Sedari kecil, saya diperkenalkan dengan istilah "Perak" yang menurut KBBI , merujuk pada tirai di tempat pertunjukkan gambar hidup (di bioskop). Ya, saya telah mengenal layar perak sejak kecil, termasuk film-film yang diputar di sana.
Seiring berjalannya waktu, beberapa film ini masih membekas di benak saya, seperti "Kartini" dan "Losmen Bu Broto", bahkan yang terbaru, serial "Gadis Kretek", telah memenangkan hati saya. Apa yang membuat film dan serial tersebut begitu menarik sampai-sampai memenangkan hati saya? Sebelum kita membahas itu, mari kita analisis salah satu unsur yang unik dan penting dalam film dan series tersebut.
Kebaya pertama kali saya kenal saat mengikuti undangan pernikahan rekan orangtua saya. Setelah itu saya mengenal kebaya sebagai busana formal dan tradisional yang biasanya hanya digunakan untuk acara pernikahan, acara adat, dan perayaan hari nasional. Kebaya sudah lama tampil di dunia perfilman.
Tahun 1950-an, film berjudul "Tiga dara" yang diliris pada tahun 1956 menampilkan Mieke wijaya nampak anggun mengenakan kebaya.
Menerapkan 'Green Infrastructure' sebagai Standar Bangunan Gedung
Namun, seiring perkembangan waktu, media perfilman mulai mengurangi penggunaan kebaya untuk pemeran wanitanya. Hal ini berlanjut hingga munculnya "Kartini" dan "Losmen Bu Broto", serta "Gadis Kretek", yang mengembalikan kebaya sebagai bagian dari dunia perfilman.
Sekarang, mari kita bahas serial "Gadis kretek". Ceritanya mengikuti seorng gadis bernama Dasiyah, yang berasal dari keluarga kelas atas, dengan ayahnya yang merupakan pengusaha kretek terkemuka di Indnesia pada zamannya. dasiyah bercita-cita menjadi pembuat saus kretek terbaik.
Penampilan Dasiyah dalam kebaya, bahkan saat ia tidur, selalu nampak anggun. Dalam "Gadis kretek", kita bisa melihat beragam jenis kebaya yang diigunakan oleh keluarga Dasiyah dan para pekerja wanita di pabrik kretek keluarga tersebut.
Nampak, keluarga kelas atas menggunakan kebaya berwarna, bermotif, dan mewah, sementara para pekerja memakai kebaya dengan warna yang lebih netral. Ini mencerminkan pengaruh status sosial terhadap pemilihan kebaya pada masa itu, bahkan menciptakan istilah "kuno" untuk kebaya di zaman sekarang.
Keberadaan film dan serial yang menghidupkan kembali kebaya, seperti "Gadis Kretek", telah memperkenalkan kembali kebaya kepad masyarakat luas, terutama ketika dikenakan oleh aktris terkenal seperti, Dian Sastrowardoyo, Putri Marino, dan Tissa Biani. Mereka adalah aktris papan atas yang sering menjadi sorotan media. Kebaya menjadi tren di media sosial melalui tagar(Hastag), dan anak muda terinspirasi untuk menciptakan tren mode terbaru saat ini, yaitu tren "BERKAIN".
Anak muda saat ini tidak ingin kebaya dianggap kuno, sehingga mereka menciptakan ide kreatif mereka dengan menggabungkan kebaya dengan tren mode yang sudah ada, seperti mengenakan kebaya dengan kain lekat yang berwrarna kontras, yang sering disebut sebagai "colorblock". Di masa lalu, kebaya sering dikaitkan dengan sandal tradisional, tetapi sekarang anak muda lebih suka menggabungkannya dengan sepatu sneakers atau sepatu boots.
Indeks Optimisme Anak Muda: Optimis pada Pendidikan, Tapi Ragu pada Politik dan Hukum
Melalui film dan media, kebaya telah membuat kembalikan yang spektakuler dalam dunia mode dan budaya Indonesia. Ini adalah contoh bagaimana warisan budaya kita dapat terus hidup dan berkembang, menyesuaikan diri dengan tren dan selera yang berubah seiring berjalannya waktu. Kebaya telah menjadi tren mode yang segar dan relevan dalam gaya berpakaian sehari-hari, menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan gaya hidup masa kini.
Demikian, film dan media berperan penting dalam membawa kembali kebaya ke panggung mode dan budaya Indonesia, serta membantu menginspirasi kita semua untuk menjaga dan menghargai warisan budaya yang kaya ini dalam berbagai cara yang lebih modern. Semoga kebaya terus memancarkan pesonanya dan memberikan inspirasi kepada kita semua.
Sumber:
- https://harpersbazaar.co.id/articles/read/3/2023/18724/perjalanan-kebaya-dari-masa-ke-masa-di-indonesia#:~:text=Berbicara%20tentang%20kebaya%20dalam%20sinema%2C%20tentu%20tidak%20akan%20lepas%20dari%20karakter%20Nunung%20dalam%20film%20ikonis%20Tiga%20Dara%20yang%20tayang%20tahun%201956.
- https://kbbi.web.id/layar
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News