investasi miliaran dolar tiktok dorong ekonomi digital asia tenggara - News | Good News From Indonesia 2023

Investasi Miliaran Dolar, TikTok Dorong Ekonomi Digital Asia Tenggara

Investasi Miliaran Dolar, TikTok Dorong Ekonomi Digital Asia Tenggara
images info

Pada hari Kamis, TikTok, aplikasi video berdurasi pendek yang dimiliki oleh ByteDance dari Tiongkok, mengumumkan rencana untuk melakukan investasi besar di Asia Tenggara dalam beberapa tahun mendatang.

Dengan jumlah penduduk sebesar 630 juta jiwa, setengahnya berusia di bawah 30 tahun, Asia Tenggara merupakan pasar yang sangat penting bagi TikTok. Lebih dari 325 juta pengguna aktif mengunjungi aplikasi ini di wilayah ini setiap bulannya.

Dalam upaya berkelanjutan untuk memperluas jangkauan TikTok, Chew Shou Zi, CEO perusahaan, mengungkapkan bahwa aplikasi ini telah berhasil menyediakan platform untuk lebih dari 15 juta usaha kecil di Asia Tenggara, termasuk lima juta di Indonesia.

Selain itu, sebuah studi yang dilakukan oleh Kadence International, sebuah perusahaan riset yang berbasis di Amerika Serikat, mensurvei lebih dari 3.400 pengguna TikTok dan 25 organisasi nirlaba antara bulan Agustus dan September 2022. Studi komprehensif ini menggunakan kombinasi survei online dan wawancara offline untuk mengumpulkan wawasan.

Hasilnya mengungkapkan beberapa temuan menarik. Dari organisasi yang disurvei, 79 persen yang mengejutkan mengatakan bahwa TikTok memainkan peran penting dalam membantu mereka bertransisi dari saluran pemasaran offline ke online. Selain itu, 74 persen yang mengesankan memuji aplikasi ini dalam meningkatkan volume penjualan mereka.

Meskipun Chew Shou Zi tidak mengungkapkan jumlah pasti atau waktu investasi tersebut, ia mengungkapkan bahwa bagian dari investasi tersebut akan mencakup dana sebesar US$12,2 juta (S$16,4 juta) yang akan digunakan untuk mendukung lebih dari 120.000 UKM, pengusaha, dan anak muda dalam tiga tahun ke depan.

TikTok juga berencana untuk berinvestasi dalam pelatihan, promosi, dan dukungan bagi penjual kecil yang ingin bergabung dengan platform e-commerce TikTok Shop. Dengan langkah-langkah ini, TikTok berkomitmen untuk menjadi mitra yang kuat bagi usaha kecil, memungkinkan mereka untuk memanfaatkan potensi besar dari platform ini.

Pada saat yang sama, TikTok juga mengungkapkan temuan menarik dalam laporan terbarunya. Laporan tersebut menemukan bahwa lebih dari enam dari 10 kreator yang memperoleh pendapatan dari aplikasi ini di sembilan negara di Asia Tenggara mendapatkan penghasilan lebih dari upah minimum di negara mereka.

Hampir sembilan dari 10 kreator di Laos berhasil mendapatkan penghasilan lebih dari upah minimum negara mereka. Sementara itu, Filipina adalah yang terendah, dengan hanya empat dari 10 kreator yang berpenghasilan lebih dari upah minimum. Di Indonesia, lebih dari enam dari 10 kreator mendapatkan penghasilan di atas upah minimum.

Meskipun Asia Tenggara telah menjadi salah satu pasar terbesar TikTok dalam hal jumlah pengguna, platform ini masih menghadapi tantangan untuk mengubah basis pengguna ini menjadi sumber pendapatan e-commerce yang signifikan. Di tengah persaingan ketat dari raksasa seperti Tokopedia, Lazada, dan Shopee yang dimiliki Alibaba, TikTok masih belum mencapai dominasi sebagai pemain utama di industri ini.

Sebuah laporan menarik dari perusahaan ventura Singapura, Momentum Works, mengungkapkan bahwa Shopee akan menjadi pemain dominan di industri e-commerce Asia Tenggara pada tahun 2022. Dengan hampir setengah dari total nilai barang dagangan e-commerce sebesar US$47,9 miliar, Shopee memimpin pasar. Diikuti oleh Lazada dengan nilai US$20,1 miliar dan Tokopedia dengan nilai US$18,4 miliar.

Sementara itu, TikTok Shop hanya memfasilitasi transaksi senilai US$4,4 miliar. Angka ini memang meningkat $600 dibandingkan tahun 2021. Namun, masih tertinggal jauh dari Shopee.

Langkah investasi TikTok dilakukan di tengah meningkatnya pengawasan dan regulasi atas kekhawatiran bahwa Beijing dapat menggunakan aplikasi ini untuk mengumpulkan data pengguna atau memajukan kepentingannya sendiri.

Meskipun TikTok secara konsisten membantah berbagi data dengan pemerintah Cina dan mengatakan tidak akan melakukannya jika diminta, beberapa negara, termasuk Inggris dan Selandia Baru, telah melarang aplikasi ini pada perangkat milik pemerintah. Didorong oleh faktor geopolitik yang lebih luas.

Meskipun aplikasi ini tidak menghadapi pelarangan secara luas di Asia Tenggara, aplikasi ini telah menjadi sorotan karena kontennya. Indonesia dan Vietnam adalah dua negara yang telah mengumumkan kebijakan tersebut. Pada tahun 2018, Indonesia sempat melarang TikTok karena unggahan yang dianggap mengandung "pornografi, konten yang tidak pantas, dan penistaan agama." Sementara itu, Vietnam mengatakan bahwa konten di platform tersebut mengancam generasi muda dan tradisi negara tersebut, sehingga pemerintah mengumumkan investigasi terhadap TikTok di negara tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

DP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.