3 permainan tradisional khas melayu yang langka dimainkan anak zaman now - News | Good News From Indonesia 2023

3 Permainan Tradisional Khas Melayu yang Langka Dimainkan Anak Zaman Now

3 Permainan Tradisional Khas Melayu yang Langka Dimainkan Anak Zaman Now
images info

Tak hanya kaya akan sumber daya alam, Indonesia memang dikenal memiliki khazanah kebudayaan yang melimpah.

Dilansir dari Indonesiabaik bahwa negeri ini memiliki total 17.001 pulau mulai dari Sabang sampai Merauke. Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek per November 2022 juga mencatat 11.622 Warisan Budaya Nasional dan menetapkan diantaranya 1.943 Warisan Budaya Takbenda (WBTb). Belum lagi 1.343 bahasa daerah yang tercatat dalam Data Referensi Bahasa Daerah Kemdikbudristek.

Hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara super power di bidang budaya menurut UNESCO. Salah satu contohnya adalah permainan tradisional yang merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia.

Jauh sebelum internet 'menjajah' dunia anak-anak di negeri ini, masa kecil sungguh mencapai puncak kejayaannya. Tak ada smartphone, game online dan media sosial yang kini sudah 'merampok' masa-masa indah anak Indonesia.

Berbagai macam permainan tradisional mulai dari pecah piring, engklek, lompat karet dan permainan lainnya menjadi masa yang tak terlupakan saat itu.

Namun sekarang permainan tradisional jarang dijumpai bahkan sulit untuk ditemukan. Kemajuan dan perkembangan teknologi menyebabkan semakin langka dan terpinggirkannya permainan tradisional. Sudah menjadi tugas kita bersama untuk menumbuhkan kembali semangat permainan tradisional pada anak-anak.

Tanah Melayu, tanahnya para raja dan sultan pada masanya. Masjid Raya Al-Mashun, Istana Maimun dan berbagai peninggalan sejarah lainnya menjadi saksi bahwa Melayu merupakan suku yang berkaitan erat dengan Pulau Sumatera.

Konon, dari bahasa Melayu pula terciptanya bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Melayu memiliki aneka ragam permainan tradisional khas, ada yang sifatnya permainan dan ada pula yang sifatnya pertandingan.

Ada 3 permainan tradisional khas Melayu yang langka dimainkan oleh anak-anak zaman now. Yuk, mari kita simak selengkapnya!

1. Tam-tam buku (ular naga)

Permainan Tradisional Tam-tam Buku | Foto: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Permainan tradisional ini berasal daerah pesisir Sumatera Utara yaitu Batu Bara. Tam-tam Buku sendiri tak memiliki arti yang spesifik, permainan ini diambil dari kalimat yang diucapkan saat permainan berlangsung. Tak ada waktu khusus untuk memainkan permainan ini, jadi dapat dimainkan kapan saja. Mungkin yang perlu diperhatikan hanyalah lokasi, apabila jumlah pemain semakin banyak maka diperlukan tempat yang lebih luas seperti di halaman atau lapangan.

Permainan Tam-tam Buku terdiri dari anak-anak perempuan berusia 4-12 tahun yang berjumlah 6-12 orang atau lebih. Namun terkadang peserta merupakan gabungan dari anak laki-laki dan perempuan. Pertama tim akan dibagi menjadi dua, tim matahari dan tim bulan (nama tim dapat dimodifikasi sesuai keinginan). Kedua orang yang mewakili masing-masing tim berdiri saling berhadapan sambil mengangkat kedua tangan ke atas dan menjalinkan jari-jemarinya seperti membentuk sebuah terowongan. Peserta lain lalu membentuk barisan panjang sambil berjalan dan memegang bahu temannya melewati terowongan tersebut seraya mengucapkan:

Tam-tam buku
Seleret tiang batu
Patah dinding patah paku
Anak belakang tangkap satu

Setelah pemain ditangkap, ia diminta untuk memilih apakah tim matahari atau tim bulan. Kemudian setelah itu berdiri di belakang perwakilan tim yang dipilih. Permainan terus diulang sampai seluruh peserta habis. Masing-masing perwakilan tim matahari dan bintang yang membentuk terowongan tadi lalu melakukan tarik-menarik dibantu oleh pemain yang sebelumnya sudah menentukan pilihan. Pemain yang melewati garis tengah yang telah ditentukan maka dinyatakan kalah.

