hawa-hawa keramaian tercium di Galeri Nasional Indonesia, terlihat beberapa musisi menjajal alat musiknya di Plaza Pertunjukan, dibantu volunteer yang ramah, menikmati Pekan Kebudayaan Nasional(PKN) 2023 di Galeri Nasional Indonesia dimanjakan instalasi seni yang ciamik.
Gedung yang memiliki dua pilar kokoh ini, sangat siap menyambut tamu PKN 2023. Ada bilik bambu serta susunan genteng, dengan gambar denah berlangsungnya PKN 2023, sehingga tamu lebih mudah menemukan ruangan yang dijadikan tempat untuk pertunjukan. Seperti di gedung PFN, di Galeri Nasional Indonesia, para tamu melakukan registrasi melalui ponsel.
“Ada tiga gedung untuk helatan PKN 2023, gedung A dan D serta Gedung Serbaguna. Gedung A menampilkan game, hybrid teknologi, gedung D lebih ke city branding, untuk yang di sini yaitu bangsal atau ruang serbaguna. Tempatnya pameran lukisan dengan tema Seakan-akan tidak ada matahari ujar,” Afra penerima tamu di gedung serbaguna.
Berkat penjelasan Mbak Afra, menjelajahi ruang demi ruang di Galeri Nasional Indonesia jadi nyaman,merasa terpadu dengan penjelasannya yang simpel. Selain itu volunteernya sigap membantu tamu yang bertanya, kuy lah Kawan GNFI jelajahi PKN 2023, dengan hati riang gembira.
Harta Karun Lukisan Seakan akan Tak Ada Matahari
Amazing moment saat berada di ruang serbaguna Galeri Nasional, melihat dari dekat karya maestro pelukis tanah air. Lukisan perempuan berkebaya serta kain sebagai pakaian bawahan warna hitam kombinasi biru dan kuning, latar pepohonan dan dari kejauhan terlihat padi yang menguning, perempuan yang duduk itu bernama Kustiyah karya Sudarso lukisan cat minyak di atas kanvas 123 x86 cm, dibuat tahun 1969, koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik.
Lukisan Kustiyah tak sendirian di ruang serbaguna Galeri Nasional Indonesia, karena ada 53 lukisan lainnya, ada lukisan karya Siti Ruliati yang berjudul “Perempuan sedang merokok” dengan warna lukisan colourfull penuh pesona, lengkap dengan hembusan asap yang membumbung.ada juga karya pelukis Sriyani, Kartika, Rustamadji, Trubus,Zaini, G Sidharta Soegijo, Sudarso dan Sutopo yang juga dipamerkan.
Sebagai tamu PKN 2003, melihat langsung harta karun dari pelukis kebanggaan Indonesia, merupakan kesempatan langka. Apalagi masuknya hanya registrasi melalui hape, tanpa tiket masuk berbayar,gratis euy gratis Lukisan tersebut berasal dari koleksi Griya Seni Hj.Kustiyah Edhi Sunarso, Galeri Nasional Indonesia, Museum Seni Rupa dan Keramik, Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Museum Universitas Pelita Harapan, Museum Affandi dan OHD Museum.
“Anak saya suka ngegambar, kata volunteer di sini ada pameran lukisan. Ya udah langsung ke ruang serbaguna dan melihat lihat koleksi lukisan,”imbuh Aa Saepudin tamu PKN 2023 yang datang dari Depok.
Akal akalan Timur Cara Cespleng Manfaatkan Barang Bekas
Warga Indonesia adalah warga yang dikenal dengan kreativitas yang mampu membuat decak kagum, jago ngakalin komponen yang rusak, mereparasi mesin hingga bisa beroperasi.PKN 2023 menampilkan Akal-akalan Timur, menyulap barang layak buang bisa digunakan kembali. Seperti botol cola yang digunakan untuk jualan bensin eceran, bahkan corongnya pun unik menggelitik.
