tradisi tabuik di pariaman untuk memperingati gugurnya imam husain - News | Good News From Indonesia 2023

Tradisi tabuik di Pariaman untuk memperingati gugurnya Imam Husain.

Tradisi tabuik di Pariaman untuk memperingati gugurnya Imam Husain.
images info

Tradisi tabuik di Pariaman untuk memperingati gugurnya Imam Husain. Tabuik merupakan tradisi yang dilaksanakan di kota Pariaman, provinsi Sumatera Barat.

Tabuik di gelar setiap tahun pada tanggal 1-10 Muharram. Tradisi tabuik ini dilaksanakan dalam rangka memperingati gugurnya cucu dari nabi Muhammad SAW dalam perang karbala pada 10 Muharram. Festival tabuik ini diperkirakan telah berlangsung dari abad ke-19 Masehi.

Secara simbolik, tabuik ini menggambarkan kuasa dan kebesaran Allah yang kemudian membawa terbang jenazah husain dengan menggunakan buraq dikarenakan husain telah gugur dalam Perang Karbala. Tabuik merupakan budaya penunjang di Pariaman sejak tahun 1982.

Dalam pelaksanaan tabuik ini melibatkan banyak orang mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga sampai kepada puncak acaranya.

Tabuik terbagi dua macam dikarenakan pembagian dua wilayah yang berbeda, yang pertama itu adalah tabuik pasa pasar ) berasal dari sisi selatan sungai yang membelah kota hingga ke tepian pantai Gondoriah, tabuik pasa ini dianggap menjadi daerah asal mula tradisi tabuik.

Yang kedua adalah tabuik subarang ( seberang ) yang dilaksanakan di wilayah sisi utara sungai yang disebut kampung Jawa. Ada beberapa perubahan yang terjadi dalam tradisi tabuik ini:

Kepala Burak

Kepala burak pada rangka tabuik telah mengalami perubahan bentuk dari sejak terbentuknya tabuik hingga saat ini, sebelumnya kepala burak pada rangka tabuik hanyalah patung yang berbentuk orang. Namun, sejak Tabuik sudah menjadi tempat wisata di kota Pariaman, kerangka kepala Burak juga telah mengalami perubahan bentuk.

Kepala burak yang terdahulu tidak sama dengan kepala burak yang sekarang.Dahulu kepala burak hanya berupa patung atau simbol saja. Sedangkan sekarang kepala burak ada yang berbentuk kepala perempuan dan berjilbab. Baju dan bentuk kepalanya, laki-laki bertopi dan berkumis serta dicat wajah menyerupai manusia.

Material pada Rangka Tabuik

Material pada Rangka Tabuik mengalami perubahan, sebelumnya Rangka Tabuik dibuat dari bambu yang harus melalui proses panjang sebelum dijadikan Rangka Tabuik. Prosesnya meliputi penyiraman air, mantera, pemotongan ayam dan ditempatkan di rumah tabuik dalam bentuk sangkar sebelum acara tabuik dimulai.

Bambu terlebih dahulu mengalami proses ritual yang panjang Dalam jimat bambu, roh halus atau jiwa ditempatkan pada tubuh tabuik oleh adat auang tuo yang berperan sebagai dukun. Namun saat ini bahan rangka tabuik sudah tidak seluruhnya bambu melainkan sekarang rangkanya terbuat dari besi sehingga besi juga bisa digunakan pada acara tabuik berikutnya.

Selain itu, rangka tabuik yang dibuat dari besi tidak melewati proses seremonial yang panjang seperti sebelumnya. Tabuik yang terbuat dari rangka besi memiliki umur panjang dan sayap Tabuik dapat mengepak seperti burung.

Auang Tuo Tabuik

Auang tuo tabuik adalah orang yang dipercaya oleh untuk memimpin prosesi tabuik, Auang tuo tabuik dipilih secara turun temurun dari tahun masa tabuik masih berlangsung secara tradisional. Hingga pada tahun didanai oleh warga kota Pariaman yang dikumpulkan secara sukarela dan disumbangkan oleh penduduk kota Pariaman.

Namun, Tabuik sekarang tidak terlihat seperti dahulu. Prosesi adat Tabuik sekarang belum tentu bersifat komunal yang diwariskan secara turun temurun. Karena tabuik diselenggarakan oleh pemerintah, maka tradisi tabuik tidak dilakukan seluruhnya oleh auang tuo tabuik melainkan oleh masyarakat kota Pariaman.

Pembuangan tabuik

Setelah di hoyak tabuik akan dibuang ke laut, pada upacara tabuik sebelumnya sebanyak bagian kerangka dikumpulkan oleh masyarakat dan digunakan sebagai jimat dan obat oleh masyarakat sekitar. Namun, tradisi tabuik pada saat ini, setelah tabuik dibuang ke laut, bagian-bagian rangka tabuik tidak lagi diambil oleh masyarakat. Sebab, mereka menganggap tabuik tidak mempunyai nilai sakral, melainkan hanya sekedar kegiatan perjalanan simbol kota Pariaman.

Hoyak Tabuik

Praktek hoyak tabuik antara dua tabuik pada zaman dahulu sebelum tabuik menjadi simbol pariwisata tabuik adalah hoyak diadu satu sama lain hingga hancur, atau minimal ada tabuik yang dihancurkan. Tabuik menang, akan naik ke lantai yang lebih tinggi. Misalnya tabuik pasa antara tabuik subarang dan tabuik pasa maka pemenangnya adalah tabuik pasa, maka golongan atas adalah orang-orang pencipta tabuik pasa, begitu pun sebaliknya.

Namun, saat ini tabuik menang atau kalah statusnya sama saja karena hanya memuat suatu simbol. Tabuik yang menang atau kalah, tidak mendapatkan keuntungan dari status sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah di mata masyarakat.

Dalam pelaksanaan hoyak tabuik, di saat tabuik masih menjadi salah satu simbol adat, tabuik yang kontroversial tersebut diperkirakan akan mengakibatkan tewasnya korban, karena bertujuan untuk mendramatisasi perjuangan Husein untuk mencapai hal tersebut.

Sekarang sudah tidak berlaku lagi, pelaksanaan tabuik mengutamakan keselamatan peserta dalam acara hoyak tabuik agar tidak ada korban jiwa, asalkan salah satu tabuik rusak maka seharusnya dianggap telah kalah atau selesai.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.