Apakah Kawan GNFI sebelumnya sudah mengenal tokoh yang bernama Sengkuni? Sengkuni merupakan tokoh antagonis yang ada dalam pewayangan Mahabarata. Pada pewayangan Mahabarata, Sengkuni merupakan seorang anak dari Dewi Gandini dan Raja Gandara.
Cerita mengenai Sengkuni tentunya sangat dikenal oleh masyarakat secara luas. Sosok Sengkuni selama ini digambarkan sebagai tokoh yang memiliki sifat buruk seperti curang, ambisius, penipu, tukang mengadu domba dan licik. Sengkuni juga sangat pandai berkata-kata, sering memfitnah, haus akan kekuasaan. Tentunya, Sengkuni hanya penggambaran sikap dan simbol agar manusia dapat memaknai nilai-nilai kehidupan.
Baca juga :Mengenal Sengkuni, Ciri-Ciri dan Kisah Akhir Hidupnya
Apakah Kawan GNFI menyadari? Bahwa sejarah merupakan pengulangan. Sesuatu yang pernah terjadi mungkin akan terjadi lagi pada zaman yang akan datang. Perwujudan sifat Sengkuni juga dapat ditemukan di era modern. Tanpa kita sadari, sosok Sengkuni selalu hadir di dekat kita.
Seperti yang kita ketahui bahwa Sengkuni terkenal karena kelicikannya. Sengkuni mampu memperdaya orang lain melalui kata-katanya. Bahkan seorang raja Hastinapura percaya akan kata-kata Sengkuni. Sengkuni di zaman modern ada disekitar kita atau mungkin ada dalam diri kita. Sikapnya manipulatif dan tidak menghargai manusia lainnya. Ia hanya ingin mencapai tujuannya sendiri.
Sengkuni adalah orang yang sangat licik, untuk mendapatkan sesuatu Sengkuni perlu mengadu domba orang lain. Sikap seperti ini adalah sikap yang dimiliki oleh pengecut karena ia sendiri tidak mempunyai keberanian. Sengkuni di era modern juga dapat dilihat dari tipu muslihatnya.
Seperti contohnya dalam perpolitikan, Sengkuni di era modern akan tamak pada kekuasaan. Ia tidak akan pernah peduli terhadap kesejahteraan rakyatnya. Sengkuni modern selalu menyampingkan hal yang bersifat kemanusiaan dan moralitas. Hadirnya dalam dunia politik hanya menghancurkan negara dan merugikan rakyat.
Sifat Sengkuni lainnya yang digambarkan dalam pewayangan yaitu pandai bersilat lidah. Sengkuni mempunyai kata-kata manis yang dapat membuat orang lain percaya dengan kata-katanya. Kata-kata Sengkuni juga menyebabkan dirinya berada dalam kehancuran. Oleh karena itu, kawan harus lebih hati-hati dan tidak mudah percaya atas apa yang diucapkan Sengkuni di era modern.
Sebaliknya, kawan juga perlu untuk menjaga lisan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sengkuni tidak ingin tersaingi dalam hal apapun. Oleh karena itu, Sengkuni akan menganggap bahwa orang lain adalah pesaing bagi dirinya. Sengkuni di era modern selalu tampil narsistik di media sosial dan selalu iri apabila orang lain mendapatkan kesenangan karena dirinya merasa kalah. Sikap seperti itu termasuk kedalam sikap toxic yang dapat meracuni lingkungannya.
Beberapa sifat Sengkuni bisa saja tertanam dalam diri kita. Oleh karena itu, ada kalanya kita harus bisa mengontrol diri sendiri. Kendali atas perbuatan yang dilakukan berada pada hati kita sendiri. Kontrol diri diperlukan untuk menjauhkan sifat negatif yang akan membawa pada kehancuran. Filosofi Sengkuni mengajarkan kepada kita semua agar dapat berlaku bijak dan berhati-hati ketika berbicara atau bertindak.
Sengkuni hanyalah cerita pewayangan dan simbol. Kita tidak akan pernah mengetahui bagaimana perwujudan Sengkuni di dunia nyata saat ini. Akan tetapi, alangkah baiknya kita mengantisipasi keberadaan Sengkuni dalam wujud apapun. Secara tidak langsung Sengkuni bisa hadir apabila kita tidak dapat mengontrol bicara kita, Sengkuni dapat hadir apabila tindakan kita tidak didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.
Benih perwujudan Sengkuni bisa muncul pada setiap manusia. Tapi kita harus selalu ingat, perwujudan Sengkuni tidak akan pernah bisa hadir apabila kita dapat mengendalikan diri kita.
#kabarbaiksatuindonesia #kebudayaan
Referensi:
[1] Sengkuni di Dunia Nyata Benarkah Ada https://youtu.be/NZFcWrwYsxM?si=HZIa1OlLUIuMk5-J
[2] Balada Sengkuni, Sang Pengecut dalam Mahabrata Indonesia
https://www.kompasiana.com/jhonmiduk/591bf3787fafbd113abc102c/balada-sengkuni-sang-pengecut-dalam-mahabrata-indonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News