Permainan ini mengajarkan pentingnya kekompakan dan kerja sama tim untuk menggapai kemenangan.

2. Wak-wak udin

Permainan Tradisional Wak-wak Udin | Foto: Dokumentasi Pribadi
info gambar

Permainan ini dilakukan oleh 3-7 orang dengan salah satunya memegang benda seperti kerikil, batu atau benda lainnya. Sebelumnya pemain terlebih dahulu melakukan undian dengan cara hompimpa atau sejenisnya untuk menentukan siapa yang akan berjaga. Pemain yang kalah harus berjaga dengan cara bersujud, lalu pemain lain mengelilinginya sambil membuka telapak tangan kemudian menyanyikan lagu:

Wak-wak udin, wak udin mau kawin
Potong lembu panjang, potong lembu pendek
Tak gundel lewe 2x

Pemain lalu menggenggam dan menyembunyikan batu atau kerikil tadi di tangan salah seorang anak lalu menebaknya. Jika tebakannya benar maka pemegang batu selanjutnya yang akan berjaga, namun jika salah maka pemain yang bersujud tetap berjaga sampai ia berhasil menebak dengan benar. Permainan ini melatih ketelitian indra perasa (kulit) untuk merasakan di mana batu atau kerikil tadi disembunyikan.

3. Serampang 12

Permainan ini agak mirip dengan gatheng yang menggunakan kulit kerang atau batu kerikil kecil, hanya saja jumlahnya 12 buah. Umumnya dimainkan 2-4 orang atau lebih anak perempuan.

Cara bermainnya sederhana, pemain melakukan hompimpa untuk menentukan siapa yang terlebih dahulu memulai permainan. Setelah itu 12 kerikil yang ada di tangan kemudian dihamburkan di atas lantai permainan sambil melambungkan bola bekel ke atas. Setelah memantul maka bola kembali ditangkap.

Bola kemudian dilambungkan sembari pemain mengambil dan mengumpulkan kembali satu per satu kerikil tadi dalam genggaman tangan. Apabila sudah terkumpul, dilanjutkan dengan menghamburkan kembali kerikil lalu mengumpulkan 2 kerikil atau kerang sekaligus.

Begitu seterusnya menangkap 3, 4, 5 hingga 12 kerikil sekaligus. Jika sudah menangkap 12 kerikil sekaligus maka satu buah kerikil tadi disisihkan sebagai pertanda sudah mengumpulkan 1 poin. Begitu seterusnya hingga semua kerikil habis.

Pemain dinyatakan gagal apabila bola bekel gagal ditangkap setelah pantulan yang pertama atau saat menangkap kerikil, tangan pemain malah menyentuh kerikil lainnya.

Itulah 3 contoh dari sekian banyak permainan tradisional khas Melayu. Bukan hanya sekedar permainan, lebih daripada itu terdapat esensi dalam setiap permainan tradisional yang dapat meningkatkan kemampuan sosial (social skills) anak-anak.

Pada tujuan akhirnya bermuara untuk menciptakan anak-anak yang memiliki semangat kebersamaan, kekompakan dan kerja sama untuk mencapai keberhasilan.

#LombaArtikelPKN2023
#PekanKebudayaanNasional2023
#IndonesiaMelumbungUntukMelambung

referensi :

https://indonesiabaik.id/infografis/17001-pulau-di-indonesia-tersebar-di-mana-saja
https://www.facebook.com/IndonesiaBaikId/videos/budaya-indonesia-diakui-dunia-biar-apa/970754513897495/
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/kebudayaan/wbtb
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/kebahasaan/bahasadaerah


Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KG
MS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.