Potongan selang diikatkan ke botol plastik yang telah dipotong sebagian, jadi deh corong bensin eceran, stand mic terbuat dari paralon pvc. Memanfaatkan barang bekas untuk dirakit kembali, seperti gear motor dan per menjadi kursi cantik, kap kipas angin jadi wadah gorengan, potongan galon untuk tampungan air hujan yang tersambung selang.
Kreativitas adalah kunci bagi warga pesisir di Sorong, Ambon, dan Ternate, mungkin bagi Kawan GNFI yang punya barang bekas, namun sayang jika dibuang, Akal-akalan Timur bisa menjadi inspirasi. Dua jempol untuk RURU ArtLab yang menginisiasi dan mengumpulkan desain produk, teknologi dan benda benda yang digunakan dalam Akal akalan warga.
Gedung A Galeri Nasional Indonesia selain ada Akal-akalan Timur, seru untuk disimak kliping koran edisi jadul, yang memberitakan Khazanah Budaya Nusantara. Menarik juga tampilan “Jagung Jaga Gunung”,gunungan jagung yang diletakkan di tengah ruangan. Penasaran dengan meja yang di atasnya seperti permainan monopoli, namanya The Hungry Tales cerita tentang rakyat, kapitalis serta pemerintah.
Pesona Wayang Uran Uniknya Wayang Lombok Utara
Memasuki gedung D, langsung terlihat wayang karton warna warni, berbeda dengan wayang golek atau wayang kulit, wayang karton ini, bentuknya kekinian, ada yang sedang naik tank, petani bercaping,perempuan berkuncir dan berkonde. Wayang Waran berbasis cerita rakyat, namun wayangnya terbuat dari bahan daur ulang seperti limbah plastik atau kertas.
Cerita rakyat Lombok Utara dituturkan secara lisan, namun karakter wayang dari barang daur ulang, memberi pesan, bahwa cerita rakyat tak boleh pupus, bahkan dari barang yang terbuang sekalipun, bisa digunakan untuk memperkuat jalan cerita.
Gedung D Galeri Nasional, tamu PKN 2023 dapat mengeksplor karya yang memang menawan, Museum of International Trash, koleksinya berupa sampah dari mancanegara yang terdampar di Pulo Aceh, ada juga Susur Galur Pontianak, pemanfaatan ampas kopi, Susur Galur Merangkul Engkol, serta banyak sekali instalasi seni penuh pesona.
Asyiknya Rantai Bunyi Konser Ceramah Musik Kampung Pesta
Menjelang beranjak dari Gedung Galeri Nasional, sempat nonton latihannya Musik Kampung Pesta Flores, bertemu dengan Kakak Maria Apriani Kartika.
“Instrumen tradisional seperti Teren bass, Gong Waning dan juga Sato, dipadukan dengan alat musik modern kami tampil dalam Konser Ceramah Musik Kampung Pesta Flores di kurotorial rantai bunyi PKN 2023,” papar Maria Apriani Kartika seraya memperhatikan rekannya berlatih.
Teren bass adalah alat musik yang memiliki satu senar yang berasal dari NTT, ada juga Gong Waning alat musik tradisional Sikka. Sedangkan,Sato alat musik mirip biola yang terbuat dari bambu, mereka berlatih untuk persiapan penutupan PKN 2023.
Instagram @pekankebudayaannasional menyebutkan pagelaran Kuratorial Rantai Bunyi di Galeri Nasional menampilkan Dawai Hibrida Keroncong Stambul Fajar Kepulauan Riau,Dawai Syair Melayu Kalimantan Barat, Gambus Kepulauan Pandai Besi,Sulawesi Tenggara,Dawai Nyanyian Dawan Timur NTT,Dawai Tanah Papua dan tentu saja Musik Kampung Pesta Flores,NTT.
Sebagai Sobat PKN 2023, meski cuma sehari menyambangi meriahnya Pekan Kebudayaan Nasional 2023, sepulang dari Galeri Nasional, ada perasaan yang menelusup hati, makin bangga jadi orang Indonesia, suer Kawan GNFI, ini nggak bohong!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News