#LombaArtikelPKN2023
#PekanKebudayaanNasional2023
#IndonesiaMelumbunguntukMelambung
Akhir-akhir ini budaya kuliner masyarakat Indonesia telah mengalami pergeseran, terutama dikalangan anak muda. Mereka cenderung menyukai jenis makanan asing dan instan. Perubahan ini terjadi karena masuknya makanan luar negeri yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hampir di semua kota terdapat tawaran kuliner yang bukan produk asli nusantara. Selain itu makanan cepat saji serta inovasi-inovasi makanan yang sudah ada juga cukup marak. Meski tidak secara otomatis meminggirkan makanan tradisional, namun berangsur-angsur jenis makanan tersebut mendegradasi makanan asli Indonesia.
Kekhawatiran ini tentu tidak berlebihan, mengingat Douglass Kellner (Sri Utami Saji: 2018) dalam Globalization and the postmodern Turn, menyatakan bahwa dalam globalisasi terjadi pengikisan budaya dan tradisi lokal melalui budaya global. Sementara itu KOMPAS.com (20/10/2021), telah merilis 10 makanan asing dan cepat sajai masuk ke dalam negeri, antara lain: Kentucky Fried Chicken (KFC), McDonald’s, A&W, Burger King,Yoshinoya, Pizza Hut, Solaria, Domino’s Pizza, Hokben, dan CFC.
Terkait dengan itu, perlu adanya langkah strategis guna menyelamatkan budaya kuliner asli nusantara, di antaranya menciptakan pasar kuliner tradisional. Pasar Sepuh di lokasi wisata Goa Jegles di kabupaten kediri adalah salah satu solusi dalam mengatasi kekhawatiran itu. Meski terlihat sederhana, pasar yang terletak di sebelah utara lereng gunung kelud tersebut memberi kesempatan bagi masyarakat untuk menjajakan makanan tradisional. Harapannya pasar tersebut dapat menjajakan makanan tradisional masyarakat setempat. Makanan yang dijajakan dilokasi tersebut, di antaranya nasi tumpang, cenil, samplok, lontong, lepet, ketupat, dan masih banyak lagi. Untuk minuman yang dijajakan antara lain beras kencur, just buah maja, kunir asem, dan lain-lain.
Sementara untuk menghadirkan nuasa tradisional, para penjual memakai pakaian adat. Demikian pula setting lokasinya pasar tersebut juga bernuasa alami. Untuk lebih menarik perhatian para penikmat kuliner, tidak jarang di lokasi tersebut juga dipertontonkan dengan kesenian tradisional. Sehingga para pengunjung sambil menikmati sajian khas kuliner tradisonal, juga dapat menikmati tontonan budaya tradisional secara gratis, atau sedakar meletakkan uang di dalam ember yang disediakan.
Tidak berlebihan bila kuliner tradisional tersebut selalu dilestarikan, mengingat makanan nusantara bukan hanya berfisat konsumtif semata, namun juga kental dengan nilai-nilai filosofis. Menurut sesepuh Mbah Sugiarto sesepuh desa, mengartikan makanan Jawa, misalnya makanan lontong, makanan yang terbuat dari beras dibungkus daun pisang itu diartikan “olo e dadi kotong” filosofi yang terkandung, siapapun yang mengkonsumsi makanan tersebut akan mengingatkan agar tidak berbuat jelek, sehingga semua keburukannya hilang. Demikian pula pada minuman dawet, pada minuman yang terbuat dari cendol dan gula jawa itu selain rasanya enak dan segar juga mempunyai makna orang yang mempunyai tekat yang bulat, sebagaimana bentuk cendol. Lain pula dengan jajanan cenil. Makanan yang terbuat dari kanji ketela yang lengket, artinya agar persaudaraan selalu lekat, hingga tak bisa dipisahkan. Demikian pula yang dijadikan wadah untuk makan yang terbuat dari daun pisah dibuat pincuk, ternyata mempunyai makna “pinten-pinten cukup,” artinya agar setiap orang pandai bersyukur sehingga berapapun yang diperoleh senantiasa diterima dengan ikhlas. Masih banyak lagi filosofi-filosofi yang terkandung dalam tiap makanan tradisional, karena hampir tiap makanan diciptakan untuk mengingatkan penikmatnya.
Meski pasar sepuh ini termasuk pasar mingguan, namun keberadaannya cukup dikenal sebagai pusat jajanan tradisional di wilayah kediri. Kondisi ini didukung oleh wisata goa jegles yang tiap hari ramai oleh para pengunjung. Mereka bukan hanya dari wisatawan domestik, tetapi juga dari mancanegara. Dengan demukian Keberadaan pasar tersebut bukan hanya sekadar mengembalikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, juga memperkenalkan budaya jajanan nusantara pada masyarakat dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News