Halo kawan GNFI tahukah kalian bahwa negara indonesia merupakan negara yang besar ? dengan jumlah penduduk 25 juta jiwa. Banyaknya penduduk menciptakan keberagaman berupa banyaknya perbedaan baik dari segi budaya,agama,bahasa adat istiadat, ras dan perbedaan lainnya. semua perbedaan yang ada melekat di kehidupan masyarakat multikultural. masyarakat multikukltural mampu membawa pada arah positif dan negatif. keanekaragamaan di masyarakat membawa sosok AI nurhidayat gausar atau yang biasa dikenal dengan Ai bergerak untuk menyatukan keberagamanan sebagai suatu anugarah dari Tuhan yang harus dijaga dan di satukan melalui peran pendidikan.
Ai hidayat lahir dan besar di Desa Cikubang, Kecamatan Parigi, Tanjung Pangandaran Jawa Barat. selama perjalanannya hidupnya Ai menempuh pendidikan SMA di Plus Darussalam Camis selama tiga tahun dari tahun 2004 - 2007 dan melanjutkan pendidikannyan di Universitas Paramadina Jakarta (S1 ilmu komunikasi).
Setelah lulus dari pendiidkannya di Universitas Paramadina sebagai sarjana ilmu komunikasi Ai kembali kekampung halamannya di Desa Pangandaran. Kembalinya Ai di kampung halamanya membuat Ai sadar akan permaslahan sosial yang terjadi di masyarakat sehingga membuat Ai menciptakan sebuah komunitas dan mendirikan Sabalad Community .
Berdirinya komunitas Sabalad ini di latar belakangi oleh kondisi masyarakat di Desa Pangandaran yang masih bersikap etnosentris dan belum paham tentang pengetahuan budaya luar. Sikap ini menimbulkan konflik di masyarakat yang membuat masyarakat saling maki memaki karana adanya berbedaan agama dan kultur yang ada.
Hal ini menjadikan Ai tergerak untuk menciptakan komunitas Sabalad sebagai komu senitas belajar remaja yang berfokus pada lima tema penting yaitu literasi,seni dan budaya, pemuda, penggunaan media, dan ekologi. sehingga sekolah multikultural berdiri menjadi sekolah kejuruan yang dikenal dengan SMK BAKTI KARYA pada tahun 2011.
Tak mudah bagi Ai untuk mendirikan sekolah multikultural banyak hal problematika yang terjadi karena tentangan masyarakat terhadap siswa ataupun siswi yang berbeda etnis dan agama. Bagi sebagian masyarakat perbedaan agama menganggu tatanan kehidupan. Tentangan masyarakat ini tak menjadikan Ai serta teman - teman menjadikan suatu kendala.
Justru tentangan masyarakat menjadikan sumber kekuatan bagi ai untuk tetap menyadarkan masyarakat arti dari perebedaan yang ada. Seiring berjalanya waktu program pendidikan sekolah multikuktural ini di dukung dan dibiayai oleh masyarakat setempat yang sadar adanya perbedaan dan memahami perbedaan yang ada. Sekolah SMK Bakti Karya memfasilitasi sekolah gratis bagi seluruh anak - anak di berbagai daerah dan hingga saat ini 80 siswa yang berasal dari 18 provinsi di Indonesia terdaftar menjadi siswa dengan beasiswa.
kawan GNFI dari kisah inspiratif diatas mengajarkan pada kita bahwa pentingnya memahami berbedaan yang ada di negara kita ini. untuk menyatukan suatu perbedaan yang ada bukanlah hal yang mudah namun dengan tekat, kesabaran akan menghasilkan buih - buih kebaikan yang bermanfaat bagi semua meskipun dengan penuh perjuangan. Kawan GNFI rasa cinta pada negara harus slalu kita pupuk dan kita sadari bahwa hidup yang kita jalani akan slalu beriringan dengan segala bentuk keanekaragman budaya di masyarakat.
Rasa toleransi akan tercipta dengan adanya pemahaman. Pemahaman akan hadir berjalannya waktu dengan pengetahuan hidup sebagai contohnya menekankan pendidikan keberagaman seperti yang di lakukan oleh inspirator kita Ai Hidayat yang kini sukses dengan program sekolah multikuler hingga memperoleh penghargaan " satu indonesia aword" di bidang pendidikan pada tahun 2019.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News